Amerika Serikat Batasi Ekspor Chip AI ke China: Ketegangan Teknologi Semakin Memanas

Pemerintah Amerika Serikat kembali memperketat pembatasan ekspor chip AI ke China, menargetkan perusahaan seperti Huawei dan pembeli potensial lainnya. Langkah ini dianggap sebagai upaya memperlambat kemajuan teknologi China, namun juga memicu ketegangan baru di antara dua kekuatan teknologi global.

AITEKNOLOGI

6/20/20252 min read

Amerika Serikat Batasi Ekspor Chip AI ke China: Ketegangan Teknologi Semakin Memanas | NuntiaNews
Amerika Serikat Batasi Ekspor Chip AI ke China: Ketegangan Teknologi Semakin Memanas | NuntiaNews

Pemerintah Amerika Serikat resmi mengumumkan pembatasan tambahan terhadap ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke China, termasuk larangan penggunaan chip buatan China seperti Huawei Ascend dalam sistem AI berbasis Amerika. Kebijakan ini langsung menuai respons keras dari Beijing yang menyebut langkah tersebut sebagai “tindakan diskriminatif” dan “penghambat kemajuan teknologi global.”

Langkah Tegas demi Keamanan Nasional

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Perdagangan AS menyebutkan bahwa pembatasan ini bertujuan untuk “melindungi kepentingan nasional dan mencegah transfer teknologi strategis yang dapat digunakan untuk kepentingan militer asing.” Chip AI, seperti GPU dan NPU mutakhir, telah menjadi bagian penting dalam pengembangan sistem militer, sistem pengawasan, hingga aplikasi komersial canggih.

Pembatasan ini mencakup:

  • Larangan penggunaan chip AI buatan Huawei dalam sistem berbasis cloud di bawah penyedia layanan AS.

  • Pengawasan tambahan terhadap ekspor chip canggih dari perusahaan seperti Nvidia, AMD, dan Intel.

  • Pembatasan transfer software pelatihan model AI ke perusahaan China tertentu.

China Membalas dengan Kecaman

Dalam konferensi pers yang digelar di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menuduh AS menggunakan isu keamanan nasional sebagai kedok untuk melanggengkan dominasi teknologinya. Mereka menekankan bahwa pembatasan ini hanya akan “mempercepat swasembada teknologi China dan memicu retaliasi.”

“AS tidak hanya membatasi ekspor, tetapi juga menghalangi kerja sama lintas negara yang bisa membawa manfaat global,” ujar pihak China.

Dampak terhadap Perusahaan Teknologi Global

Langkah ini memiliki dampak langsung terhadap raksasa teknologi global seperti Nvidia dan AMD yang selama ini menjadi pemasok utama chip AI untuk pasar China. Menurut laporan Bloomberg, pembatasan ekspor bisa menyebabkan kehilangan potensi pendapatan hingga Rp150 triliun per tahun dari sektor pelanggan China saja.

Sementara itu, perusahaan seperti Huawei dan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) di China diprediksi akan mempercepat pengembangan chip lokal untuk menggantikan chip buatan AS. Huawei Ascend, misalnya, telah mencatat pertumbuhan pesat sebagai alternatif domestik, meski masih tertinggal secara teknis dibanding chip Nvidia.

Pasar Saham Terguncang

Pasca pengumuman kebijakan baru ini, saham beberapa perusahaan semikonduktor AS sempat melemah. Nvidia dan AMD turun masing-masing sebesar 3% dan 2% di perdagangan pra-pasar. Namun, analis menyebut pelemahan ini bersifat sementara karena pasar sudah mengantisipasi ketegangan lebih lanjut antara dua negara adidaya ini.

Di sisi lain, indeks saham sektor teknologi di China mengalami reli tipis, didorong oleh optimisme pasar terhadap peningkatan investasi pemerintah dalam sektor semikonduktor lokal.

Strategi Jangka Panjang: AI sebagai Medan Daya Saing Geopolitik

Langkah pembatasan ekspor ini menegaskan kembali bahwa teknologi AI kini menjadi medan utama dalam persaingan geopolitik global. AS tampaknya tidak hanya ingin mempertahankan keunggulan inovasi, tetapi juga mengontrol rantai pasok teknologi dari hulu ke hilir.

Menurut analis teknologi di Eurasia Group, langkah ini juga sejalan dengan upaya AS membentuk aliansi teknologi baru, seperti Chip 4 Alliance, yang melibatkan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Dunia Menuju Polarisasi Teknologi?

Ketegangan terbaru ini menunjukkan bahwa dunia AI semakin terbagi dalam dua kutub besar: Amerika dan sekutunya di satu sisi, dan China di sisi lain. Bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, hal ini menjadi pengingat akan pentingnya strategi nasional dalam penguasaan teknologi AI, baik dari segi infrastruktur, SDM, maupun regulasi.

Berita Lainnya