Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Apa Itu Rug Pull dan Gimana Cara Cegahnya? Jangan Sampai Tertipu Crypto!
Rug pull adalah salah satu penipuan paling populer di dunia Crypto yang bisa bikin investor kehilangan jutaan rupiah dalam hitungan detik. Yuk, pelajari cara mengenalinya dan mencegahnya sebelum terlambat!
CRYPTOEDUKASI
6/9/20253 min read


Di tengah demam investasi aset digital, dari Bitcoin sampai NFT, istilah “rug pull” makin sering terdengar. Meskipun terdengar lucu, rug pull adalah praktik penipuan yang bisa membuat investor kehilangan seluruh modal dalam sekejap.
Dalam dunia yang serba digital dan cepat berubah ini, siapa pun bisa jadi korban—baik pemula yang baru belajar beli token, maupun investor berpengalaman yang terlena janji cuan instan. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu rug pull, bagaimana cara kerjanya, dan yang paling penting: gimana cara mencegahnya.
Apa Itu Rug Pull?
Rug pull secara harfiah berarti “menarik karpet” secara tiba-tiba. Dalam konteks crypto, rug pull merujuk pada tindakan penipuan oleh developer proyek blockchain (biasanya token atau NFT) yang sengaja menciptakan hype palsu, mengumpulkan dana dari investor, lalu kabur membawa semua dana tersebut—meninggalkan investor dengan aset yang tak bernilai.
Biasanya, proyek rug pull dimulai dengan whitepaper keren, desain web profesional, dan janji-janji seperti "cuan 10x", "token masa depan", atau "proyek Web3 revolusioner". Tapi setelah investor ramai membeli, sang developer menarik semua likuiditas dari pool, membuat nilai token turun drastis hingga nyaris nol rupiah.
Jenis-Jenis Rug Pull
Tidak semua rug pull terjadi dengan cara yang sama. Berikut beberapa bentuk umum rug pull:
1. Liquidity Theft (Penarikan Likuiditas)
Developer membuat token baru dan memasukkannya ke decentralized exchange (DEX) seperti PancakeSwap atau Uniswap. Setelah investor ramai membeli, mereka menarik semua pasangan token/ETH (atau token/rupiah digital), meninggalkan token yang tidak bisa ditukar lagi.
2. Dumping Token (Menjual Token Sendiri)
Developer menyimpan mayoritas token, lalu menjualnya massal saat harga naik karena investor lain masuk. Ini menyebabkan harga anjlok drastis—dan biasanya tanpa cara untuk pulih.
3. Manipulasi Kode Pintar (Smart Contract Backdoor)
Beberapa developer menyisipkan kode tersembunyi dalam smart contract yang memungkinkan mereka memanipulasi harga, mencetak token baru seenaknya, atau memblok investor dari menjual token.
Contoh Kasus Rug Pull yang Menghebohkan
Squid Game Token (SQUID) – 2021
Terinspirasi dari serial populer Korea, token ini menarik perhatian global. Harga sempat melonjak dari 1 dolar ke lebih dari 2.800 dolar, sebelum akhirnya developer menghilang dan harga turun ke 0 dalam hitungan menit. Investor kehilangan lebih dari Rp 40 miliar.
Fintoch – 2023
Mengaku berbasis di Singapura, proyek ini menjanjikan pengembalian 1% per hari dari investasi berbasis DeFi. Setelah sukses menarik dana investor global, pengelolanya kabur dengan aset senilai lebih dari Rp 4 triliun.
Kenapa Banyak Orang Terjebak?
Rug pull berhasil bukan hanya karena niat jahat developer, tapi juga karena kurangnya literasi keuangan dan FOMO (fear of missing out) dari para investor. Faktor yang sering membuat orang tertipu:
Janji profit cepat & besar
Kurangnya riset proyek (DYOR)
Desain website & whitepaper yang meyakinkan
Influencer atau KOL yang ikut mempromosikan
Anonimitas tim developer
Gimana Cara Cegahnya? Tips Anti Rug Pull
✅ 1. Periksa Tim Pengembang
Apakah nama developer bisa diverifikasi? Apakah mereka punya rekam jejak di proyek lain? Jika tidak ada profil LinkedIn, Twitter, atau dokumentasi resmi, hati-hati.
✅ 2. Audit Smart Contract
Token yang aman biasanya diaudit oleh pihak ketiga seperti CertiK atau Hacken. Audit bukan jaminan 100%, tapi setidaknya ada lapisan proteksi tambahan.
✅ 3. Cek Likuiditas
Apakah likuiditas token dikunci (locked) di platform seperti Unicrypt? Jika likuiditas bisa ditarik kapan saja oleh developer, itu red flag besar.
✅ 4. Distribusi Token
Lihat di blockchain explorer (seperti BscScan atau Etherscan), apakah ada dompet yang memiliki 90% dari supply? Jika iya, itu tanda manipulasi mudah terjadi.
✅ 5. Jangan Tergoda Hype
Proyek yang terlalu banyak janji dan hype berlebihan biasanya menutupi kekosongan fundamental. Waspadalah dengan token yang “viral” tiba-tiba tanpa penjelasan teknis jelas.
✅ 6. Do Your Own Research (DYOR)
Selalu baca whitepaper, periksa roadmap, tanya komunitas, dan pelajari dari forum-forum seperti Reddit atau Discord sebelum beli token crypto.
Apakah Regulasi Bisa Mencegah Rug Pull di Indonesia?
Saat ini, regulasi aset crypto di Indonesia diatur oleh Bappebti. Namun, karena rug pull sering terjadi di DEX atau sistem desentralisasi yang sulit dilacak, penindakan hukumnya rumit.
Namun demikian, pemerintah telah menekankan perlunya edukasi publik, penerapan syarat keamanan platform, dan kerja sama internasional untuk mencegah kejahatan finansial berbasis crypto.
Di masa depan, Indonesia berencana memperkuat pengawasan melalui lembaga seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan membuat regulasi khusus tentang aset digital dan Web3.
Jangan Sampai Karpetmu Ditarik!
Dunia crypto memang penuh peluang, tapi juga penuh jebakan. Rug pull hanyalah satu dari sekian banyak skema penipuan yang bisa membuat investor kehilangan uang dalam sekejap.
Sebelum kamu tergoda janji manis "cuan dalam semalam", ingat satu hal: kalau terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan, mungkin memang bukan kenyataan.
Investasi cerdas dimulai dari pengetahuan. Jangan malas riset, jangan mudah percaya hype, dan pastikan kamu tahu ke mana uangmu mengalir.
Di dunia tanpa bank sentral dan tanpa penjamin, kamu sendiri adalah garis pertahanan terakhirmu.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.