Apple Masih Tertinggal dalam Persaingan AI

Di tengah gelombang inovasi kecerdasan buatan (AI) yang mendominasi industri teknologi global, Apple justru tampak tertinggal dibandingkan para pesaing utamanya seperti Google, Microsoft, dan OpenAI. Meskipun memiliki kekuatan ekosistem dan loyalitas pengguna, langkah Apple dalam pengembangan AI generatif belum menunjukkan gebrakan besar.

AIPERUSAHAAN

6/1/20252 min read

Apple Masih Tertinggal dalam Persaingan AI | NuntiaNews
Apple Masih Tertinggal dalam Persaingan AI | NuntiaNews

Apple, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, dikenal sebagai pionir inovasi dan desain produk teknologi yang revolusioner. Namun, di tengah booming teknologi kecerdasan buatan generatif (generative AI), Apple justru terlihat lambat dan konservatif dalam mengadopsi serta memasarkan produk berbasis AI, jika dibandingkan dengan para rivalnya seperti Google, Microsoft, Meta, dan perusahaan seperti OpenAI.

Hingga pertengahan 2025, Apple belum merilis asisten AI generatif publik yang dapat menyaingi ChatGPT dari OpenAI, Gemini dari Google, atau Claude dari Anthropic. Bahkan, Siri—yang pernah menjadi pelopor asisten suara digital pada era 2010-an—kini dianggap usang dan tidak berkembang signifikan dalam aspek pemahaman natural language atau interaksi cerdas berbasis konteks.

Langkah Lambat di Era AI

Apple selama ini dikenal dengan pendekatan “slow but sure” dalam mengembangkan teknologi, lebih fokus pada privasi dan integrasi dalam ekosistem. Namun dalam era AI generatif yang berkembang sangat cepat dan disruptif, pendekatan tersebut justru dianggap sebagai penghambat.

Menurut laporan dari The Information dan Bloomberg, Apple masih fokus pada pengembangan internal model bahasa besar (large language model/LLM) bernama "Ajax", yang sejauh ini belum diperkenalkan ke publik. Apple juga dilaporkan tengah mempersiapkan integrasi teknologi AI lebih dalam untuk iOS 18 yang akan diumumkan dalam WWDC 2025, namun belum ada jaminan bahwa fitur tersebut akan menyaingi kapabilitas dari model milik Google atau OpenAI.

Ditekan oleh Investor dan Pasar

Langkah Apple yang tertinggal dalam AI telah memicu kekhawatiran para investor. Kapitalisasi pasar Apple sempat tertinggal dari Microsoft pada kuartal pertama 2025, terutama karena Microsoft menjadi pionir dalam mengintegrasikan Copilot AI ke seluruh lini produknya—termasuk Office, Windows, hingga Azure.

Sementara itu, Apple belum mengumumkan mitra strategis AI setara OpenAI-Microsoft ataupun Google-Anthropic. CEO Apple, Tim Cook, sempat menyatakan bahwa perusahaan “berinvestasi besar” di AI, namun tanpa rincian konkret dan peluncuran produk nyata, kepercayaan pasar masih cenderung menurun.

Analis dari Morgan Stanley bahkan menyebut bahwa "Apple terlalu fokus pada kontrol internal dan kerap menghindari kolaborasi terbuka," yang menjadi kelemahan utama dalam era kolaboratif AI saat ini.

Persaingan Semakin Ketat

Di saat Apple masih mempersiapkan peta jalan AI-nya, para pesaing terus melaju. Google telah menanamkan Gemini di berbagai layanannya seperti Google Docs, Gmail, dan Android. Sementara itu, Meta mengintegrasikan model AI-nya ke Instagram dan WhatsApp, menjadikan AI sebagai fitur standar yang membedakan.

Bahkan perusahaan non-tradisional seperti xAI milik Elon Musk dan perusahaan AI asal China seperti DeepSeek dan Baichuan mulai mencuri perhatian dengan model open-source yang bisa dikustomisasi untuk berbagai industri.

Masa Depan AI Apple

Meski terlambat, Apple bukan tanpa peluang. Kekuatan ekosistem tertutup Apple (iPhone, iPad, Mac, Apple Watch, dan layanan iCloud) masih menjadi aset strategis. Jika Apple dapat mengintegrasikan AI secara mendalam, aman, dan privat ke dalam sistem operasinya, maka mereka masih bisa mengejar ketertinggalan.

Rumor bahwa Apple akan bekerja sama dengan OpenAI atau Anthropic dalam bentuk kemitraan integrasi untuk iOS 18 menjadi harapan tersendiri. Bahkan kabar yang beredar menyebutkan bahwa Apple sedang mempertimbangkan untuk menyematkan model AI generatif ke dalam chip silikon Apple Silicon secara on-device, tanpa koneksi cloud.

Kesimpulan

Apple memang dikenal sebagai perusahaan yang tidak pernah terburu-buru dalam mengejar tren. Namun dalam dunia AI yang sangat cepat dan kompetitif, strategi konservatif bisa berarti kehilangan momentum. Dengan WWDC 2025 yang akan digelar pada bulan Juni ini, dunia akan melihat apakah Apple mampu mengejutkan dan merebut kembali posisi sebagai pemimpin inovasi, atau akan terus tertinggal dalam perlombaan AI.

Berita Lainnya