Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Bank Indonesia Diperkirakan Turunkan Suku Bunga
Bank Indonesia (BI) diprediksi akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) minggu ini, seiring menguatnya rupiah dan inflasi yang tetap terkendali. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan global.
MAKRO EKONOMIBANK
5/20/20253 min read


Jakarta, 20 Mei 2025 — Bank Indonesia (BI) berada di ambang keputusan penting yang dapat mengubah arah kebijakan moneter nasional. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan pada Rabu, 21 Mei 2025, mayoritas analis memprediksi bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dari 5,75% menjadi 5,50%.
Prediksi ini muncul setelah serangkaian data ekonomi menunjukkan bahwa kondisi makro Indonesia cukup stabil, bahkan cenderung menguat, dalam beberapa bulan terakhir. Nilai tukar rupiah menunjukkan tren apresiasi yang cukup signifikan, sementara inflasi tetap berada dalam target sasaran BI. Kedua faktor ini memberikan ruang bagi bank sentral untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tengah tantangan global.
Rupiah Menguat, Inflasi Terkendali
Salah satu pertimbangan utama yang memperkuat prediksi pemangkasan suku bunga adalah penguatan nilai tukar rupiah. Sejak awal April 2025, rupiah telah menguat sekitar 2,4% terhadap dolar Amerika Serikat (AS), didorong oleh masuknya aliran modal asing dan meredanya kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian eksternal, termasuk kebijakan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik.
Di sisi lain, inflasi tetap terkendali dalam kisaran target BI, yakni 1,5%–3,5%. Inflasi inti bahkan menunjukkan tren perlambatan, menandakan bahwa tekanan harga dari sisi permintaan masih relatif lemah. Kondisi ini membuka ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter tanpa memicu risiko lonjakan harga di kemudian hari.
Mayoritas Analis Sepakat: Waktunya Turunkan Bunga
Sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters terhadap 32 ekonom menunjukkan bahwa 20 di antaranya memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga pada pertemuan minggu ini. Sebagian besar analis berpendapat bahwa langkah tersebut merupakan respon logis terhadap membaiknya indikator makroekonomi domestik dan perlunya memperkuat konsumsi serta investasi domestik.
"Penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin akan memberikan sinyal positif kepada pelaku pasar dan dunia usaha bahwa BI siap mendukung pemulihan ekonomi secara lebih agresif," ujar Brian Tan, ekonom senior dari Barclays Asia, dikutip dari Reuters.
Langkah ini juga dipandang sebagai strategi untuk mengimbangi dampak perlambatan global yang berpotensi menekan permintaan ekspor Indonesia. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan pembiayaan sektor riil menjadi lebih murah, mendorong investasi, dan menciptakan lapangan kerja.
Keseimbangan Risiko: Waspada Terhadap Ketidakpastian Global
Meski banyak analis mendukung pelonggaran suku bunga, sejumlah pihak tetap mengingatkan agar BI berhati-hati. Ketidakpastian global masih tinggi, terutama karena kebijakan tarif AS yang diperketat di bawah pemerintahan Trump, serta potensi ketegangan baru di kawasan Asia Timur.
Selain itu, investor global tetap memantau arah kebijakan The Fed yang cenderung masih hawkish. Jika The Fed kembali menaikkan suku bunga, potensi arus modal keluar dari pasar negara berkembang termasuk Indonesia bisa menjadi risiko nyata bagi stabilitas rupiah.
Namun, BI tampaknya cukup percaya diri dengan posisi cadangan devisa yang kuat dan defisit transaksi berjalan yang relatif rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini memberikan perlindungan terhadap volatilitas eksternal dalam jangka pendek hingga menengah.
Dampak Langsung ke Dunia Usaha dan Konsumen
Bagi pelaku usaha, penurunan suku bunga akan menjadi angin segar. Dunia usaha, terutama sektor manufaktur, properti, dan UMKM, dapat menikmati biaya pembiayaan yang lebih murah. Hal ini diperkirakan akan mendorong peningkatan aktivitas investasi dan produksi.
Sementara bagi konsumen, pelonggaran suku bunga berpotensi menurunkan bunga kredit perbankan, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Daya beli masyarakat pun dapat meningkat, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan konsumsi domestik—komponen terbesar dalam PDB Indonesia.
"Jika BI memutuskan untuk memangkas suku bunga, itu akan menjadi kabar baik bagi industri properti yang saat ini masih menghadapi tekanan biaya. Ini bisa jadi momentum pemulihan," ujar Hari Santoso, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengembang Perumahan Nasional (Appernas).
Sinyal Positif untuk Pasar Keuangan
Pasar saham Indonesia menyambut positif sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, dengan sektor perbankan dan properti mencatatkan kenaikan paling signifikan.
Investor asing juga mulai kembali memburu aset berdenominasi rupiah, terutama obligasi pemerintah, karena imbal hasil riil Indonesia masih kompetitif dibandingkan negara berkembang lainnya.
Kesimpulan: Momentum Strategis di Tengah Keseimbangan Baru
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21 Mei 2025 akan menjadi momen krusial dalam menentukan arah kebijakan moneter ke depan. Dengan kondisi eksternal yang relatif stabil, inflasi terkendali, dan penguatan rupiah, pemangkasan suku bunga menjadi langkah yang sangat mungkin—dan sangat ditunggu oleh pelaku ekonomi.
Namun, seperti halnya kebijakan makro lainnya, keputusan ini tidak datang tanpa risiko. Bank Indonesia harus tetap menjaga keseimbangan antara mendukung pertumbuhan dan mempertahankan stabilitas makro. Dunia tengah bergerak dalam ketidakpastian, dan kehati-hatian tetap menjadi prinsip utama.
Jika BI benar-benar memangkas suku bunga, ini akan menandai dimulainya era baru kebijakan moneter yang lebih akomodatif untuk Indonesia di tahun 2025—suatu sinyal bahwa mesin pertumbuhan ekonomi nasional sedang dipanaskan kembali.
Sumber:
Reuters – Bank Indonesia to cut rates on May 21 as rupiah stabilises
[Bloomberg, May 20, 2025 – Indonesia Seen Poised to Cut Rates as Inflation Slows]
[Antara News – BI Projects Growth May Touch 5.5% Despite Global Pressure]
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.