Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Binance Luncurkan Fitur Staking Baru dengan Imbal Hasil Kompetitif
Binance mengumumkan fitur staking terbaru pada platform mereka, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih kompetitif dari aset crypto mereka. Berita ini dilaporkan oleh The Block pada 20 April 2025, menandai langkah baru Binance dalam memperluas layanan di tengah persaingan ketat industri crypto.
CRYPTOTEKNOLOGIPERUSAHAAN
4/20/20254 min read


Dunia crypto kembali diramaikan dengan langkah inovatif dari salah satu bursa terbesar di dunia, Binance. Pada 20 April 2025, The Block melaporkan bahwa Binance resmi meluncurkan fitur staking baru yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam staking aset crypto dengan imbal hasil yang jauh lebih kompetitif dibandingkan sebelumnya. Langkah ini dianggap sebagai strategi Binance untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di tengah persaingan sengit dengan platform lain seperti Coinbase, Kraken, dan berbagai protokol DeFi yang terus berkembang.
Fitur Staking Baru: Apa yang Ditawarkan?
Fitur staking terbaru dari Binance ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan keuntungan maksimal bagi pengguna. Menurut laporan The Block, pengguna kini dapat memanfaatkan aset crypto mereka untuk staking dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan layanan staking sebelumnya di platform ini. Binance memperkenalkan beberapa opsi staking, mulai dari staking fleksibel yang memungkinkan pengguna menarik dana kapan saja, hingga staking terkunci dengan periode tertentu yang menawarkan Annual Percentage Yield (APY) lebih besar.
Binance juga menambahkan dukungan untuk lebih banyak aset crypto dalam fitur ini, termasuk token populer seperti Ethereum (ETH), BNB, Solana (SOL), Cardano (ADA), dan Avalanche (AVAX). Sebagai contoh, laporan tersebut menyebutkan bahwa staking Solana di Binance kini dapat memberikan APY hingga 12%, sementara staking BNB bisa mencapai 15% untuk periode terkunci selama 90 hari. Angka ini jauh lebih kompetitif dibandingkan platform lain yang rata-rata menawarkan APY di kisaran 5-10% untuk aset serupa.
Baca juga Altcoin: Si “Saudara” Bitcoin yang Punya Potensi Besar!
Selain itu, Binance memperkenalkan fitur “auto-restake” yang memungkinkan imbal hasil staking secara otomatis diinvestasikan kembali, sehingga pengguna dapat memanfaatkan efek compounding untuk memaksimalkan keuntungan mereka. Fitur ini sangat cocok bagi investor jangka panjang yang ingin mendapatkan penghasilan pasif tanpa harus repot mengelola portofolio mereka secara manual.
Mengapa Fitur Ini Penting?
Staking telah menjadi salah satu cara paling populer bagi pemilik aset crypto untuk menghasilkan pendapatan pasif. Dengan mekanisme Proof-of-Stake (PoS) yang digunakan oleh banyak blockchain modern, pengguna dapat mengunci aset mereka untuk mendukung operasi jaringan seperti validasi transaksi, dan sebagai imbalannya, mereka menerima reward dalam bentuk token tambahan. Binance, yang telah lama menawarkan layanan staking melalui Binance Earn, kini mengambil langkah lebih jauh dengan fitur ini untuk menarik lebih banyak pengguna, baik pemula maupun investor berpengalaman.
Menurut data dari CryptoSlate, nilai total aset yang di-stake di seluruh jaringan PoS global diperkirakan mencapai lebih dari $300 miliar pada awal 2025. Dengan peluncuran fitur baru ini, Binance berpotensi menarik sebagian besar dari nilai tersebut ke platform mereka, terutama karena imbal hasil yang kompetitif dan reputasi mereka sebagai salah satu bursa paling tepercaya di dunia.
Baca juga 💡 Apa Itu DeFi? Dan Kenapa Bisa Mengubah Sistem Keuangan Global?
Fitur ini juga datang pada waktu yang tepat. Berdasarkan laporan sebelumnya dari The Block, Binance telah aktif memperluas layanan mereka di sektor staking, termasuk investasi $1 juta pada platform staking Bitcoin bernama Lombard Finance pada Oktober 2024. Langkah tersebut menunjukkan fokus Binance untuk mendiversifikasi layanan staking mereka, tidak hanya terbatas pada aset PoS tradisional, tetapi juga mencakup inovasi seperti liquid staking untuk Bitcoin. Peluncuran fitur terbaru ini seolah menjadi kelanjutan dari strategi tersebut, dengan tujuan memperkuat ekosistem staking mereka.
Respon Pasar dan Pengguna
Peluncuran fitur ini langsung mendapat sorotan dari komunitas crypto. Banyak pengguna di platform X menyambut baik langkah Binance ini, dengan beberapa di antaranya menyebutkan bahwa APY yang ditawarkan sangat kompetitif dibandingkan dengan platform lain seperti Lido atau Coinbase. Salah satu pengguna menulis, “Binance benar-benar serius dengan staking. APY 15% untuk BNB itu gila, saya langsung ikut!” Namun, ada juga kekhawatiran dari sebagian komunitas terkait risiko sentralisasi, mengingat Binance sebagai entitas terpusat memiliki kendali besar atas aset yang di-stake.
Para analis industri juga memberikan pandangan positif. Seorang analis dari ZebPay menyatakan bahwa langkah Binance ini dapat mendorong adopsi staking di kalangan investor ritel, terutama di wilayah seperti Sub-Saharan Africa dan Amerika Latin, di mana minat terhadap DeFi dan staking terus meningkat. “Dengan imbal hasil yang lebih tinggi dan kemudahan akses, Binance bisa menjadi katalis besar untuk pertumbuhan staking di pasar global,” ujarnya.
Baca juga 🌐 5 Negara Paling Aktif dalam Regulasi Crypto 2025: Sorotan Global
Namun, tidak semua tanggapan sepenuhnya positif. Beberapa pihak mengingatkan bahwa staking di platform terpusat seperti Binance memiliki risiko tertentu, seperti potensi peretasan atau masalah regulasi. Sejarah Binance yang sempat menghadapi tekanan dari regulator di beberapa negara seperti Inggris, Jepang, dan Jerman pada tahun-tahun sebelumnya menjadi catatan penting bagi pengguna yang ingin memanfaatkan fitur ini.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun fitur staking baru ini menjanjikan, Binance harus menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah persaingan dengan protokol DeFi seperti Lido dan Rocket Pool, yang menawarkan staking terdesentralisasi dengan tingkat keamanan dan transparansi yang lebih tinggi. Selain itu, Binance juga perlu memastikan bahwa infrastruktur mereka mampu menangani lonjakan pengguna yang ingin memanfaatkan fitur ini, terutama mengingat sejarah jaringan Ethereum yang sering mengalami kemacetan saat lalu lintas tinggi.
Di sisi lain, peluang yang dimiliki Binance sangat besar. Dengan lebih dari 250 juta pengguna global pada 2025, Binance memiliki basis pengguna yang sangat luas untuk memasarkan fitur ini. Selain itu, integrasi dengan ekosistem BNB Chain—yang dikenal dengan kecepatan tinggi dan biaya rendah—memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan platform lain. BNB Chain sendiri telah menjadi salah satu blockchain terdepan dalam hal adopsi DeFi, dengan lebih dari 5.000 dApps yang beroperasi di jaringannya hingga Oktober 2024.
Baca juga Kenapa Crypto Tidak Bisa Dipalsukan? Ini Alasannya!
Prediksi dan Dampak Jangka Panjang
Para ahli memperkirakan bahwa peluncuran fitur staking ini dapat meningkatkan total nilai terkunci (TVL) di ekosistem Binance secara signifikan. Seorang analis dari The Block memperkirakan bahwa TVL Binance di sektor staking bisa melonjak hingga $10 miliar dalam enam bulan ke depan, terutama jika mereka terus menambahkan aset baru dan meningkatkan APY yang ditawarkan.
Dampak jangka panjang dari fitur ini juga bisa meluas ke adopsi crypto secara keseluruhan. Dengan menawarkan cara yang mudah dan menguntungkan untuk menghasilkan pendapatan pasif, Binance dapat menarik lebih banyak pengguna baru ke dunia crypto, terutama mereka yang sebelumnya ragu untuk berinvestasi karena volatilitas pasar. Selain itu, langkah ini juga dapat mendorong blockchain lain untuk meningkatkan mekanisme staking mereka, menciptakan efek domino yang menguntungkan seluruh industri.
Baca juga Stablecoin: Jembatan Dunia Nyata & Crypto
Penutup
Peluncuran fitur staking baru oleh Binance, sebagaimana dilaporkan oleh The Block pada 20 April 2025, menandai babak baru dalam persaingan di industri crypto. Dengan imbal hasil yang kompetitif, dukungan untuk berbagai aset, dan kemudahan akses, fitur ini berpotensi mengubah cara investor ritel dan institusional memandang staking. Namun, Binance harus tetap waspada terhadap risiko yang ada, baik dari sisi teknis maupun regulasi, untuk memastikan keberlanjutan layanan ini.
Bagi para pengguna yang tertarik untuk memanfaatkan fitur ini, penting untuk melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang terlibat. Staking memang menawarkan peluang untuk penghasilan pasif, tetapi seperti semua investasi di dunia crypto, tidak ada jaminan keuntungan. Dengan langkah ini, Binance sekali lagi membuktikan bahwa mereka tetap menjadi pemain utama dalam inovasi crypto, dan dunia kini menantikan bagaimana fitur ini akan membentuk masa depan staking.
Catatan:
Artikel ini disusun berdasarkan informasi yang dilaporkan oleh The Block pada 20 April 2025, serta data tambahan dari sumber seperti CryptoSlate, ZebPay, dan Forbes terkait tren staking dan ekosistem Binance.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.