Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
BlueRedGold: Robotik di Industri Agritech yang Mengubah Masa Depan Pertanian
Startup BlueRedGold tampil sebagai pionir dalam mengintegrasikan teknologi robotik canggih ke dalam sektor agrikultur. Dengan robot-robot pemetik buah berbasis visi komputer dan kecerdasan buatan, BlueRedGold menjawab tantangan tenaga kerja di industri pertanian dan membuka era baru agritech yang efisien, presisi, dan berkelanjutan.
ROBOTTEKNOLOGI
6/18/20253 min read


Dalam dekade terakhir, sektor pertanian menghadapi tantangan besar: kekurangan tenaga kerja, perubahan iklim, dan tekanan untuk meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan. Di tengah semua itu, muncul satu nama yang mulai menyita perhatian dunia: BlueRedGold.
Startup berbasis di California ini menawarkan solusi robotik cerdas untuk industri agrikultur, khususnya dalam kegiatan panen buah-buahan. Dengan kombinasi robot otonom, visi komputer, dan kecerdasan buatan (AI), BlueRedGold memperkenalkan cara baru dalam bertani — efisien, presisi, dan otomatis.
Mengenal Robot Pemetik Cerdas BlueRedGold
Salah satu inovasi unggulan mereka adalah robot pemetik apel dan stroberi yang dilengkapi dengan sistem kamera 3D, lengan robot fleksibel, serta algoritma pengenalan warna dan tekstur buah. Robot ini mampu:
Mengidentifikasi buah matang dengan akurasi tinggi berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran
Memetik buah dengan lembut agar tidak merusak kulit atau jaringan buah
Beroperasi siang dan malam berkat sensor pencahayaan adaptif
Belajar dari lingkungan menggunakan machine learning agar lebih cepat beradaptasi di ladang yang berbeda
Robot-robot ini telah diuji coba di berbagai kebun buah di California dan Australia, dengan hasil yang mengesankan: produktivitas meningkat hingga 40%, dan kerusakan buah pasca-panen menurun lebih dari 60%.
Mengisi Kekosongan Tenaga Kerja Pertanian
Di banyak negara maju, pekerjaan di sektor pertanian seringkali tidak menarik bagi generasi muda karena sifatnya yang berat, musiman, dan berisiko. Akibatnya, kekurangan tenaga kerja menjadi krisis tersendiri yang berdampak pada hasil panen.
CEO BlueRedGold, Clara Menendez, menyatakan bahwa teknologi mereka bukan untuk menggantikan petani, melainkan untuk mengisi celah yang saat ini sulit dipenuhi manusia.
“Bayangkan robot kami seperti asisten petani digital. Mereka tidak lelah, tidak terkena panas, dan bekerja konsisten. Petani tetap menjadi pengambil keputusan, robot hanya alat bantu yang memperkuat produktivitas,” ujar Clara dalam wawancara dengan AgriTech News pada 17 Juni 2025.
Potensi Pasar Agritech Bernilai Triliunan Rupiah
Menurut laporan dari AgFunder, pasar teknologi agrikultur global diproyeksikan mencapai lebih dari US$30 miliar (sekitar Rp480 triliun) pada 2030. Dari angka itu, sekitar 20% dialokasikan untuk otomasi dan robotik pertanian.
BlueRedGold telah mendapatkan pendanaan seri B sebesar US$75 juta (sekitar Rp1,2 triliun) dari sejumlah investor besar seperti AgTech Partners, Future Farm Capital, dan Soft Robotics Ventures. Pendanaan ini digunakan untuk:
Ekspansi ke Amerika Latin dan Asia Tenggara
Peningkatan riset dan pengembangan (R&D)
Produksi massal robot generasi ke-3 yang lebih murah dan ringan
Dampak Positif bagi Petani Skala Kecil
Salah satu kritik terhadap teknologi agritech adalah keterbatasan akses bagi petani kecil karena harga yang mahal. BlueRedGold mencoba menjawab hal ini dengan model sewa per musim panen dan kemitraan koperasi petani.
Di Indonesia, model seperti ini bisa sangat cocok untuk petani stroberi di Lembang atau petani apel di Batu, Jawa Timur. Dengan pola sewa berbasis hasil panen, petani tidak perlu mengeluarkan modal besar di awal.
Bahkan BlueRedGold dikabarkan tengah menjajaki kerja sama dengan Balai Penelitian Pertanian di Yogyakarta dan kampus pertanian IPB untuk melakukan studi kelayakan lokal.
Kolaborasi Global: BlueRedGold & Asia
Menariknya, BlueRedGold juga menggandeng mitra manufaktur robot dari China untuk mempercepat produksi komponen murah tanpa mengorbankan kualitas. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan memproduksi versi robot agrikultur yang lebih ringan, hemat daya, dan mudah dibongkar-pasang.
Langkah strategis ini bukan hanya menekan biaya produksi, tapi juga membuka pasar baru di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Robot Bertani, Manusia Berinovasi
Alih-alih menggeser peran manusia, BlueRedGold menunjukkan bahwa masa depan pertanian adalah kolaboratif. Petani bukan lagi sekadar pekerja lapangan, melainkan pengelola data, analis hasil panen, dan inovator lokal.
Robot bekerja di ladang, manusia mengatur strategi, membaca data visual, dan memutuskan langkah optimal. Ini adalah simbiosis modern antara alam dan mesin.
“Teknologi pertanian tidak akan berhasil jika tidak berpihak pada kesejahteraan petani. Visi kami adalah pertanian yang adil, cerdas, dan berkelanjutan,” tegas Clara.
Masa Depan: Dari Robot Pemetik ke Robot Penanam & Pemupukan Presisi
BlueRedGold tidak berhenti di robot pemetik saja. Mereka sedang mengembangkan prototipe robot penanam benih otomatis, serta sistem pemupukan presisi berbasis drone terintegrasi AI yang bisa menyemprot pupuk hanya di titik yang dibutuhkan.
Tujuannya adalah menciptakan siklus pertanian otonom penuh, dari penanaman, perawatan, hingga panen — semua dilakukan oleh sistem robotik dan dikendalikan oleh manusia melalui dashboard digital.
Indonesia Siap Menyambut Agritech Canggih
Dengan semakin tingginya tekanan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan efisiensi pertanian nasional, Indonesia perlu beradaptasi cepat terhadap teknologi seperti yang dikembangkan oleh BlueRedGold.
Pemerintah dan sektor swasta bisa:
Mendorong inkubator startup agritech lokal
Mengimpor teknologi dan menyesuaikan dengan kondisi tropis
Melatih petani muda agar melek teknologi
Mengadopsi model koperasi digital pertanian berbasis robot
Era Baru, Lahan Lama, Cara Cerdas
BlueRedGold membuktikan bahwa robot bukan ancaman bagi pertanian, melainkan harapan baru di tengah tantangan global. Dengan teknologi yang makin terjangkau, kolaboratif, dan adaptif, masa depan pertanian bisa lebih hijau, efisien, dan menguntungkan — bukan hanya bagi perusahaan besar, tapi juga petani kecil di desa-desa seluruh dunia.
Jika masa depan pertanian adalah digital, maka BlueRedGold sedang membajak sawah dengan prosesor, bukan bajak kayu.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.