Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
China Dorong Pertumbuhan Lewat Konsumsi Domestik, Dunia Menanti Dampaknya
Perdana Menteri China, Li Qiang, menyatakan bahwa perekonomian negaranya kini berfokus pada penguatan konsumsi domestik untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang. Langkah ini dinilai sebagai respons atas melambatnya permintaan ekspor global dan dinamika geopolitik dunia. Pasar global menyambut positif strategi baru tersebut.
MAKRO EKONOMI
6/26/20253 min read


Beijing, 26 Juni 2025 – Pemerintah China resmi menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan konsumsi domestik sebagai tulang punggung baru pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam forum ekonomi tahunan di Shanghai, Perdana Menteri Li Qiang menegaskan bahwa transformasi ekonomi dari bergantung pada ekspor menuju permintaan dalam negeri menjadi strategi utama menghadapi tantangan ekonomi global.
Pernyataan ini muncul di tengah kondisi global yang masih tertekan akibat konflik geopolitik, risiko resesi di Eropa, serta ketidakpastian kebijakan moneter di Amerika Serikat.
“Kita telah mencapai fondasi industri dan infrastruktur yang kokoh. Sekarang saatnya menyalakan mesin konsumsi dalam negeri sebagai pendorong utama pertumbuhan ke depan,” ujar Li Qiang di hadapan para pelaku usaha dan investor asing.
🧾 Transisi Ekonomi yang Tertunda
Transformasi struktur ekonomi China bukanlah hal baru. Sejak satu dekade lalu, Beijing telah menyusun rencana "dual circulation"—di mana konsumsi domestik diperkuat, sembari menjaga daya saing ekspor.
Namun, implementasinya kerap tertunda akibat perlambatan ekonomi global, pandemi COVID-19, serta perang dagang dengan Amerika Serikat. Kini, tekanan global yang semakin nyata—termasuk fluktuasi nilai tukar dolar AS dan melemahnya permintaan dari Eropa—memaksa pemerintah China untuk mengambil langkah lebih konkret.
🛍️ Insentif untuk Konsumen & UMKM
Untuk mendongkrak konsumsi, pemerintah China menyiapkan paket kebijakan:
Subsidi pembelian produk rumah tangga seperti kendaraan listrik, alat elektronik, dan peralatan rumah tangga.
Stimulus untuk UMKM yang memproduksi barang konsumsi domestik.
Peningkatan kredit perumahan dan pinjaman pendidikan.
Kebijakan pajak yang lebih lunak bagi pelaku usaha ritel dan e-commerce lokal.
Dengan porsi konsumsi domestik yang baru menyumbang 38% terhadap PDB—dibanding 67% di Amerika Serikat dan 55% di Indonesia—China dinilai memiliki potensi besar untuk memperluas daya beli masyarakatnya.
📊 Dampak ke Ekonomi Global
Langkah China ini disambut positif oleh pasar keuangan global. Harga saham ritel dan konsumer China di indeks Hang Seng naik lebih dari 3% setelah pengumuman. Investor menilai bahwa orientasi ke dalam akan menciptakan stabilitas dan mengurangi ketergantungan China terhadap gejolak ekspor dan geopolitik luar negeri.
Selain itu, perusahaan global yang memiliki lini bisnis di China juga ikut terdorong. Misalnya, produsen mobil asal Jerman, Jepang, dan Korea Selatan—yang menjadikan China sebagai pasar terbesar mereka—berpotensi meraup manfaat dari gelombang konsumsi baru ini.
🏦 Risiko & Tantangan
Meski menjanjikan, strategi ini tidak tanpa tantangan. Beberapa hal yang menjadi sorotan analis:
Tingkat tabungan masyarakat China masih tinggi, menunjukkan resistensi terhadap konsumsi akibat ketidakpastian ekonomi pasca-pandemi.
Tingginya pengangguran di kalangan muda bisa menghambat pertumbuhan konsumsi.
Pelemahan sektor properti berdampak pada kekayaan rumah tangga, yang selama ini menjadi sumber konsumsi utama.
Menurut analis di Morgan Stanley Asia, "Pemerintah China harus memastikan stabilitas sektor finansial dan lapangan kerja agar strategi ini sukses. Tanpa jaminan masa depan, masyarakat cenderung tetap menabung daripada membelanjakan."
💬 Reaksi Internasional
Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, memandang kebijakan ini sebagai peluang untuk meningkatkan ekspor produk konsumsi seperti makanan, produk agrikultur, hingga produk kecantikan ke China.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), "Jika konsumsi China naik, kita harus sigap memperluas pangsa ekspor. China bukan hanya pasar manufaktur, tapi juga pasar konsumsi yang sangat besar."
🔭 Arah ke Depan: Dunia Menanti Langkah Lanjutan
Investor global kini menanti seberapa jauh komitmen China direalisasikan dalam bentuk belanja fiskal dan stimulus ke masyarakat. Data konsumsi kuartal III 2025 menjadi indikator kunci keberhasilan strategi ini.
Beberapa hal yang perlu diamati dalam waktu dekat:
Besaran stimulus fiskal tambahan untuk sektor konsumsi.
Paket reformasi sistem jaminan sosial untuk mendorong masyarakat agar lebih berani membelanjakan pendapatan.
Rilis data penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen bulan Juli–Agustus 2025.
🧭 Kesimpulan
Langkah China beralih dari model pertumbuhan berbasis ekspor ke konsumsi domestik adalah tonggak penting dalam transformasi ekonomi global. Jika strategi ini berhasil, maka bukan hanya ekonomi China yang stabil, tetapi juga dunia akan memiliki "mesin pertumbuhan" baru yang lebih berkelanjutan dan terdiversifikasi.
Dalam dunia yang kian multipolar dan penuh ketidakpastian, arah baru ini memberi secercah harapan: bahwa kekuatan ekonomi bukan hanya soal produksi besar-besaran untuk dunia, tetapi juga kemampuan untuk memutar roda ekonomi di dalam negeri sendiri.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.