China Tingkatkan Pengembangan AI: Fokus pada Chip dan Software

Presiden Xi Jinping mengumumkan dorongan besar-besaran untuk inovasi AI, dengan investasi besar dalam chip dan software untuk menjadikan China pemimpin teknologi global.

AITEKNOLOGI

4/28/20253 min read

China Tingkatkan Pengembangan AI: Fokus pada Chip dan Software | NuntiaNews
China Tingkatkan Pengembangan AI: Fokus pada Chip dan Software | NuntiaNews

Pada 28 April 2025, dunia teknologi dikejutkan oleh pernyataan tegas dari Presiden China, Xi Jinping, yang menegaskan komitmen negaranya untuk mempercepat pengembangan kecerdasan buatan (AI). Dalam pidato yang disiarkan secara luas, Xi menyoroti dua pilar utama strategi ini: inovasi chip dan pengembangan software canggih. Langkah ini bukan hanya sekadar respons terhadap persaingan global, tetapi juga sinyal kuat bahwa China bertekad untuk mendominasi lanskap teknologi masa depan.

Di tengah perlombaan global untuk supremasi AI, China telah menunjukkan ambisi yang tak tertandingi. Dengan perusahaan seperti DeepSeek, Alibaba, dan ByteDance yang sudah mengguncang pasar internasional, pengumuman ini menambah bahan bakar pada mesin inovasi teknologi China. Namun, apa arti dorongan ini bagi pasar global, dan bagaimana China berencana mewujudkan visinya?

Fakta Penting: DeepSeek, startup AI China, melampaui ChatGPT sebagai aplikasi AI gratis paling banyak diunduh di Apple AppStore AS pada Januari 2025, menandakan kebangkitan AI China di panggung global.

Chip: Jantungan Ekosistem AI

Salah satu fokus utama China adalah pengembangan chip AI yang mampu menyaingi produk dari raksasa seperti Nvidia dan AMD. Selama bertahun-tahun, ketergantungan pada chip impor telah menjadi kelemahan strategis bagi China, terutama di tengah pembatasan ekspor teknologi dari Amerika Serikat. Xi Jinping menegaskan bahwa kemandirian dalam teknologi semikonduktor adalah prioritas nasional.

Perusahaan seperti Huawei dan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) telah menerima investasi besar untuk mempercepat produksi chip domestik. Huawei, misalnya, telah meluncurkan chip AI Ascend yang digunakan untuk melatih model bahasa besar seperti yang dikembangkan oleh DeepSeek dan Alibaba. Sementara itu, startup seperti Biren Technology dan Moore Threads fokus pada pengembangan GPU khusus AI yang dapat bersaing dengan Nvidia A100 dan H100.

Langkah ini bukan tanpa tantangan. Pembatasan teknologi Barat masih membatasi akses China ke peralatan litografi canggih, seperti mesin EUV dari ASML. Namun, China sedang mengembangkan solusi alternatif, termasuk teknologi litografi berbasis laser dan pendekatan berbasis AI untuk mengoptimalkan desain chip. Dengan kata lain, China tidak hanya berusaha mengejar ketinggalan, tetapi juga menciptakan jalur sendiri dalam perlombaan semikonduktor.

Baca juga Berita AI Lainnya DISINI

Software: Otak di Balik AI

Selain chip, Xi Jinping menekankan pentingnya software AI yang inovatif. China telah menjadi rumah bagi beberapa model bahasa besar (LLM) paling canggih di dunia, seperti Qwen 2.5-Max dari Alibaba dan Reka dari DeepSeek. Model-model ini tidak hanya bersaing dengan ChatGPT dan Gemini dari Google, tetapi juga menawarkan efisiensi komputasi yang mengesankan, sebagaimana yang pernah disoroti oleh CEO Microsoft, Satya Nadella.

Pemerintah China sedang mendorong pengembangan ekosistem software open-source untuk AI, mirip dengan apa yang dilakukan oleh komunitas global melalui proyek seperti PyTorch dan TensorFlow. Inisiatif ini bertujuan untuk menarik talenta global dan mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat. Selain itu, China berinvestasi dalam pengembangan framework AI yang dioptimalkan untuk chip domestik, memastikan sinergi antara hardware dan software.

Salah satu contoh nyata adalah platform AI Doubao dari ByteDance, yang digunakan untuk berbagai aplikasi, mulai dari asisten virtual hingga analitik bisnis. Dengan basis pengguna yang besar dari aplikasi seperti TikTok, ByteDance memiliki keunggulan dalam mengumpulkan data untuk melatih model AI yang lebih cerdas dan responsif.

Catatan Penting: Investasi China dalam AI mencakup pendanaan untuk universitas dan program pelatihan talenta, dengan target melatih 1 juta insinyur AI dalam lima tahun ke depan.

Baca juga Berita Edukasi Lainnya DISINI

Dampak Global dan Persaingan

Dorongan China dalam pengembangan AI memiliki implikasi besar bagi pasar global. Pada Januari 2025, keberhasilan DeepSeek menyebabkan penurunan saham perusahaan teknologi AS, termasuk Nvidia, karena investor khawatir akan meningkatnya persaingan. Dengan fokus baru pada chip dan software, China berpotensi mengubah dinamika pasar, menawarkan solusi AI yang lebih hemat biaya dan dapat diakses oleh negara-negara berkembang.

Namun, persaingan ini juga memicu kekhawatiran. Beberapa analis Barat, termasuk Satya Nadella, memperingatkan bahwa efisiensi AI China dapat mengguncang dominasi teknologi AS. Di sisi lain, China harus menghadapi tantangan internal, seperti regulasi ketat terhadap data dan kebebasan inovasi, yang dapat menghambat kemajuan.

Baca juga Berita Menarik Lainnya DISINI

Masa Depan AI China

Dengan investasi yang diperkirakan mencapai ratusan miliar dolar dalam dekade mendatang, China sedang membangun fondasi untuk menjadi pemimpin AI global. Fokus pada chip dan software menunjukkan pendekatan holistik yang menggabungkan inovasi teknologi dengan strategi geopolitik. Bagi Xi Jinping, AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kekuatan nasional dan pengaruh global.

Bagi dunia, langkah China ini adalah pengingat bahwa perlombaan AI jauh dari selesai. Dari Silicon Valley hingga Shenzhen, para inovator berlomba untuk mendefinisikan masa depan. Pertanyaannya sekarang adalah: akankah China berhasil mewujudkan visinya, atau akankah tantangan global menghalangi ambisinya? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti—dunia sedang menyaksikan babak baru dalam revolusi AI.

Berita Lainnya