Dampak Tarif AS terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperingatkan bahwa kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 0,5%. Pemerintah Indonesia kini tengah mempersiapkan strategi untuk memitigasi dampak ini, termasuk deregulasi dan reformasi fiskal.
MAKRO EKONOMI


Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan rencana penerapan tarif tambahan pada barang-barang manufaktur dari berbagai negara Asia sebagai bagian dari strategi proteksionis ekonomi dan dorongan relokasi industri manufaktur kembali ke wilayah domestik. Meskipun fokus utama tarif ini ditujukan kepada Tiongkok, negara-negara berkembang lain di kawasan Asia Tenggara — termasuk Indonesia — turut terdampak oleh efek domino.
Nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada tahun 2024 mencapai USD 23,6 miliar, dengan sektor-sektor utama meliputi tekstil, elektronik, otomotif, dan alas kaki. Imposisi tarif baru yang menyentuh beberapa komoditas unggulan tersebut jelas mengganggu struktur perdagangan bilateral kedua negara.
Baca juga Outlook Ekonomi Indonesia April 2025: Peluang dan Tantangan Ditengah Dinamika Global
Analisis Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Menurut estimasi awal dari Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 5,2%, namun ketidakpastian global dan tekanan dari tarif AS berpotensi mengurangi capaian tersebut.
“Jika tarif mulai berlaku, maka bukan hanya nilai ekspor kita yang berkurang, tetapi juga akan menekan aktivitas industri, menyumbang pengangguran, dan mengganggu rantai pasok,” tambah Sri Mulyani.
Dampak ini diprediksi akan paling terasa pada sektor manufaktur padat karya seperti garmen dan elektronik, yang sangat bergantung pada pasar ekspor ke AS.
Baca juga Konflik Dagang AS-Tiongkok Ganggu Perdagangan Senilai $582 Miliar
Langkah Strategis Pemerintah Indonesia
Dalam rangka memitigasi risiko ini, pemerintah Indonesia telah menyusun beberapa kebijakan strategis yang akan diterapkan dalam jangka pendek hingga menengah:
Deregulasi dan Reformasi Perizinan
Pemerintah akan memangkas hambatan birokrasi bagi investor lokal dan asing untuk memperkuat basis industri domestik.Pajak dan Insentif Investasi
Insentif fiskal seperti pengurangan pajak penghasilan untuk industri ekspor dan pembebasan bea masuk bahan baku sedang dikaji.Diversifikasi Pasar Ekspor
Indonesia akan memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara Asia lainnya, serta mempercepat perjanjian dagang bilateral seperti dengan Uni Eropa dan Timur Tengah.Stabilisasi Kurs Rupiah dan Inflasi
Melalui koordinasi dengan Bank Indonesia, pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar dan daya beli masyarakat agar konsumsi domestik tetap kuat.
Baca juga Pasar Global Tahan Napas: Data Inflasi AS Minggu Ini Jadi Kunci Arah Kebijakan The Fed
Respons Pasar dan Dunia Usaha
Pelaku industri dan dunia usaha menyambut baik respons cepat pemerintah, namun menekankan pentingnya implementasi yang konkret dan cepat.
“Jika tarif AS berlaku dan ekspor terganggu, kita bisa menghadapi pemutusan hubungan kerja massal di sektor-sektor strategis. Kita butuh aksi nyata, bukan hanya janji,” kata Roy Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO).
Konteks Global dan Proyeksi Jangka Panjang
Konflik dagang ini bukanlah hal baru, namun tekanan ekonomi global yang kini ditambah oleh ketegangan geopolitik dan penurunan permintaan global membuat tantangannya menjadi lebih kompleks. Beberapa ekonom memproyeksikan bahwa jika eskalasi tarif terus berlanjut hingga 2026, Indonesia bisa kehilangan hingga USD 4 miliar dalam nilai ekspor ke AS setiap tahunnya.
Namun, sebagian pakar melihat peluang: situasi ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat ekonomi domestik, meningkatkan ketahanan industri lokal, serta mempercepat transformasi digital dan hilirisasi sektor sumber daya alam.
Kesimpulan
Konflik tarif antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia menempatkan Indonesia dalam posisi yang menantang. Namun, dengan respons kebijakan yang cepat dan komprehensif, pemerintah berharap dapat mengurangi dampak negatif dan sekaligus memperkuat pondasi ekonomi jangka panjang.
Pemerintah juga mengajak dunia usaha, pekerja, dan masyarakat luas untuk bersinergi dalam menghadapi tantangan global ini dengan optimisme dan kerja nyata.
Sumber:
Reuters: U.S. tariffs may cut Indonesia growth by up to 0.5 percentage points, minister says
World Bank Macro Outlook, Q2 2025
Data Ekspor BKPM, 2024
Kementerian Keuangan Indonesia