Dua Pelaku Pembajakan Crypto Didakwa di New York

Dua pria di New York didakwa melakukan penculikan dan penyiksaan brutal selama tiga minggu untuk memaksa korban menyerahkan akses ke aset crypto senilai jutaan dolar. Kasus ini menjadi peringatan keras tentang sisi gelap dunia crypto yang masih kurang regulasi dan penuh risiko fisik.

CRYPTO

6/12/20252 min read

Dua Pelaku Pembajakan Crypto Didakwa di New York | NuntiaNews
Dua Pelaku Pembajakan Crypto Didakwa di New York | NuntiaNews

Dunia crypto kembali terguncang, bukan karena volatilitas pasar atau rilis teknologi baru, tetapi akibat kejahatan mengerikan yang menodai citra industri ini. John Woeltz (37) dan William Duplessie (33) didakwa di pengadilan federal Manhattan atas penculikan dan penyiksaan selama lebih dari tiga minggu terhadap seorang pria yang mereka kenal, dalam upaya untuk mendapatkan akses ke dompet crypto milik korban.

Peristiwa ini terjadi di sebuah apartemen mewah di kawasan SoHo, New York, dan melibatkan kekerasan fisik, penyekapan, serta ancaman pembakaran dengan alkohol. Motif utama kejahatan tersebut adalah aset crypto yang diyakini bernilai jutaan dolar AS.

Detail Kejahatan yang Membuat Merinding

Menurut keterangan jaksa, kedua terdakwa menculik korban pada awal Mei 2025, lalu menyekapnya secara brutal di apartemen. Mereka berupaya memperoleh password dan kunci pribadi dompet digital korban, menggunakan berbagai metode penyiksaan, termasuk menyiram tubuh korban dengan alkohol dan mengancam akan membakarnya jika tidak mengungkapkan sandi ke aset digital tersebut.

Korban akhirnya berhasil melarikan diri setelah berminggu-minggu dalam kurungan, dalam keadaan fisik dan psikologis yang sangat trauma. Dia kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian, yang langsung bergerak melakukan penangkapan terhadap pelaku.

Aset Crypto Jadi Target Kriminal

Kejahatan ini menggarisbawahi salah satu tantangan utama di dunia crypto: aset yang tidak terlindungi oleh lembaga keuangan formal, namun memiliki nilai yang sangat tinggi, bisa menjadi incaran pelaku kriminal. Tanpa keterlibatan bank, asuransi, atau otoritas keuangan, crypto masih sangat bergantung pada sistem keamanan pribadi yang bisa saja ditembus dengan kekerasan fisik.

Jaksa Federal Damian Williams menyatakan dalam konferensi pers:

“Crypto seharusnya menjadi alat kebebasan dan inovasi, tetapi kasus ini menunjukkan bagaimana ia bisa menjadi pemicu kekerasan dan kejahatan apabila berada di tangan yang salah.”

Jejak Digital yang Jadi Bukti

Meskipun pelaku tidak berhasil mengakses dompet crypto korban secara penuh, penyelidikan forensik digital menunjukkan upaya login, jejak transaksi, dan percakapan yang memberatkan kedua terdakwa. Bukti video dari kamera apartemen dan rekaman suara dari tetangga turut memperkuat kasus ini.

FBI dan Divisi Cybercrime NYPD bekerja sama dalam pengumpulan bukti. Menurut laporan resmi, mereka menemukan juga bahwa salah satu pelaku telah mencoba memindahkan sebagian kecil aset crypto korban ke dompet pihak ketiga, namun transaksi diblokir karena prosedur autentikasi ganda.

Ancaman Hukum dan Pesan untuk Komunitas Crypto

Jika terbukti bersalah, Woeltz dan Duplessie bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan penculikan, percobaan pembunuhan, dan pencurian digital. Proses persidangan dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juni 2025, dan diperkirakan akan menarik perhatian luas media global, terutama komunitas investor crypto dan pengamat regulasi digital.

Para ahli keamanan digital mengingatkan bahwa insiden ini bukan satu-satunya kasus kekerasan yang berhubungan dengan crypto. Perlindungan fisik terhadap pemilik wallet pribadi menjadi isu baru yang harus diperhatikan, terutama oleh individu dengan aset crypto bernilai besar.

“Anda bisa memiliki cold wallet terbaik di dunia, tetapi jika seseorang menodong Anda secara fisik, tidak ada hardware wallet yang bisa melindungi Anda,” kata Rachel Lim, pakar keamanan digital dari MIT.

Dampak Jangka Panjang: Regulasi, Keamanan, dan Etika

Kasus ini berpotensi menjadi momentum baru dalam diskusi tentang regulasi crypto dan perlindungan pengguna. Komunitas dan regulator kini semakin menyadari bahwa keamanan digital saja tidak cukup—perlindungan fisik dan kebijakan hukum yang kuat juga dibutuhkan.

Di sisi lain, media mainstream dan aktivis anti-crypto bisa saja memanfaatkan insiden ini untuk menyoroti sisi gelap industri yang kerap dielu-elukan sebagai masa depan keuangan global. Namun, komunitas crypto justru memandang ini sebagai alasan kuat untuk memperkuat sistem keamanan, identifikasi, dan integrasi dengan hukum formal.

Penutup

Kisah tragis ini bukan hanya mengguncang komunitas crypto, tapi juga menyuarakan peringatan: kemerdekaan finansial harus dibarengi dengan tanggung jawab dan perlindungan yang kuat. Dunia crypto tidak bisa lagi hanya bergantung pada teknologi; ia membutuhkan ekosistem hukum dan etika yang kokoh.

Dengan pelaku kini menghadapi pengadilan dan korban dalam pemulihan, perhatian publik kini beralih ke bagaimana dunia crypto akan memperkuat mekanisme perlindungan agar insiden serupa tak terulang kembali.

Berita Lainnya