Forum Internasional Astana 2025: Membangun Solusi Global dari Asia Tengah

Forum Internasional Astana 2025 resmi dibuka pada 29 Mei di Kazakhstan dengan mengusung tema “Connecting Minds, Shaping the Future.” Para pemimpin dunia, ekonom, dan ilmuwan global berkumpul untuk membahas tantangan bersama mulai dari perubahan iklim hingga ketegangan geopolitik dan transformasi ekonomi digital.

MAKRO EKONOMI

5/29/20252 min read

Forum Internasional Astana 2025: Membangun Solusi Global dari Asia Tengah | NuntiaNews
Forum Internasional Astana 2025: Membangun Solusi Global dari Asia Tengah | NuntiaNews

Astana, ibu kota Kazakhstan, kembali menjadi panggung diplomasi dan kolaborasi global dalam gelaran Forum Internasional Astana 2025 yang diselenggarakan pada 29–30 Mei. Dengan tema besar “Connecting Minds, Shaping the Future”, forum ini menjadi wadah penting bagi para pemimpin negara, pejabat tinggi, pemikir strategis, akademisi, dan tokoh sektor swasta dari seluruh dunia untuk mencari solusi atas tantangan global yang semakin kompleks.

Diselenggarakan oleh Pemerintah Kazakhstan dan didukung oleh berbagai organisasi internasional, acara tahun ini menyoroti empat pilar utama: pertumbuhan ekonomi dan keuangan global, keamanan dan stabilitas internasional, transisi energi dan perubahan iklim, serta teknologi dan inovasi.

Sorotan Utama Forum

1. Pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Global

Dalam sesi ekonomi yang dibuka oleh Perdana Menteri Kazakhstan, Olzhas Bektenov, para pembicara menekankan pentingnya kerja sama antarnegara dalam menjaga stabilitas keuangan global di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian pasar. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyampaikan pandangan optimis namun hati-hati:

“Tahun 2025 menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi, namun tekanan inflasi dan ketimpangan global harus segera diatasi secara kolektif.”

Kazakhstan juga menggunakan forum ini untuk memperkenalkan strategi investasi jangka panjang mereka yang fokus pada ekonomi hijau, digitalisasi, dan penguatan hubungan dagang lintas kawasan.

2. Keamanan dan Stabilitas Global

Sesi diplomatik dihadiri oleh sejumlah Menteri Luar Negeri dari Asia Tengah, Eropa, dan Timur Tengah. Mereka membahas peningkatan ketegangan di Laut Cina Selatan, perkembangan konflik di Ukraina, serta ketegangan ekonomi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev membuka forum dengan pidato diplomatis yang menekankan peran Astana sebagai jembatan antara Timur dan Barat:

“Kami percaya diplomasi harus menjadi instrumen utama untuk menyelesaikan konflik, bukan kekuatan senjata. Kazakhstan siap memfasilitasi dialog dan menjadi episentrum netral bagi perdamaian dunia.”

3. Perubahan Iklim dan Energi Masa Depan

Dengan perubahan iklim yang menjadi tantangan eksistensial umat manusia, Forum Astana menghadirkan diskusi mendalam tentang transisi energi bersih. Perwakilan dari IEA (International Energy Agency) dan UNEP (United Nations Environment Programme) menyoroti kebutuhan mendesak untuk dekarbonisasi sektor energi dan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan energi terbarukan.

Kazakhstan sendiri mempresentasikan kemajuan mereka dalam proyek “Green Steppe”, sebuah inisiatif ambisius yang bertujuan menghasilkan 50% energi dari sumber terbarukan pada tahun 2035.

4. Transformasi Digital dan Inovasi Teknologi

Sesi teknologi menghadirkan tokoh-tokoh dari dunia startup, big tech, dan AI. Salah satu sesi paling dinanti adalah dialog terbuka tentang etika kecerdasan buatan dan masa depan pekerjaan di era otomatisasi. Delegasi dari Uni Emirat Arab dan Singapura mempresentasikan bagaimana mereka mengintegrasikan AI dalam pelayanan publik secara efisien namun bertanggung jawab.

Platform Diplomasi Global dari Asia Tengah

Forum Internasional Astana tahun ini menegaskan bahwa Asia Tengah bukan lagi hanya kawasan transisi, melainkan pusat kolaborasi global yang kredibel. Dengan posisi geografis strategis dan kebijakan luar negeri yang seimbang, Kazakhstan berhasil memposisikan Astana sebagai Davos dari Timur—pusat gagasan global yang netral, terbuka, dan produktif.

Forum ini juga menandai semakin pentingnya soft power Kazakhstan di kancah internasional. Dalam dua hari penyelenggaraan, lebih dari 3.000 peserta dari 60 negara hadir, mencakup kepala negara, diplomat, CEO, pemikir strategi global, hingga perwakilan masyarakat sipil dan generasi muda.

Dampak Jangka Panjang

Apa yang terjadi di Astana selama dua hari ini bukan hanya diskusi elitis tanpa aksi. Forum ini menghasilkan beberapa kesepakatan penting, seperti:

  • Penandatanganan nota kesepahaman antara Kazakhstan dan Uni Eropa untuk kerja sama pengembangan baterai dan logam tanah jarang.

  • Pembentukan Astana Resilience Fund senilai $2 miliar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana di negara-negara berkembang.

  • Inisiasi Digital Silk Road yang melibatkan kerja sama antara Kazakhstan, Tiongkok, dan negara-negara Asia Selatan untuk membangun konektivitas digital kawasan.

Kesimpulan

Forum Internasional Astana 2025 membuktikan bahwa dialog yang inklusif, terbuka, dan lintas sektor tetap menjadi fondasi penting untuk membangun dunia yang lebih aman, adil, dan berkelanjutan. Di tengah dunia yang semakin terpolarisasi, Astana hadir sebagai ruang bersama yang memfasilitasi harapan baru dari jantung Eurasia.

Berita Lainnya