Getty Images Ajukan Gugatan Terhadap Stability AI Soal Pelanggaran Hak Cipta

Getty Images resmi mengajukan gugatan terhadap Stability AI karena dianggap menggunakan jutaan gambar berlisensi tanpa izin untuk melatih model AI mereka. Kasus ini bisa menjadi preseden penting dalam sengketa hak cipta di era kecerdasan buatan.

AIPERUSAHAAN

6/9/20252 min read

Getty Images Ajukan Gugatan Terhadap Stability AI Soal Pelanggaran Hak Cipta | NuntiaNews
Getty Images Ajukan Gugatan Terhadap Stability AI Soal Pelanggaran Hak Cipta | NuntiaNews

Industri teknologi kembali diguncang oleh isu hukum besar yang melibatkan dua nama besar: Getty Images, perusahaan penyedia foto ternama dunia, dan Stability AI, pengembang AI generatif yang populer dengan model Stable Diffusion. Gugatan hukum yang diajukan oleh Getty menuduh Stability AI telah menggunakan lebih dari 12 juta gambar berlisensi secara ilegal untuk melatih model AI mereka—sebuah langkah yang disebut Getty sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hak cipta.”

Gugatan tersebut diajukan di Pengadilan Tinggi London dan menyoroti masalah yang semakin krusial di era AI: bagaimana perusahaan teknologi menggunakan data—terutama data visual—tanpa kompensasi atau izin eksplisit dari pemilik hak cipta. Dalam dokumen pengadilan, Getty menyatakan bahwa Stability AI “mengabaikan hak kepemilikan” dan “secara sistematis memanen konten kreator tanpa penghargaan hukum yang layak.”

Kepentingan Bisnis dan Etika

CEO Getty, Craig Peters, menyebut tindakan Stability AI sebagai ancaman terhadap ekonomi kreatif. "Kami mendukung kemajuan teknologi, termasuk AI. Tapi tidak dengan cara merampas karya orang lain," ujar Peters dalam pernyataan resminya. Dia menambahkan bahwa kasus ini tidak hanya tentang Getty, tetapi tentang masa depan ekosistem kreatif yang bergantung pada hak cipta sebagai fondasi nilai ekonominya.

Stability AI belum memberikan pernyataan publik resmi mengenai gugatan ini. Namun, perusahaan sebelumnya mengklaim bahwa data pelatihan mereka berasal dari sumber yang “terbuka” dan “terjangkau secara publik.” Pernyataan ini menuai kontroversi karena banyak karya yang dilatih pada model Stable Diffusion menampilkan watermark atau tanda identitas lain dari pemilik hak cipta, termasuk Getty Images.

Dampak Terhadap Industri AI

Gugatan ini bisa menjadi batu ujian penting yang menentukan masa depan bagaimana model AI dilatih. Banyak perusahaan AI, termasuk OpenAI dan Google, juga mengandalkan dataset besar untuk melatih model mereka. Jika Stability AI terbukti bersalah, maka akan terbuka jalan bagi ribuan tuntutan serupa, yang pada akhirnya bisa mengubah cara pengembangan teknologi AI secara menyeluruh.

Akibat tekanan hukum ini, beberapa investor dilaporkan mulai menahan pendanaan mereka terhadap startup AI yang tidak memiliki jalur hukum jelas dalam penggunaan data. Menurut laporan Bloomberg, nilai pasar Stability AI sendiri bisa terdampak hingga miliaran rupiah jika kasus ini menimbulkan preseden hukum baru.

Perdebatan Legalitas Dataset Terbuka

Pertanyaan hukum utama dalam gugatan ini adalah apakah penggunaan data yang tersedia di internet secara publik secara otomatis berarti penggunaan tersebut legal. Para ahli hukum berpendapat bahwa ini adalah wilayah abu-abu yang belum sepenuhnya diatur oleh hukum yang ada saat ini. Hak cipta digital di era AI menjadi subjek yang mendesak untuk disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Profesor Lisa Chan dari University of Oxford mengatakan, “Selama tidak ada undang-undang baru yang secara eksplisit mengatur pelatihan AI, pengadilan seperti ini akan menjadi tempat di mana batas-batas hukum baru ditentukan.”

Potensi Solusi dan Jalan Tengah

Beberapa kalangan menyarankan solusi seperti pembentukan sistem lisensi otomatis atau ‘royalty engine’ berbasis blockchain yang dapat mendeteksi penggunaan konten digital oleh AI dan mengatur pembayaran hak secara langsung. Sistem seperti ini bisa menciptakan keseimbangan antara inovasi teknologi dan perlindungan atas karya kreatif.

Getty sendiri telah meluncurkan inisiatif AI etis bekerja sama dengan Nvidia untuk menawarkan model AI yang hanya dilatih dari konten yang berlisensi secara legal. Langkah ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain agar tidak lagi mengandalkan scraping data dari sumber-sumber tidak sah.

Sumber Gambar : GettyImages

Berita Lainnya