Grab Bantah Keras Isu Merger dengan GoTo: Tak Ada Negosiasi, Tak Ada Kesepakatan

Grab Singapura akhirnya angkat bicara membantah rumor yang beredar mengenai rencana akuisisi terhadap raksasa teknologi Indonesia, GoTo. Klarifikasi ini sekaligus menepis spekulasi pasar yang sempat memicu gejolak di sektor teknologi Asia Tenggara.

MAKRO EKONOMIBISNIS

6/10/20252 min read

Grab Bantah Keras Isu Merger dengan GoTo: Tak Ada Negosiasi, Tak Ada Kesepakatan | NuntiaNews
Grab Bantah Keras Isu Merger dengan GoTo: Tak Ada Negosiasi, Tak Ada Kesepakatan | NuntiaNews

Perusahaan teknologi transportasi dan layanan digital asal Singapura, Grab Holdings Ltd., secara resmi membantah adanya pembicaraan akuisisi atau merger dengan perusahaan teknologi Indonesia, GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Bantahan ini muncul setelah sejumlah media internasional melaporkan bahwa Grab sedang mempertimbangkan langkah konsolidasi senilai sekitar Rp110 triliun (setara US$ 7 miliar) terhadap GoTo.

Dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Senin (9/6), Grab menegaskan bahwa “tidak ada pembicaraan aktif atau kesepakatan apa pun” terkait penggabungan dengan GoTo, dan menyebut bahwa informasi yang beredar “tidak akurat dan menyesatkan.” Selain itu, mereka juga menampik bahwa Dana Abadi Negara Indonesia, Danantara, terlibat dalam skema akuisisi apa pun.

"Kami ingin mengklarifikasi bahwa tidak ada negosiasi merger atau pembelian saham yang sedang berlangsung antara Grab dan GoTo, baik secara langsung maupun melalui pihak ketiga," ujar juru bicara Grab dalam keterangan tertulis kepada media internasional.

Latar Belakang Isu

Spekulasi tentang potensi merger antara dua raksasa teknologi Asia Tenggara ini mencuat sejak awal Juni 2025. Sejumlah analis pasar mengaitkannya dengan perlambatan pertumbuhan pasar teknologi, meningkatnya tekanan persaingan, serta kebutuhan efisiensi biaya dari kedua belah pihak. Isu ini langsung mendapat respons dari pasar, dengan saham GoTo sempat melonjak tajam sebelum kembali terkoreksi setelah klarifikasi resmi dikeluarkan.

Rumor juga menyebutkan bahwa merger ini akan difasilitasi oleh Danantara, lembaga pengelola dana abadi (sovereign wealth fund) milik Indonesia yang selama ini gencar berinvestasi di sektor strategis, termasuk digitalisasi dan energi terbarukan. Namun, Danantara pun secara terpisah telah menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam negosiasi atau wacana akuisisi Grab terhadap GoTo.

Respons dari GoTo

Pihak GoTo sendiri juga angkat bicara terkait kabar tersebut. Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen GoTo menyatakan bahwa “belum ada komunikasi atau transaksi material apa pun” terkait potensi merger, dan bahwa perusahaan tetap fokus menjalankan strategi bisnisnya secara mandiri.

“GoTo berkomitmen pada rencana jangka panjang yang telah kami susun, termasuk penguatan layanan e-commerce, transportasi, serta teknologi keuangan digital,” tulis GoTo dalam laporan publik mereka.

Implikasi Terhadap Ekosistem Digital

Wacana penggabungan dua unicorn ini tentu memunculkan banyak spekulasi tentang dampaknya terhadap ekosistem startup digital di Asia Tenggara. Jika merger benar terjadi, hal ini akan menciptakan entitas dengan cakupan layanan yang sangat luas — dari ride-hailing, e-commerce, pengantaran makanan, hingga teknologi pembayaran — dengan pangsa pasar regional yang dominan.

Namun, banyak pakar berpendapat bahwa penggabungan seperti ini tidak akan mudah, terutama karena faktor regulasi anti-monopoli, risiko integrasi budaya perusahaan, dan potensi resistensi dari para pemegang saham serta otoritas persaingan usaha di masing-masing negara.

Pasar Tetap Optimis Meski Klarifikasi Dikeluarkan

Walaupun isu merger telah dibantah, minat investor terhadap sektor teknologi Indonesia masih tinggi. Saham GoTo pada perdagangan Selasa pagi (10/6) sempat naik 3,1% sebelum stabil di posisi Rp92 per lembar. Analis menilai, meski tidak ada aksi korporasi besar dalam waktu dekat, pasar masih melihat potensi pertumbuhan jangka panjang dari konsolidasi layanan digital dan peningkatan efisiensi operasional di kedua perusahaan.

Klarifikasi Penting di Tengah Ketidakpastian Pasar

Pernyataan resmi Grab dan GoTo telah menegaskan bahwa tidak ada proses merger yang sedang berlangsung. Namun, rumor tersebut menunjukkan besarnya ketertarikan pasar terhadap langkah strategis perusahaan-perusahaan teknologi besar dalam menghadapi perubahan lanskap digital Asia Tenggara.

Dengan sektor digital yang terus berkembang pesat, kolaborasi maupun konsolidasi antar perusahaan besar tetap menjadi topik hangat. Untuk saat ini, Grab dan GoTo memilih jalannya masing-masing — namun siapa tahu apa yang akan terjadi dalam waktu dekat?

Berita Lainnya