Harga Bitcoin Jatuh, Sentimen Global Bikin Pasar Crypto Goyang

Pada 22 Juni 2025, harga Bitcoin merosot 4,1% ke level sekitar Rp1,4 miliar (US$99.237) per koin. Penurunan ini dipicu oleh tekanan sentimen makroekonomi dan kekhawatiran geopolitik yang membuat investor global menjauhi aset berisiko, termasuk crypto.

CRYPTOMAKRO EKONOMI

6/23/20252 min read

Harga Bitcoin Jatuh, Sentimen Global Bikin Pasar Crypto Goyang | NuntiaNews
Harga Bitcoin Jatuh, Sentimen Global Bikin Pasar Crypto Goyang | NuntiaNews

Pasar crypto kembali diterpa angin kencang. Harga Bitcoin, sebagai aset digital terbesar di dunia, tercatat turun sekitar 4,1% dalam 24 jam terakhir dan kini berada di kisaran Rp1,4 miliar (setara US$99.237).

Penurunan ini menandai level terendah Bitcoin dalam dua pekan terakhir. Sentimen negatif yang menyelimuti pasar global membuat investor melakukan aksi jual, terutama pada aset berisiko seperti crypto.

🌍 Gejolak Global Guncang Pasar Crypto

Tekanan pada harga Bitcoin ini tak terjadi dalam ruang hampa. Sejumlah faktor global ikut mendorong koreksi:

🔻 1. Ketidakpastian Ekonomi Global

Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) baru-baru ini mengindikasikan akan menunda pemangkasan suku bunga acuan hingga kuartal akhir 2025. Hal ini membuat investor beralih dari aset spekulatif ke instrumen yang lebih stabil seperti obligasi dan dolar.

🕊️ 2. Kekhawatiran Geopolitik

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, serta konflik berkepanjangan di Eropa Timur, terus memicu volatilitas pasar. Aset berisiko seperti Bitcoin sangat rentan terhadap sentimen global yang tidak menentu.

💱 3. Kuatnya Dolar AS

Penguatan indeks dolar AS membuat banyak investor global menarik modal dari crypto dan kembali ke mata uang fiat. Dolar yang kuat berarti tekanan tambahan pada harga aset digital yang dihargai dalam dolar.

📊 Dampaknya ke Pasar Crypto

Bukan hanya Bitcoin yang tertekan. Beberapa aset crypto besar lainnya juga mengalami koreksi signifikan:

  • Ethereum (ETH) turun 8,5% ke sekitar Rp31 juta (US$2.199)

  • BNB melemah 6,2%

  • Solana (SOL) anjlok lebih dari 9%

  • DOGE dan XRP masing-masing terkoreksi lebih dari 5%

Kapitalisasi pasar crypto global ikut tergelincir, turun sekitar Rp6.000 triliun, memperbesar tekanan jual di pasar derivatif dan spot.

📈 Analisis Teknis: Apakah Ini Awal dari Tren Turun?

Menurut analis dari CoinDesk dan TradingView, level US$98.000–100.000 adalah zona support penting. Jika harga Bitcoin menembus di bawah level ini dan gagal memantul, maka kemungkinan besar tren bearish jangka menengah akan dimulai.

Namun, beberapa indikator seperti RSI (Relative Strength Index) menunjukkan bahwa Bitcoin sudah mulai mendekati area oversold. Ini memberi peluang bahwa koreksi ini hanyalah bagian dari konsolidasi sehat, bukan awal dari crash besar.

🧠 Psikologi Investor: Dari Greed ke Fear

Sentimen investor juga berubah drastis. Indeks “Crypto Fear and Greed” yang sebelumnya berada di zona netral kini anjlok ke zona “Fear”.

Investor ritel yang baru masuk saat harga Bitcoin di atas Rp1,6 miliar merasa tertekan. Sementara investor berpengalaman melihat ini sebagai kesempatan untuk “buy the dip”—membeli saat harga murah dengan harapan naik kembali.

📣 Apa Kata Para Tokoh Crypto?

“Koreksi seperti ini normal di pasar crypto. Tapi ini juga jadi pengingat bahwa Bitcoin bukan aset bebas risiko,”
Anthony Pompliano, investor crypto senior.

“Sentimen makro saat ini mendominasi segalanya. Crypto tetap punya masa depan, tapi jangka pendek akan penuh volatilitas,”
Meltem Demirors, Chief Strategy Officer, CoinShares.

💼 Implikasi bagi Investor dan Trader

Bagi investor jangka panjang:

Koreksi bisa jadi peluang menambah posisi dengan harga lebih rendah, asalkan dilakukan secara bertahap (dollar-cost averaging).

Bagi trader harian:

Pasar sangat volatil. Gunakan stop-loss dan jangan FOMO (takut ketinggalan) masuk terlalu cepat. Tetap disiplin pada rencana trading.

Bagi pemula:

Penting untuk belajar mengelola emosi dan memahami bahwa crypto memiliki risiko tinggi. Koreksi 4–10% dalam sehari adalah hal biasa di industri ini.

📆 Apa yang Dinanti Minggu Ini?

  • Rilis data inflasi AS (PCE Index): Jika inflasi tetap tinggi, The Fed mungkin menunda pelonggaran kebijakan moneter.

  • Pidato pejabat bank sentral Eropa dan AS: Akan memberikan petunjuk arah suku bunga global.

  • Update proyek Ethereum & Solana: Komunitas berharap upgrade jaringan bisa mendorong adopsi dan perbaikan harga.

🔮 Penutup: Jalan Masih Panjang

Koreksi Bitcoin ke Rp1,4 miliar adalah sinyal peringatan, tapi bukan akhir dari segalanya. Pasar crypto dikenal dengan siklus volatilitas yang ekstrem. Sejarah menunjukkan bahwa setiap penurunan tajam bisa diikuti oleh kenaikan yang lebih kuat—selama fundamental tetap mendukung.

Investor dan pelaku pasar harus tetap waspada, disiplin, dan tidak panik. Karena di balik koreksi, selalu ada peluang baru.

Berita Lainnya