Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Huawei Klaim Amerika Serikat Membesar-besarkan Kemampuan Chip AI Ascend
CEO Huawei, Ren Zhengfei, menilai pemerintah Amerika Serikat telah melebih-lebihkan kekuatan chip AI Ascend milik perusahaannya. Ia menyatakan bahwa kemajuan AI Huawei lebih ditopang oleh kekuatan sistem komputasi kolektif, bukan oleh chip tunggal semata.
AIPERUSAHAAN
6/10/20253 min read


Di tengah meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan China dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan (AI), Huawei kembali menjadi pusat perhatian. CEO sekaligus pendiri Huawei, Ren Zhengfei, baru-baru ini menyampaikan pandangannya bahwa Amerika Serikat telah “membesar-besarkan” kemampuan chip AI unggulan Huawei, Ascend, dalam narasi publik mereka.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam wawancara dengan media pemerintah China, di mana Ren menyampaikan bahwa "chip hanyalah bagian dari sistem AI yang lebih besar" dan kekuatan Huawei bukanlah pada satu elemen teknologi, melainkan pada keseluruhan sistem komputasi terdistribusi yang bekerja secara kolektif.
"Jika kita hanya mengandalkan chip Ascend saja, itu bukan kekuatan penuh kami. Kami membangun sistem komputasi AI yang menyeluruh, bukan hanya satu komponen," ujar Ren dalam kutipan yang dimuat oleh People's Daily edisi 10 Juni 2025.
Ascend dan Pertarungan AI Global
Ascend merupakan seri chip AI besutan Huawei yang dikembangkan untuk berbagai keperluan seperti pengenalan gambar, natural language processing (NLP), serta pengolahan data dalam skala besar. Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 2019, Ascend diposisikan sebagai kompetitor chip NVIDIA dan Google TPU.
Namun, sejak sanksi perdagangan diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap Huawei pada 2019, pengembangan dan distribusi teknologi chip perusahaan tersebut terus diawasi ketat oleh otoritas Washington. Dalam beberapa laporan intelijen AS, Ascend digambarkan sebagai ancaman terhadap dominasi semikonduktor global oleh Barat.
Menurut Ren, pernyataan semacam itu justru menunjukkan kekhawatiran berlebihan. "Jika mereka menganggap chip kami sudah sehebat itu, seharusnya kami sudah menjadi pemimpin global AI, padahal kami belum sampai di titik itu," tambahnya.
AI Huawei: Sistem Kolektif, Bukan Chip Tunggal
Dalam pernyataannya, Ren juga menekankan bahwa Huawei telah mengembangkan arsitektur AI yang bergantung pada pendekatan komputasi kelompok (cluster computing). Dengan kata lain, performa sistem tidak tergantung pada satu chip tunggal, melainkan pada kerja sama antara ribuan node komputasi yang tersebar.
Pendekatan ini mirip dengan konsep superkomputer modern, di mana kecepatan dan efisiensi dihasilkan oleh paralelisasi data dan proses, bukan oleh kecepatan clock individu chip.
“Keunggulan kami adalah pada sistem, pada integrasi. Bukan pada klaim bahwa satu chip bisa mengalahkan dunia,” tegas Ren.
AS dan Strategi “Peninggian Ancaman”
Pernyataan Ren juga mencerminkan kekesalan Huawei terhadap narasi yang dibangun oleh pemerintah Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir. Pemerintah AS—terutama melalui Pentagon dan lembaga keamanan nasional—menyatakan bahwa kemampuan Huawei dalam bidang AI dan jaringan 5G dapat mengancam keamanan data global.
Namun banyak analis menyebut bahwa pernyataan tersebut juga digunakan sebagai alasan untuk mempertahankan dominasi teknologi Amerika dan membatasi akses China terhadap teknologi penting seperti semikonduktor dan komputasi awan.
Menurut pengamat teknologi dari Beijing University, Dr. Liu Qiang, “Membesar-besarkan ancaman dari chip China adalah strategi geopolitik klasik. Mereka tahu bahwa dominasi masa depan ada di tangan mereka yang menguasai komputasi AI, jadi memperlambat rival adalah bagian dari permainan.”
Respon Pasar dan Komunitas AI
Pernyataan Ren Zhengfei ini mendapat respons beragam dari komunitas AI global. Beberapa pihak menyambut baik transparansi Huawei, sementara yang lain menilai bahwa Huawei juga sedang memainkan narasi untuk meminimalkan tekanan internasional.
Di pasar, saham perusahaan chip di China, termasuk SMIC dan Inspur, mengalami sedikit fluktuasi setelah wawancara tersebut dipublikasikan. Namun sebagian besar analis melihat pernyataan Ren sebagai strategi komunikasi untuk mengalihkan sorotan dari potensi keterbatasan teknologi Ascend, terutama dalam hal efisiensi daya dan dukungan ekosistem perangkat lunak.
Menuju Masa Depan: Huawei dan AI Global
Meskipun menghadapi berbagai tekanan dan pembatasan teknologi dari luar negeri, Huawei terus mendorong pengembangan AI secara lokal di China. Dengan fokus pada integrasi vertikal—dari chip, software hingga sistem cloud—Huawei berharap dapat menciptakan ekosistem AI independen yang mampu bersaing dengan OpenAI, Google DeepMind, dan NVIDIA.
Investasi Huawei dalam riset AI tahun ini mencapai lebih dari Rp75 triliun, sebagian besar diarahkan ke pengembangan chip generasi baru dan pusat data komputasi tinggi di berbagai kota di China.
Kesimpulan
Pernyataan Ren Zhengfei mengenai chip AI Ascend menjadi simbol narasi ganda dalam perlombaan AI global: antara fakta teknis dan persepsi strategis. Di satu sisi, Huawei ingin menenangkan dunia dengan menekankan pendekatan sistemik mereka. Di sisi lain, pernyataan itu juga merupakan sindiran terhadap upaya Amerika Serikat dalam mengontrol narasi teknologi global.
Huawei belum tentu memimpin dunia AI dalam hal inovasi chip, tapi dalam hal strategi bertahan dan membangun sistem komputasi kolektif, mereka jelas tidak bisa diremehkan.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.