Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Humanoid & Embodied AI Masuki Tahap Komersialisasi: Masa Depan Robot
Setelah bertahun-tahun berada dalam tahap riset dan prototipe, robot humanoid dan embodied AI kini mulai dipasarkan secara komersial. Raksasa teknologi dunia bersaing untuk menghadirkan robot cerdas yang mampu berinteraksi, bekerja, bahkan merawat manusia di kehidupan nyata.
ROBOTTEKNOLOGI
6/17/20252 min read


Di tahun 2025, dunia robotik memasuki fase yang selama ini hanya hadir dalam film fiksi ilmiah. Robot humanoid — dengan bentuk menyerupai manusia — dan embodied AI — kecerdasan buatan yang terintegrasi ke dalam tubuh fisik robot — kini tengah memasuki tahap komersialisasi besar-besaran.
Perusahaan seperti Tesla, Figure AI, Sanctuary AI, dan Xiaomi berlomba-lomba mempercepat produksi massal robot mereka. Bahkan, robot dari startup seperti Agibot dan Fourier Intelligence di China kini ditawarkan di pasar global dengan harga mulai dari Rp180 juta.
Dari Prototipe ke Pasar Nyata
Hanya dalam kurun dua tahun terakhir, kemajuan dalam bidang AI generatif, AI fisik, dan AI analitik telah menciptakan lompatan besar. Dulu, robot humanoid hanya bisa berjalan kaku atau menjawab pertanyaan sederhana. Kini, mereka bisa:
Membantu tugas pabrik seperti pengangkutan barang
Menjadi pendamping bagi orang tua di rumah
Melayani pelanggan di hotel dan restoran
Mengantar paket dan melakukan pemetaan area
Menurut laporan terbaru dari IFR (International Federation of Robotics), teknologi embodied AI kini dianggap sebagai “penggerak utama” dari pertumbuhan robotika global. Kombinasi sensor, pemrosesan data real-time, dan kemampuan pembelajaran adaptif membuat robot-robot ini semakin bisa "hidup" di tengah manusia.
Investasi Meningkat, Tantangan Menanti
Investasi di sektor robotika humanoid telah melonjak. Di semester pertama 2025 saja, lebih dari Rp150 triliun telah dialokasikan oleh perusahaan ventura, lembaga pemerintah, hingga korporasi besar seperti Amazon dan Nvidia.
Namun, jalan menuju komersialisasi bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan utama antara lain:
Regulasi dan keamanan: Apakah robot boleh digunakan untuk merawat anak-anak atau orang tua tanpa pengawasan manusia?
Harga dan distribusi: Meskipun harga sudah menurun, kepemilikan pribadi robot humanoid masih tergolong mahal.
Etika AI: Semakin cerdas AI, semakin kompleks pula dampak sosialnya — terutama jika mulai menggantikan tenaga kerja manusia.
Pasar Global Bereaksi
Negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman telah memulai program uji coba robot humanoid di sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum. Sementara itu, di Amerika Serikat, Tesla dan Figure AI menyatakan bahwa mereka akan merilis versi beta dari robot pekerja mereka untuk digunakan secara komersial pada awal 2026.
Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, potensi penggunaan robot humanoid di sektor hospitality, logistik, dan layanan publik sedang dikaji oleh berbagai startup teknologi dan kementerian terkait.
Antara Peluang dan Tantangan
Komersialisasi humanoid dan embodied AI membuka peluang luar biasa — dari efisiensi kerja hingga layanan berbasis robot yang bersahabat. Namun, masyarakat dunia tetap perlu berhati-hati dalam menghadapi era baru ini.
Pertanyaan penting yang kini muncul: Apakah manusia siap hidup berdampingan dengan robot cerdas dalam kehidupan sehari-hari?
Kesimpulan
Mimpi tentang robot pribadi bukan lagi sekadar visi masa depan. Humanoid dan embodied AI telah memasuki tahap komersialisasi, membuka peluang besar sekaligus memicu diskusi etika dan kebijakan global. Dunia tengah menyambut kehadiran “manusia buatan” dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.