IFR Prediksi AI Fisik, Analitis, Generatif Dorong Robotika 2025

Federasi Robotika Internasional (IFR) menyatakan bahwa teknologi AI fisik, analitis, dan generatif akan menjadi penggerak utama pertumbuhan industri robotika global sepanjang 2025. Ketiganya disebut akan membentuk era baru otomasi cerdas yang lebih adaptif, otonom, dan manusiawi.

ROBOTTEKNOLOGI

6/9/20252 min read

IFR Prediksi AI Fisik, Analitis, Generatif Dorong Robotika 2025 | NuntiaNews
IFR Prediksi AI Fisik, Analitis, Generatif Dorong Robotika 2025 | NuntiaNews

Industri robotika global tengah berada di ambang revolusi besar. Federasi Robotika Internasional (International Federation of Robotics/IFR) dalam laporan terbarunya menyatakan bahwa AI fisik, analitis, dan generatif akan menjadi game changer bagi pertumbuhan robotika sepanjang tahun 2025 dan seterusnya.

Laporan setebal 67 halaman yang dirilis IFR pada 7 Juni 2025 tersebut menyoroti bahwa teknologi kecerdasan buatan tidak lagi hanya menjadi “otak” robot, tetapi juga telah bertransformasi menjadi sistem pembelajaran kompleks yang mendorong robot lebih cerdas, intuitif, dan berperilaku seperti manusia.

Tiga Pilar AI di Robotika Masa Kini

1. AI Fisik (Physical AI)

Merujuk pada kemampuan robot untuk berinteraksi secara fisik dan adaptif dengan lingkungan sekitar. Teknologi ini mencakup:

  • Pengenalan objek 3D secara real-time

  • Navigasi berbasis konteks

  • Koordinasi gerak yang fleksibel seperti menyeimbangkan tubuh atau meraih objek dengan lembut

Robot industri, robot humanoid, hingga robot layanan publik kini memanfaatkan AI fisik untuk menghadapi situasi dinamis, seperti bergerak di area padat, menghindari manusia, atau menangani benda rapuh.

2. AI Analitis (Analytical AI)

Jenis AI ini digunakan untuk pengambilan keputusan berbasis data besar. AI analitis menganalisis jutaan parameter dari sistem sensorik robot dan lingkungan operasional, lalu memprosesnya menjadi tindakan optimal.

Contohnya, di pabrik mobil pintar, robot menggunakan AI analitis untuk:

  • Memprediksi kapan mesin akan rusak

  • Menyesuaikan pergerakan lengan robot sesuai jenis kendaraan

  • Meningkatkan efisiensi energi secara mandiri

3. AI Generatif (Generative AI)

Berbasis teknologi seperti model bahasa besar (LLM), AI generatif memungkinkan robot menciptakan konten, solusi, atau skenario baru tanpa perintah eksplisit.

Dalam konteks robotika, AI ini digunakan untuk:

  • Meningkatkan interaksi manusia-robot secara natural

  • Menyediakan solusi cepat untuk masalah tak terduga

  • Mengembangkan gerakan atau respons baru dari pengalaman sebelumnya

Proyeksi Pasar Robotika 2025

Menurut IFR, integrasi AI tersebut akan mendorong pertumbuhan pasar robotika global hingga Rp9.300 triliun pada akhir 2025, naik lebih dari 20% dibanding tahun sebelumnya.

Asia masih mendominasi pasar, dengan China, Korea Selatan, dan Jepang menjadi pengguna terbesar robot industri. Namun, Amerika Serikat dan Jerman juga menunjukkan lonjakan signifikan pada segmen robot layanan dan robot humanoid.

IFR memperkirakan, lebih dari 75% robot baru yang diproduksi pada 2025 akan memiliki elemen AI generatif atau adaptif, dibanding hanya 30% pada 2023.

Kolaborasi Manusia dan Robot Semakin Nyata

Tak hanya fokus pada penggantian tenaga kerja, tren robotika modern bergerak ke arah kolaborasi (cobot/collaborative robot). Robot dengan AI adaptif kini digunakan untuk membantu tenaga kerja manusia dalam tugas berat, berbahaya, atau berulang.

Sektor seperti:

  • Kesehatan (robot perawat dan pendamping)

  • Logistik (robot gudang dan pengantaran)

  • Manufaktur (robot inspeksi dan pengepakan)
    semakin mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Dampak Global dan Regulasi

Dengan AI menjadi bagian utama dalam sistem robotika, banyak negara kini berlomba-lomba menyusun kerangka etika dan regulasi. Uni Eropa telah menerbitkan pedoman “Robot Rights and Duties,” sementara Amerika Serikat tengah merancang kebijakan pajak dan pelatihan ulang tenaga kerja di tengah gelombang otomasi.

China, yang dikenal agresif dalam pengembangan teknologi robotika, juga telah memperkenalkan National Robotics AI Framework 2025, yang akan mewajibkan integrasi AI generatif dalam setiap robot ekspor mulai akhir tahun ini.

Pernyataan Resmi IFR

Dalam konferensi pers virtual, Dr. Susanne Bieller, Sekretaris Jenderal IFR, mengatakan:

“Kombinasi AI fisik, analitis, dan generatif menciptakan robot yang tidak hanya bekerja, tapi juga berpikir dan beradaptasi. Ini adalah langkah besar menuju robotika yang lebih manusiawi.”

Masa Depan Robot: Lebih Personal, Lebih Cerdas

IFR menutup laporan dengan prediksi bahwa dalam 5 tahun ke depan, kita akan melihat robot tidak hanya di pabrik atau rumah sakit, tapi juga sebagai pendamping belajar anak, rekan kerja kantor, hingga pemandu wisata.

Dengan semakin matangnya ekosistem AI dan dukungan infrastruktur digital, robot masa depan akan tampil lebih personal, bisa diajak berbicara, memahami emosi, hingga belajar dari lingkungannya.

Berita Lainnya