IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global 3,3% pada 2025
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook Januari 2025 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% untuk tahun 2025. Meskipun angka ini menunjukkan stabilitas, proyeksi tersebut masih berada di bawah rata-rata historis 3,7% pada periode 2000β2019. Perbedaan pertumbuhan antarnegara semakin mencolok, dengan Amerika Serikat menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan Eropa dan China.
MAKRO EKONOMI


Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan World Economic Outlook (WEO) pada Januari 2025, yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% untuk tahun 2025 dan 2026. Meskipun angka ini menunjukkan stabilitas dibandingkan proyeksi sebelumnya, pertumbuhan tersebut masih berada di bawah rata-rata historis sebesar 3,7% pada periode 2000β2019. Laporan ini menyoroti ketimpangan pertumbuhan antarnegara dan risiko-risiko yang dapat mempengaruhi prospek ekonomi global.β
Ketimpangan Pertumbuhan Antarnegara
IMF mencatat bahwa perbedaan pertumbuhan ekonomi antarnegara semakin mencolok. Amerika Serikat diproyeksikan tumbuh sebesar 2,7% pada tahun 2025, didorong oleh pasar tenaga kerja yang kuat dan investasi yang meningkat. Sebaliknya, pertumbuhan di kawasan Eropa diperkirakan hanya mencapai 1%, dengan Jerman dan Prancis mengalami pemangkasan proyeksi pertumbuhan. China diperkirakan tumbuh sebesar 4,5%, naik 0,4 poin persentase dari perkiraan sebelumnya, berkat stimulus fiskal dan moneter yang diterapkan pemerintah.
Baca juga Bank - Bank Raksasa AS siap rilis Laporan Keuangan
Risiko dan Tantangan Global
IMF memperingatkan bahwa risiko-risiko global semakin meningkat, termasuk eskalasi konflik regional, proteksionisme perdagangan, dan ketidakpastian kebijakan. Kebijakan proteksionis, seperti tarif dan subsidi, dapat mengganggu perdagangan internasional dan memicu tindakan balasan dari negara lain. IMF juga menyoroti potensi dampak negatif dari kebijakan perdagangan yang diusulkan oleh Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang dapat memicu inflasi dan menekan pertumbuhan ekonomi global.
Prospek Inflasi dan Kebijakan Moneter
IMF memperkirakan inflasi global akan menurun menjadi 4,2% pada tahun 2025 dan 3,5% pada tahun 2026. Penurunan inflasi ini membuka peluang bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter secara bertahap. Namun, IMF memperingatkan bahwa potensi kebijakan perdagangan yang proteksionis dapat memicu tekanan inflasi baru, yang dapat mempersulit pengelolaan kebijakan moneter.
Implikasi bagi Indonesia dan Negara Berkembang
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,1% pada tahun 2025, menunjukkan ketahanan ekonomi di tengah perlambatan global. Indonesia telah berhasil meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) empat kali lipat dan menurunkan tingkat kemiskinan sepuluh kali lipat selama dua dekade terakhir. Keberhasilan ini memberikan sinyal positif bagi investor global untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik.
Kesimpulan
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% pada tahun 2025 mencerminkan stabilitas di tengah ketidakpastian global. Namun, perbedaan pertumbuhan antarnegara dan risiko-risiko yang meningkat, seperti proteksionisme perdagangan dan konflik geopolitik, dapat mempengaruhi prospek ekonomi global. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, perlu terus memperkuat fundamental ekonomi dan menjaga stabilitas untuk menghadapi tantangan global yang kompleks.
Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan laporan World Economic Outlook Januari 2025 yang dirilis oleh Dana Moneter Internasional (IMF).