Indonesia Perluas Penggunaan QRIS untuk Mendorong Ekonomi Digital

Bank Indonesia bersama pemerintah memperluas penggunaan QRIS secara internasional, membuka peluang besar bagi transaksi lintas negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di tengah tantangan global.

MAKRO EKONOMI

4/26/20252 min read

Indonesia Perluas Penggunaan QRIS untuk Mendorong Ekonomi Digital | NuntiaNews
Indonesia Perluas Penggunaan QRIS untuk Mendorong Ekonomi Digital | NuntiaNews

Dalam upaya mempercepat transformasi ekonomi digital nasional, Indonesia resmi memperluas penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ke skala internasional. Langkah ambisius ini diumumkan oleh Bank Indonesia pada Jumat (25/4/2025) dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.

QRIS, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2019, telah menjadi tulang punggung sistem pembayaran digital di dalam negeri. Dengan lebih dari 35 juta merchant yang sudah mengadopsinya secara nasional, ekspansi lintas batas ini menandai babak baru dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam ekonomi digital regional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa perluasan QRIS bertujuan untuk memudahkan transaksi lintas negara, meningkatkan inklusi keuangan, dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi bilateral. "Kami telah menjalin kerja sama dengan negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura, serta memperluas inisiatif ini ke negara mitra baru seperti Jepang dan Uni Emirat Arab," ujarnya dalam konferensi pers.

Dalam kerjasama ini, wisatawan dan pebisnis dari negara mitra dapat menggunakan aplikasi pembayaran domestik mereka untuk bertransaksi di Indonesia, dan sebaliknya, pengguna Indonesia dapat bertransaksi dengan QRIS di luar negeri. Model ini membuka peluang baru bagi pelaku UMKM, pariwisata, hingga sektor perdagangan internasional.

Baca juga Berita Makro Ekonomi Lainnya DISINI

Menurut data terbaru dari Bank Indonesia, penggunaan QRIS lintas batas telah tumbuh sebesar 28% dalam tiga bulan terakhir, menunjukkan animo kuat dari masyarakat dan pelaku usaha. Pemerintah menargetkan dalam dua tahun ke depan, 50% transaksi digital lintas negara yang melibatkan Indonesia akan menggunakan sistem QRIS.

Selain memperkuat ekonomi digital, perluasan ini juga dianggap sebagai strategi taktis menghadapi dinamika geopolitik dan ketegangan perdagangan global. Dengan memperbanyak kanal pembayaran lokal dan regional, Indonesia berupaya mengurangi risiko ketergantungan terhadap sistem pembayaran global berbasis dolar dan SWIFT.

"Kami mendorong perluasan QRIS tidak hanya sebagai instrumen pembayaran, tetapi juga sebagai bagian dari strategi kedaulatan ekonomi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan program nasional "Indonesia Digital Nation 2045".

Pelaku usaha menyambut baik langkah ini. Benny Soetrisno, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, mengungkapkan bahwa penggunaan QRIS lintas batas akan membuka pasar baru bagi produk-produk lokal, khususnya di sektor pariwisata dan perdagangan. "Bayangkan wisatawan dari Tokyo atau Dubai bisa membeli batik langsung dari pengrajin di Yogyakarta hanya dengan memindai QR. Ini revolusi kecil yang membawa dampak besar," ujarnya.

Di sisi teknologi, Bank Indonesia memastikan bahwa sistem QRIS akan terus ditingkatkan keamanannya, termasuk dengan menerapkan teknologi enkripsi terbaru dan sistem monitoring transaksi real-time. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi risiko keamanan siber yang semakin kompleks di era digital.

Namun, tantangan tetap ada. Beberapa ekonom menyoroti bahwa literasi digital masyarakat dan kesiapan infrastruktur di daerah terpencil perlu diperkuat agar manfaat QRIS bisa dirasakan secara merata. "Tanpa pendidikan literasi dan koneksi internet yang memadai, risiko ketimpangan digital akan tetap menghantui," ujar Faisal Basri, ekonom senior dari Universitas Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah dan Bank Indonesia akan meluncurkan program "QRIS for All", yang mencakup pelatihan digital untuk UMKM, subsidi perangkat pemindai QR untuk usaha kecil, serta penguatan jaringan internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Dengan langkah-langkah progresif ini, Indonesia menunjukkan bahwa di tengah ketidakpastian global, inovasi dan kolaborasi regional bisa menjadi kunci untuk memperkuat kedaulatan ekonomi dan membuka peluang baru bagi masyarakat.

Langkah memperluas QRIS tidak hanya menjadi strategi ekonomi, tetapi juga simbol optimisme Indonesia dalam menyongsong era baru perdagangan dan keuangan digital.

Baca juga Berita Menarik Lainnya DISINI

Berita Lainnya