Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Indonesia Sambut Perjanjian Dagang Bebas dengan EAEU pada 2025
Indonesia siap menandatangani Perjanjian Dagang Bebas (FTA) dengan blok Eurasian Economic Union (EAEU) pada 2025. Kesepakatan ini diyakini membuka peluang ekspor besar ke pasar baru seperti Rusia, Kazakhstan, dan Armenia, terutama untuk sektor unggulan seperti minyak sawit, kopi, dan karet.
KERJA SAMAMAKRO EKONOMI
6/20/20251 min read


Peluang Produk Ekspor: Sawit, Kopi, Karet
Dalam perjanjian ini, Indonesia berfokus pada penguatan ekspor minyak kelapa sawit (CPO), kopi, karet, dan produk manufaktur bernilai tambah. Menurut Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia dengan EAEU mencapai sekitar Rp25 triliun pada 2024, meningkat 85% dibanding tahun sebelumnya.
Negara-negara EAEU juga menunjukkan ketertarikan tinggi pada produk rempah, makanan olahan halal, dan tekstil dari Indonesia. Sementara itu, Indonesia berpeluang mengimpor pupuk, teknologi pertanian, dan mesin industri dari Rusia dan Kazakhstan.
Manfaat Ekonomi dan Geopolitik
Selain aspek perdagangan, FTA ini memiliki dampak strategis dalam memperluas pengaruh diplomatik Indonesia di kawasan Eurasia. Rusia, sebagai pemimpin EAEU, juga menyambut kerja sama ini sebagai sinyal penguatan hubungan Selatan–Selatan.
Bank Indonesia memperkirakan bahwa implementasi FTA dengan EAEU dapat meningkatkan volume ekspor tahunan Indonesia sebesar 3–4% dalam jangka menengah, sekaligus menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sektor agroindustri dan logistik.
Pandangan Pelaku Usaha
Pelaku industri dan eksportir menyambut baik kesepakatan ini. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut FTA ini sebagai “angin segar” di tengah tekanan regulasi ekspor dari Uni Eropa.
“Kita tidak bisa hanya bergantung pada pasar tradisional. EAEU bisa jadi mitra dagang penting ke depan, apalagi dengan potensi peningkatan permintaan energi dan pangan,” ujar seorang eksportir kopi asal Sumatra.
Komitmen untuk Perdagangan Berkeadilan
Pemerintah memastikan bahwa semua pasal dalam FTA memperhatikan prinsip keberlanjutan dan perdagangan berkeadilan. Beberapa klausul bahkan mengatur soal standar sertifikasi halal, perlindungan lingkungan, dan mekanisme penyelesaian sengketa dagang secara adil.
Direktur Perjanjian Internasional Kementerian Perdagangan menambahkan bahwa Indonesia akan tetap mengutamakan kepentingan UMKM dan pelaku usaha kecil dalam implementasi perjanjian ini.
Tantangan Implementasi
Meski prospektif, implementasi FTA ini tidak lepas dari tantangan:
Penyesuaian teknis standar ekspor dan bea cukai,
Kesiapan logistik nasional untuk pengiriman ke Eropa Timur,
Harmonisasi regulasi dengan kebijakan dagang negara-negara EAEU.
Namun pemerintah optimistis bahwa dengan persiapan matang dan dukungan sektor swasta, FTA ini akan mendorong ekspansi dagang Indonesia secara signifikan.
Kesimpulan
Langkah Indonesia menyambut Perjanjian Dagang Bebas dengan EAEU mencerminkan arah baru strategi perdagangan nasional: membangun poros ekonomi global yang lebih inklusif dan menjanjikan. Dengan pendekatan diplomatik dan bisnis yang tepat, FTA ini bisa menjadi motor pertumbuhan ekspor dan membuka lembaran baru kerja sama global Indonesia.
Sumber
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.