Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Data Investasi Asing Langsung (FDI) Indonesia Kuartal I 2025 Keluar
Investasi asing langsung (FDI) Indonesia tumbuh 12,7% pada kuartal pertama 2025, namun laju pertumbuhan ini merupakan yang paling lambat dalam lima kuartal terakhir. Apa yang menyebabkan perlambatan ini dan bagaimana prospeknya ke depan?
MAKRO EKONOMIINVESTASI
4/28/20252 min read


Indonesia mencatatkan pertumbuhan investasi asing langsung (FDI) sebesar 12,7% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal pertama 2025, dengan total realisasi mencapai Rp230,4 triliun atau sekitar US$13,67 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa minat investor terhadap pasar Indonesia tetap kuat, namun tingkat pertumbuhan tersebut merupakan yang paling lambat dalam lima kuartal terakhir, menandakan tantangan baru yang harus dihadapi.
Data ini dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Jumat (25/4/2025), seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global, mulai dari melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, ketegangan perdagangan internasional, hingga fluktuasi harga komoditas.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa meski pertumbuhan melambat, secara keseluruhan kepercayaan investor masih solid. "Kita tetap menjadi salah satu tujuan investasi utama di Asia Tenggara, namun dinamika global saat ini memang berpengaruh terhadap keputusan investasi," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta.
Sektor Unggulan Masih Menarik
Sektor pertambangan dan pengolahan logam kembali menjadi primadona, terutama karena permintaan global terhadap bahan baku kendaraan listrik dan teknologi hijau terus meningkat. Proyek-proyek hilirisasi nikel dan bauksit tetap menarik perhatian investor dari Tiongkok, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa.
Namun demikian, dinamika di sektor ini juga tidak sepenuhnya positif. LG Energy Solution, raksasa baterai asal Korea Selatan, menarik diri dari proyek baterai kendaraan listrik senilai US$8 miliar di Indonesia. Posisinya kemudian diambil alih oleh Zhejiang Huayou Cobalt dari Tiongkok, yang menunjukkan bahwa meskipun ada pergantian mitra, sektor ini tetap bergairah.
Baca juga Berita Makro Ekonomi Lainnya DISINI
Tekanan Eksternal dan Domestik
Beberapa faktor eksternal memberikan tekanan terhadap FDI. Pertama, ketidakpastian akibat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok menciptakan kehati-hatian ekstra di kalangan investor global. Kedua, rencana penerapan tarif impor tinggi oleh AS terhadap beberapa produk dari negara berkembang, termasuk Indonesia, membuat investor menilai ulang potensi risiko bisnis.
Di dalam negeri, meskipun stabilitas politik relatif terjaga pasca-pemilu 2024, sejumlah kebijakan baru seperti revisi Undang-Undang Minerba dan ketentuan baru tentang pembagian royalti dinilai sebagian investor sebagai faktor yang meningkatkan risiko regulasi.
Baca juga Berita Edukasi Lainnya DISINI
Prospek Jangka Menengah
Meski menghadapi tantangan, prospek FDI Indonesia tetap menjanjikan. Pemerintah terus berkomitmen mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki iklim investasi melalui reformasi birokrasi, dan memperluas kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral.
Program hilirisasi industri yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, termasuk fokus pada ekosistem kendaraan listrik, diprediksi akan menjadi pendorong utama masuknya investasi baru dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin, mulai menarik minat investor asing yang berfokus pada keberlanjutan.
Komentar Analis
Tania Gunawan, analis ekonomi dari Asia Mobility Research, mengatakan bahwa perlambatan FDI pada kuartal ini lebih mencerminkan "koreksi sehat" setelah lonjakan investasi besar-besaran selama dua tahun terakhir. "Indonesia tetap berada di radar utama investor, terutama di sektor-sektor strategis. Yang diperlukan sekarang adalah menjaga konsistensi kebijakan dan mempercepat reformasi struktural," ujarnya.
Baca juga Berita Menarik Lainnya DISINI
Penutup
Pertumbuhan FDI Indonesia kuartal I 2025 mungkin melambat, tetapi fundamental ekonomi nasional tetap kuat. Dengan strategi yang tepat, Indonesia berpotensi mempertahankan posisinya sebagai magnet investasi di kawasan, sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.