Kepala Program Robot Humanoid Tesla Mengundurkan Diri

Milan Kovac, tokoh utama di balik proyek robot humanoid Tesla, Optimus, resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada awal Juni 2025. Kepergiannya memicu spekulasi di tengah tantangan produksi yang dihadapi Tesla akibat pembatasan ekspor dari China.

ROBOTTOKOH

6/7/20252 min read

Kepala Program Robot Humanoid Tesla Mengundurkan Diri | NuntiaNews
Kepala Program Robot Humanoid Tesla Mengundurkan Diri | NuntiaNews

Tesla Dilanda Guncangan Internal: Kepala Tim Robot Humanoid Resmi Mundur

Dunia teknologi robotika dikejutkan oleh pengumuman pengunduran diri Milan Kovac, Wakil Presiden Tesla yang memimpin langsung proyek ambisius robot humanoid "Optimus". Kovac, sosok yang selama ini dikenal sebagai arsitek utama dalam pengembangan teknologi cerdas di Tesla, memutuskan mundur untuk alasan pribadi. Keputusan ini muncul di tengah tantangan global yang dihadapi perusahaan, terutama terkait pembatasan ekspor bahan baku penting dari China yang memengaruhi jalur produksi Optimus.

Milan Kovac menyampaikan pengunduran dirinya melalui memo internal kepada karyawan dan media, menyatakan keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga di luar Amerika Serikat. Meski tidak merinci lebih lanjut alasan di balik langkahnya, banyak pengamat menilai keputusan ini erat kaitannya dengan tekanan internal dan dinamika geopolitik yang memengaruhi rantai pasok.

Optimus, Proyek Ambisius yang Belum Selesai

Optimus, robot humanoid besutan Tesla, merupakan salah satu inisiatif paling ambisius Elon Musk. Diperkenalkan pertama kali pada tahun 2022, Optimus digadang-gadang mampu menggantikan peran manusia dalam tugas-tugas berulang dan berisiko tinggi di industri maupun rumah tangga.

Milan Kovac sendiri merupakan ujung tombak dari pengembangan platform ini. Di bawah kepemimpinannya, Optimus berhasil berkembang dari purwarupa sederhana menjadi robot dengan kemampuan berjalan, membawa beban, hingga memanipulasi objek kompleks menggunakan tangan bionik.

Namun, meskipun kemajuan teknologinya menjanjikan, proyek ini terus dibayangi tantangan besar—mulai dari biaya produksi tinggi, kebutuhan komponen canggih seperti sensor optik presisi tinggi dan magnet tanah jarang, hingga tekanan pasar yang menuntut efisiensi.

China dan Krisis Rantai Pasok

Salah satu kendala paling signifikan yang dihadapi Tesla dalam beberapa bulan terakhir adalah pembatasan ekspor bahan mentah dari China. Pemerintah China memperketat pengiriman logam tanah jarang seperti neodimium dan praseodimium, komponen vital dalam produksi motor elektrik dan aktuator robot.

Langkah ini disebut sebagai respons strategis terhadap ketegangan perdagangan dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat. Dampaknya, produksi Optimus mengalami perlambatan signifikan, membuat Tesla harus mencari alternatif dari negara lain yang biayanya lebih tinggi dan teknologinya belum sepadan.

Pembatasan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa ambisi Tesla untuk melakukan produksi massal Optimus pada akhir 2025 mungkin harus diundur. Dalam laporan internal yang bocor ke media, disebutkan bahwa biaya produksi satu unit Optimus kini membengkak menjadi lebih dari Rp4,5 miliar per unit, jauh dari target harga pasar yang diinginkan Elon Musk sebesar Rp1,5 miliar.

Siapa Pengganti Kovac?

Sebagai respons atas pengunduran diri Kovac, Tesla mengangkat Ashok Elluswamy, kepala tim Autopilot Tesla, sebagai pemimpin sementara proyek Optimus. Elluswamy dikenal sebagai teknolog brilian yang memimpin pengembangan kecerdasan buatan kendaraan Tesla.

Penunjukannya dianggap sebagai sinyal bahwa Tesla akan semakin mengintegrasikan sistem AI dan kecerdasan buatan dari kendaraan otonom ke dalam tubuh robot humanoid mereka. Namun, banyak pihak masih meragukan apakah Elluswamy memiliki kapasitas yang cukup dalam bidang robotika fisik, mengingat pengalamannya lebih berfokus pada perangkat lunak mobil otonom.

Respons Investor dan Masa Depan Proyek

Pasar merespons pengunduran diri Kovac dengan sedikit kekhawatiran. Saham Tesla turun sekitar 2% sesaat setelah berita ini tersebar. Para investor mempertanyakan kelanjutan dari proyek Optimus yang selama ini dipromosikan sebagai masa depan tenaga kerja otomatis.

Namun Elon Musk tetap optimistis. Dalam cuitan terbarunya, Musk menyatakan:
"Optimus tetap menjadi prioritas. Kami akan terus membangun masa depan di mana robot membantu manusia, bukan menggantikannya."

Meski demikian, masa depan proyek Optimus kini bergantung pada kemampuan Tesla untuk mengatasi dua hambatan besar: menemukan rantai pasok baru yang stabil, dan mempertahankan momentum inovasi tanpa Kovac di kursi kemudi.

Titik Balik Bagi Tesla?

Pengunduran diri Milan Kovac bukan hanya berita personal, tapi juga sinyal perubahan besar dalam arah pengembangan robot humanoid di Tesla. Dunia menanti apakah perusahaan ini mampu menjaga visinya tetap hidup di tengah tantangan geopolitik dan perombakan internal.

Apakah ini akan menjadi awal dari restrukturisasi besar-besaran, atau justru menjadi pendorong inovasi baru? Jawabannya mungkin akan menentukan wajah industri robotika global dalam satu dekade ke depan.

Berita Lainnya