Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Kolaborasi AMD dan OpenAI Berlanjut: Strategi AI Terbuka di Tengah Gejolak Pasar Teknologi
Meski Meta mengakuisisi hampir setengah saham Scale AI, OpenAI tegaskan komitmen bekerja sama dengan AMD dan Scale AI untuk menjaga ekosistem AI yang inklusif dan terbuka. Kolaborasi ini memperkuat posisi AMD dalam penyediaan hardware AI sekaligus menjaga diversifikasi OpenAI di tengah persaingan ketat dengan Nvidia dan Google.
AIPERUSAHAAN
6/15/20253 min read


Di tengah gejolak pasar dan pergerakan akuisisi besar oleh raksasa teknologi seperti Meta, kemitraan antara AMD dan OpenAI tetap solid. Sarah Friar, Chief Financial Officer OpenAI, menegaskan bahwa perusahaannya akan terus bekerja sama dengan AMD dalam penyediaan hardware AI dan dengan Scale AI dalam labeling data, meski Meta baru saja mengakuisisi 49% saham Scale AI senilai Rp223 triliun.
Dalam wawancara eksklusif yang dikutip Reuters (14 Juni 2025), Sarah Friar menyatakan bahwa “kemitraan dengan AMD dan Scale AI adalah bagian penting dari strategi terbuka OpenAI, agar teknologi AI bisa diakses secara luas tanpa eksklusivitas yang membatasi inovasi.”
AMD: Penantang Serius Nvidia dalam Hardware AI
Sementara Nvidia mendominasi pasar GPU AI dengan chip H100 dan B200, AMD mulai mendapatkan momentum. Berkat kolaborasinya dengan OpenAI, AMD kini menjadi alternatif kuat bagi perusahaan-perusahaan besar yang ingin menghindari ketergantungan tunggal pada Nvidia.
OpenAI telah mulai menguji dan menggunakan chip AMD Instinct MI300X di beberapa pusat datanya untuk beban kerja pelatihan model AI. Menurut laporan internal, performa MI300X menunjukkan efisiensi energi dan kecepatan kompetitif, terutama saat dipasangkan dengan framework software ROCm yang kini didukung lebih luas.
Selain OpenAI, Microsoft juga secara aktif menguji chip AMD sebagai bagian dari inisiatif diversifikasi Azure AI Cloud, yang juga digunakan oleh OpenAI. Hal ini menunjukkan bahwa AMD bukan lagi sekadar pemain pendukung, tetapi kini menjadi bagian penting dari infrastruktur AI global.
Strategi Data OpenAI: Tetap Terbuka, Meski Meta Masuk
Meta Platforms mengumumkan pada 13 Juni 2025 bahwa mereka mengakuisisi 49% saham Scale AI dalam transaksi senilai $14,8 miliar (~Rp223 triliun), menjadikannya salah satu investasi terbesar dalam sejarah industri AI. Hal ini memicu kekhawatiran akan potensi monopoli data, terutama karena Scale AI memainkan peran sentral dalam penyediaan data pelatihan berkualitas tinggi untuk model AI generatif.
Namun, OpenAI menanggapi akuisisi ini dengan tenang. Sarah Friar menegaskan bahwa OpenAI akan tetap bekerja sama dengan Scale AI, memastikan ekosistem data tetap kolaboratif. “Kami percaya AI harus dikembangkan dalam semangat keterbukaan dan diversifikasi, baik dari segi data, hardware, maupun model bisnis,” ujarnya.
Langkah ini juga dianggap sebagai penegasan bahwa OpenAI tidak ingin mengunci dirinya dalam ekosistem yang terlalu dikendalikan oleh satu entitas korporasi, seperti Meta, Google, atau bahkan Microsoft.
Pasar AI Makin Kompetitif: Aliansi Jadi Kunci
Dengan lonjakan permintaan AI dari berbagai sektor — mulai dari otomotif, keuangan, kesehatan, hingga militer — ekosistem teknologi dunia saat ini sedang dalam “perlombaan senjata” AI. Dalam situasi ini, aliansi strategis menjadi sangat penting.
OpenAI memilih pendekatan kolaboratif dengan berbagai mitra — tidak hanya AMD, tetapi juga Microsoft, Scale AI, bahkan beberapa pemain cloud independen seperti CoreWeave dan Lambda Labs. Strategi ini memberi mereka fleksibilitas dalam hal harga, sumber daya, dan inovasi.
Di sisi lain, AMD juga memperluas dukungannya ke perusahaan AI lain seperti Cohere, Stability AI, dan Anthropic, menjadikan posisinya sebagai penyedia komputasi AI yang netral dan kompetitif.
Regulasi dan Masa Depan Ekosistem AI Terbuka
Regulator di AS dan Uni Eropa kini memantau ketat konsolidasi di sektor AI, terutama setelah Meta dan Google mengumumkan akuisisi besar-besaran terhadap perusahaan data dan chip. Dalam konteks ini, keberlanjutan kolaborasi OpenAI dengan AMD dan Scale AI dinilai sebagai sinyal positif bagi pasar yang lebih kompetitif dan adil.
Analis di Morgan Stanley menyebut langkah ini sebagai “benteng terakhir terhadap monopoli teknologi.” Dengan terus bekerja bersama mitra dari berbagai lini — baik hardware, cloud, maupun data — OpenAI mendukung keberlanjutan inovasi tanpa sentralisasi kekuasaan di tangan segelintir raksasa.
Kolaborasi yang Lebih Besar dari Sekadar Bisnis
Kemitraan antara AMD dan OpenAI membuktikan bahwa di balik hiruk pikuk akuisisi dan persaingan korporasi, masih ada visi bersama: menghadirkan teknologi AI yang inklusif, aman, dan efisien. Ini bukan hanya tentang GPU dan model bahasa besar (LLM), tapi tentang masa depan komputasi dan distribusi kekuatan teknologi secara adil.
Di tengah ekspansi global Nvidia, gebrakan Google Gemini, dan penetrasi besar Meta, langkah OpenAI dan AMD untuk tetap terbuka dan kolaboratif memberikan angin segar. Mereka menunjukkan bahwa masa depan AI tidak harus eksklusif — tapi bisa dibangun secara bersama-sama.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.