Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Malaysia Siapkan Rp158 Triliun untuk Upgrade Infrastruktur National Grid AI
Pemerintah Malaysia mengumumkan investasi besar-besaran senilai Rp158 triliun untuk memperkuat jaringan listrik nasional guna mendukung pertumbuhan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pusat data. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Malaysia tidak ingin tertinggal dalam revolusi AI global.
AITEKNOLOGI
6/16/20252 min read


Kuala Lumpur, 16 Juni 2025 – Pemerintah Malaysia resmi mengumumkan proyek ambisius senilai Rp158 triliun (sekitar USD 10 miliar) untuk meng-upgrade National Grid, jaringan listrik nasional mereka, sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat infrastruktur demi menopang lonjakan kebutuhan energi dari industri kecerdasan buatan (AI), pusat data, dan digitalisasi ekonomi.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam konferensi pers bertajuk “Energy for AI, AI for Growth” di Kuala Lumpur. Ia menekankan bahwa investasi besar ini bukan hanya soal pembaruan teknologi kelistrikan, melainkan pondasi untuk menjadikan Malaysia sebagai hub teknologi dan AI Asia Tenggara.
“Kecerdasan buatan bukan hanya tentang software dan model algoritma. Ia memerlukan otot: pusat data raksasa, pendingin canggih, dan yang paling penting—listrik yang stabil, kuat, dan berkelanjutan,” ujar Anwar.
Apa yang Termasuk dalam Proyek Rp158 Triliun Ini?
Menurut dokumen resmi yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi dan Investasi Malaysia, proyek ini akan mencakup:
Modernisasi pembangkit listrik dan gardu induk untuk mendukung beban AI dan komputasi besar.
Pengembangan penyimpanan energi berbasis baterai lithium dan sistem penyimpanan alternatif.
Integrasi energi terbarukan (solar dan angin) ke dalam jaringan nasional.
Konektivitas cerdas (smart grid) yang dapat mengatur aliran listrik berdasarkan kebutuhan real-time.
Kolaborasi internasional dengan perusahaan global seperti Nvidia, Google, dan Tenaga Nasional Berhad.
Mengapa AI Membutuhkan Grid yang Kuat?
AI bukan hanya soal chatbot dan mesin pencari. Di balik setiap prompt ChatGPT, ada jutaan proses komputasi yang berjalan dalam pusat data besar yang mengonsumsi energi dalam jumlah masif. Pusat data AI kelas dunia bahkan bisa mengonsumsi listrik setara dengan kota kecil.
Hal inilah yang melatarbelakangi langkah Malaysia. Negara-negara di Asia Tenggara kini bersaing untuk menarik investasi dari raksasa teknologi global, dan energi adalah faktor penentu utama.
“Negara yang punya infrastruktur kelistrikan stabil akan memenangkan kompetisi menarik perusahaan AI global,” ujar Dr. Alvin Yong, pakar energi dari Universitas Teknologi Malaysia.
Target Malaysia: Menjadi Data & AI Hub ASEAN
Malaysia berharap proyek ini bisa membuka peluang baru:
Menarik investasi asing dari perusahaan AI global seperti OpenAI, Amazon Web Services, dan Microsoft.
Meningkatkan lapangan pekerjaan baru dalam sektor infrastruktur, teknik listrik, dan teknologi tinggi.
Mendorong inovasi domestik di bidang AI dan teknologi informasi.
Langkah ini juga akan memperkuat posisi Malaysia dalam kawasan yang sedang berkembang pesat, di tengah persaingan regional dengan Singapura, Indonesia, dan Vietnam.
Dampak Lingkungan dan Keberlanjutan
Pemerintah menjamin bahwa proyek ini akan berlandaskan prinsip energi berkelanjutan. Sekitar 35% dari dana investasi akan dialokasikan untuk pengembangan energi terbarukan, termasuk:
Ladang panel surya skala industri di wilayah utara Semenanjung Malaysia.
Proyek turbin angin lepas pantai di perairan Sabah dan Sarawak.
Penelitian dan pengembangan teknologi carbon capture.
Reaksi Pasar & Pengamat
Reaksi pasar terhadap pengumuman ini sangat positif. Bursa Malaysia mencatat kenaikan saham sektor energi dan infrastruktur hingga 4,7% dalam satu hari perdagangan. Perusahaan Tenaga Nasional Berhad (TNB) mencatatkan volume transaksi tertinggi tahun ini.
“Ini langkah konkret dan sangat strategis,” kata James Waller dari Bloomberg Asia. “Malaysia menunjukkan bahwa mereka siap berinvestasi bukan hanya untuk ikut dalam revolusi AI, tapi juga memimpinnya.”
Kesimpulan
Dengan menyiapkan dana fantastis sebesar Rp158 triliun untuk infrastruktur AI dan listrik, Malaysia telah menegaskan visinya sebagai negara pemimpin digital Asia Tenggara. Ketika negara-negara lain masih berkutat dalam pengembangan model dan aplikasi AI, Malaysia justru menancapkan fondasi paling dasar—energi.
Dalam era AI, daya komputasi adalah raja. Dan Malaysia tampaknya siap menjadi kerajaan baru di kawasan ini.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.