Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Mengapa Banyak Miliarder Pindah ke Crypto? Ini Alasan Utamanya
Dari Elon Musk hingga Ray Dalio, semakin banyak miliarder dunia yang beralih ke aset crypto seperti Bitcoin dan Ethereum. Mereka tak hanya berinvestasi, tapi juga membangun masa depan di atas teknologi blockchain. Apa yang mendorong perubahan besar ini?
EDUKASICRYPTO
6/16/20253 min read


Miliarder dan Crypto: Trend atau Transisi Nyata?
16 Juni 2025 – Tak dapat disangkal, tren perpindahan miliarder dunia ke aset crypto telah menjadi salah satu sorotan utama dalam dunia keuangan global. Nama-nama besar seperti Elon Musk, Mark Cuban, Ray Dalio, Cathie Wood, hingga Changpeng Zhao (CZ) bukan hanya mendukung, tapi juga berinvestasi besar-besaran dalam aset digital. Fenomena ini bukan sekadar hype — melainkan bagian dari transformasi global terhadap cara menyimpan, melindungi, dan menumbuhkan kekayaan.
Crypto: Aset Baru Para Sultan
Menurut laporan Forbes dan Bloomberg Crypto Wealth Tracker 2025, lebih dari:
30% miliarder di bawah usia 45 tahun telah menyimpan sebagian portofolionya di crypto,
12% dari mereka bahkan menggunakan Bitcoin atau stablecoin untuk transaksi lintas negara,
Dan jumlah miliarder baru yang lahir dari dunia crypto kini mencapai 79 orang di seluruh dunia.
Dari angka-angka ini, jelas bahwa crypto tak lagi dianggap sekadar aset spekulatif — tetapi bagian dari strategi perlindungan dan pertumbuhan kekayaan.
Alasan Kenapa Mereka Pindah ke Crypto
Perlindungan dari Inflasi
Aset fiat seperti rupiah dan dolar terus tergerus inflasi.
Bitcoin, dengan suplai tetap 21 juta, dianggap sebagai "emas digital" oleh para miliarder.
Beberapa investor besar menyebutnya sebagai “perisai kekayaan di era ketidakpastian moneter.”
Diversifikasi Portofolio
Dengan pasar saham dan obligasi makin volatil, miliarder melihat crypto sebagai alternatif kelas aset.
Ethereum, Solana, hingga token DeFi menjadi target investasi berisiko tinggi namun bertumbuh cepat.
Akses Global dan Kontrol Penuh
Crypto memberikan kendali penuh atas aset, tanpa perlu melalui bank atau perantara.
Cocok bagi mereka yang bergerak lintas negara atau ingin mengamankan kekayaan dari risiko geopolitik.
Potensi Pertumbuhan Eksponensial
Dalam dekade terakhir, return Bitcoin mencapai ribuan persen, jauh melampaui saham blue-chip atau properti.
Token-token niche seperti Chainlink, Aave, hingga token AI juga menarik perhatian miliarder muda.
Contoh Kasus Miliarder Dunia
Elon Musk – Melalui Tesla dan SpaceX, ia pernah menginvestasikan lebih dari Rp21 triliun dalam Bitcoin dan Dogecoin. Ia menyebut crypto sebagai “masa depan uang di internet.”
Mark Cuban – Investor teknologi ini mengungkap bahwa lebih dari 80% investasinya di luar Shark Tank kini berbasis pada teknologi blockchain.
Ray Dalio – Pendiri Bridgewater Associates semula skeptis, tapi kini telah menyatakan bahwa ia menyimpan sebagian kecil kekayaannya dalam Bitcoin dan Ethereum sebagai “perlindungan dari ketidakpastian.”
Chamath Palihapitiya – Mantan eksekutif Facebook ini mengaku memiliki Bitcoin sejak di bawah Rp2 juta per koin, dan menyebut crypto sebagai “peluang generasi.”
Pergeseran Mentalitas: Dari Bank ke Blockchain
Miliarder hari ini tidak hanya melihat crypto sebagai aset, tapi sebagai infrastruktur keuangan masa depan. Banyak dari mereka:
Berinvestasi di startup Web3,
Membiayai riset dan pengembangan blockchain,
Dan bahkan mendirikan dana khusus crypto seperti Andreessen Horowitz (a16z crypto) atau Jump Crypto.
Mereka melihat bahwa sistem keuangan lama penuh dengan keterbatasan:
Biaya tinggi,
Waktu lambat,
Regulasi yang berat dan kaku,
Risiko korupsi dan penyitaan aset di negara otoriter.
Dengan blockchain, semuanya menjadi transparan, terdesentralisasi, dan dapat diaudit siapa saja.
Privasi dan Keamanan: Daya Tarik Tambahan
Bagi miliarder, salah satu perhatian utama adalah:
Privasi finansial,
Keamanan dari penyitaan,
Akses ke likuiditas tinggi.
Crypto memungkinkan miliarder untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk yang sulit dilacak oleh pemerintah atau pesaing bisnis.
Komentar dari Para Tokoh
"Crypto bukan hanya soal teknologi. Ini tentang kebebasan. Ini tentang bisa mengatur hidup dan uangmu tanpa tergantung sistem lama."
— Anthony Pompliano
"Masa depan uang adalah digital, tanpa izin, dan terbuka. Crypto adalah jawaban pertama yang paling menjanjikan."
— Jack Dorsey, Pendiri Twitter dan Block Inc.
Statistik dan Fakta Menarik
7 dari 10 miliarder crypto saat ini berusia di bawah 40 tahun.
Ethereum adalah aset crypto paling populer di kalangan miliarder muda.
Lebih dari 60% pengguna Bitcoin dengan dompet bernilai di atas Rp1 triliun tidak pernah menjual selama 3 tahun terakhir.
Crypto di Mata Miliarder Asia dan Indonesia
Beberapa miliarder di Asia Tenggara juga mulai terjun ke dunia crypto:
William Tanuwijaya (Tokopedia) dan Anderson Sumarli (Ajaib) diketahui mendukung beberapa proyek blockchain lokal.
Sementara miliarder muda Indonesia yang namanya belum banyak dikenal publik disebut aktif mengembangkan token real estate berbasis blockchain.
Ini Lebih dari Tren
Perpindahan para miliarder ke crypto bukan sekadar tren sementara. Ini mencerminkan perubahan paradigma dalam dunia keuangan global. Dari sekadar alat investasi, crypto kini menjadi alat perlindungan, pertumbuhan, dan kebebasan ekonomi bagi kalangan terkaya dunia.
Dan bila para miliarder dunia mulai menaruh kekayaan mereka dalam Bitcoin dan aset crypto lainnya, pertanyaannya adalah:
Sudahkah kamu mempertimbangkan peran crypto dalam masa depan keuanganmu?
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.