Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Meta Bentuk Tim ‘Superintelligence’ di Bawah Joshua Wang untuk Dominasi AI Global
Meta resmi membentuk tim baru bernama "Superintelligence", dipimpin oleh Joshua Wang, untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan tingkat tinggi yang mampu bersaing dengan OpenAI dan Google DeepMind.
AIPERUSAHAAN
6/11/20252 min read


Meta kembali menunjukkan keseriusannya dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI) global dengan langkah strategis terbarunya: pembentukan tim “Superintelligence”. Tim ini akan dipimpin oleh Joshua Wang, seorang ilmuwan AI terkemuka yang sebelumnya dikenal karena inovasinya dalam arsitektur model bahasa berskala besar. Langkah ini dipandang sebagai bagian dari upaya Meta untuk menjadi pemain dominan dalam pengembangan AI tingkat lanjut, termasuk pengembangan artificial general intelligence (AGI).
Mengapa “Superintelligence”?
Tim Superintelligence dirancang secara khusus untuk mengatasi keterbatasan AI saat ini dan melahirkan sistem yang tidak hanya memahami konteks, tetapi juga mampu bernalar secara logis, belajar secara mandiri, dan mengambil keputusan kompleks seperti manusia. Fokus utama tim ini adalah mengembangkan model AI generatif multibahasa, multimodal, dan multitugas yang dapat berjalan efisien pada skala besar.
Meta menyebut pembentukan tim ini sebagai bagian dari "visi jangka panjang untuk AI yang lebih cerdas, lebih aman, dan lebih bertanggung jawab". Joshua Wang dipilih karena rekam jejaknya yang cemerlang dalam memimpin pengembangan sistem pemrosesan bahasa alami yang sekarang menjadi tulang punggung platform-platform Meta seperti Facebook, Instagram, dan Threads.
Target dan Strategi
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada 10 Juni 2025, Meta menegaskan bahwa tim Superintelligence akan bekerja sama dengan laboratorium AI internal lainnya, termasuk FAIR (Facebook AI Research) dan Reality Labs. Namun, fokus utama tim baru ini adalah kecepatan inovasi dan kebebasan eksperimen.
"Ini adalah misi jangka panjang untuk menciptakan AI yang benar-benar bisa memahami dunia," kata Wang dalam wawancara pertamanya sejak pengumuman tersebut. Ia menyebut bahwa timnya akan mengembangkan model yang mampu memahami data visual, audio, dan teks secara simultan, serta mengambil keputusan dalam skenario dunia nyata.
Investasi Besar dan Infrastruktur
Meta diperkirakan telah menggelontorkan investasi awal senilai Rp75 triliun untuk mendukung proyek ini, termasuk pembangunan pusat data baru yang dirancang khusus untuk pelatihan model AI raksasa. Menurut laporan Bloomberg, Meta juga menjalin kerja sama dengan produsen chip seperti Nvidia dan Qualcomm untuk memastikan ketersediaan GPU kelas atas.
Kerja sama dengan Google Cloud, yang diumumkan baru-baru ini, juga menjadi bagian penting dalam mendukung beban komputasi dan integrasi teknologi AI dalam skala global.
Persaingan Ketat di Industri
Langkah ini muncul saat persaingan di ranah AI kian memanas. OpenAI dengan ChatGPT-nya terus memperbarui kemampuannya, sementara Google DeepMind meluncurkan Gemini 2 dengan kemampuan penalaran canggih. Di sisi lain, perusahaan seperti Anthropic, xAI milik Elon Musk, dan perusahaan China seperti Baidu dan Huawei juga terus mendorong inovasi AI mereka.
Meta, yang selama ini lebih dikenal dengan proyek metaverse dan media sosial, kini ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat menjadi pelopor dalam era AI generatif. Kehadiran tim Superintelligence menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg ini tidak mau tertinggal.
Tantangan Etika dan Regulasi
Namun, kemajuan ini tidak lepas dari tantangan. Regulasi AI semakin ketat di Eropa dan Amerika Serikat, sementara kekhawatiran mengenai bias algoritma, pengaruh terhadap pekerjaan manusia, serta potensi penyalahgunaan AI menjadi perhatian utama. Meta berjanji akan mengintegrasikan prinsip transparansi dan tanggung jawab dalam semua pengembangan yang dilakukan oleh tim Superintelligence.
Joshua Wang juga menyebut bahwa timnya akan bekerja erat dengan pakar etika dan hukum untuk memastikan bahwa AI yang dikembangkan selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan tidak mengancam keamanan masyarakat global.
Penutup
Dengan pembentukan tim Superintelligence di bawah kepemimpinan Joshua Wang, Meta mengukuhkan diri sebagai pemain serius dalam pengembangan AI generatif tingkat lanjut. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, langkah ini bisa menjadi titik balik bagi Meta dalam membentuk masa depan AI yang bukan hanya canggih, tapi juga etis dan inklusif.
Jika berhasil, “Superintelligence” mungkin akan menjadi tonggak sejarah baru dalam perkembangan teknologi yang akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan mesin untuk selamanya.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.