Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Meta dan Anduril Kembangkan Helm Militer Berbasis AI
Meta menggandeng perusahaan pertahanan Anduril untuk mengembangkan helm militer canggih berbasis AI dan realitas tertambah (AR). Proyek bernama EagleEye ini bertujuan merevolusi strategi pertempuran modern dan memperkuat dominasi teknologi Amerika Serikat dalam sektor pertahanan.
AITEKNOLOGI
5/30/20252 min read


Meta, perusahaan teknologi raksasa yang terkenal lewat platform media sosial dan metaverse-nya, kini merambah dunia pertahanan militer. Dalam langkah mengejutkan dan strategis, Meta resmi mengumumkan kolaborasi dengan perusahaan pertahanan asal Amerika, Anduril Industries, untuk menciptakan helm militer berbasis AI yang diberi nama EagleEye.
Helm ini bukan sekadar pelindung kepala, melainkan perangkat canggih yang menggabungkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Augmented Reality (AR) untuk meningkatkan kesadaran situasional, pengambilan keputusan taktis, dan efektivitas komunikasi antar prajurit di lapangan. Pengumuman ini menandai momen penting dalam integrasi teknologi sipil ke dalam sistem pertahanan militer modern.
Teknologi yang Dibenamkan dalam EagleEye
EagleEye dirancang untuk menjadi otak tambahan bagi para tentara di medan perang. Helm ini dipersenjatai dengan:
Heads-Up Display (HUD) berteknologi AR untuk menampilkan data real-time seperti lokasi musuh, peta taktis, dan status logistik.
AI predictive assistance untuk memperkirakan pergerakan lawan dan memberikan saran keputusan cepat.
Sensor 360 derajat dan kamera thermal untuk penglihatan malam dan medan tertutup asap.
Konektivitas langsung ke drone atau unit kendaraan otonom guna menyinkronkan strategi serangan atau pertahanan secara otomatis.
Menurut laporan The Washington Post, teknologi helm ini mengadopsi sebagian arsitektur dari proyek metaverse Meta yang kini difokuskan ke sektor produktivitas dan taktis. Dengan demikian, helm ini bukan hanya wearable device, tapi juga perangkat komunikasi dan navigasi yang terintegrasi secara komprehensif.
Kolaborasi Strategis Meta dan Anduril
Anduril, yang dikenal sebagai pemain muda agresif di sektor teknologi pertahanan, sebelumnya sukses mengembangkan sistem pertahanan berbasis AI untuk pengawasan perbatasan AS. Kerjasama ini memberikan Meta akses ke jaringan pertahanan dan pengujian medan nyata, sementara Anduril mendapat suntikan teknologi visual dan AI dari laboratorium Meta Reality Labs.
Dalam pernyataan resminya, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan:
“Kami percaya AI dan AR memiliki peran besar dalam melindungi keamanan nasional. EagleEye adalah langkah nyata kami untuk menggabungkan teknologi mutakhir dengan kebutuhan militer modern.”
Sementara itu, CEO Anduril, Palmer Luckey, menyebut kolaborasi ini sebagai "momentum revolusioner dalam taktik tempur dan keamanan operasional."
Manfaat Strategis dan Kontroversi Etis
Pengembangan helm canggih ini tentu membawa sejumlah manfaat:
Efisiensi medan tempur: Keputusan cepat berbasis data dapat menyelamatkan nyawa dan mempercepat kemenangan taktis.
Peningkatan koordinasi tim: Sistem berbasis AI memungkinkan komunikasi yang lebih cepat dan bebas dari interferensi.
Ketahanan psikologis: Teknologi AR dapat membantu mengenali ancaman sebelum visualisasi manusia sempat memprosesnya.
Namun, proyek ini juga menuai perhatian dari kalangan pengamat etika. Beberapa pertanyaan yang muncul:
Sejauh mana keputusan otomatis AI boleh diandalkan dalam pertempuran?
Bagaimana jika AI memberikan rekomendasi yang membahayakan warga sipil?
Apakah teknologi ini akan memicu perlombaan senjata AI global?
Profesor etika teknologi dari MIT, Dr. Eliza Monroe, menyatakan:
“Jika AI dalam militer menjadi terlalu dominan, kita menghadapi risiko dehumanisasi keputusan dalam perang. Namun jika diterapkan dengan batasan dan pengawasan yang tepat, manfaatnya sangat besar.”
Langkah ke Depan dan Potensi Komersialisasi
Prototipe pertama EagleEye dikabarkan akan diuji coba oleh unit elite angkatan darat AS pada kuartal keempat 2025. Jika sukses, helm ini berpotensi menjadi standar baru peralatan tempur modern.
Menariknya, Meta juga mempertimbangkan versi komersial helm ini untuk bidang non-militer seperti:
Pemadam kebakaran dan SAR, yang membutuhkan navigasi kompleks di lingkungan ekstrem.
Industri konstruksi dan pertambangan, untuk efisiensi operasional dan keamanan pekerja.
Skenario pelatihan militer virtual, yang bisa mengurangi biaya pelatihan fisik.
Kesimpulan
Kemitraan Meta dan Anduril melalui proyek EagleEye menunjukkan bagaimana batas antara teknologi sipil dan militer kian memudar. AI dan AR bukan lagi sekadar alat hiburan atau bisnis, tetapi menjadi elemen kunci dalam pertahanan dan keamanan nasional.
Jika berhasil, helm EagleEye bisa menjadi simbol baru dalam era perang digital — era di mana algoritma, bukan hanya amunisi, menentukan hasil pertempuran.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.