Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Meta Luncurkan Aplikasi AI Mandiri untuk Bersaing dengan ChatGPT
Meta memperkenalkan aplikasi AI mandiri berbasis model Llama untuk bersaing dengan ChatGPT. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman AI yang lebih personal bagi pengguna.
AITEKNOLOGI
4/30/20253 min read


Meta Hadirkan Aplikasi AI Tersendiri: Game Changer di Dunia Asisten Virtual?
Meta, perusahaan induk Facebook, resmi meluncurkan aplikasi AI mandiri berbasis model bahasa besar Llama 3. Peluncuran ini menjadi langkah strategis dalam ambisi jangka panjang Meta untuk mendominasi ekosistem AI global, sekaligus menandai awal dari persaingan langsung dengan ChatGPT milik OpenAI dan Gemini dari Google. Aplikasi ini hadir tidak hanya dalam versi web dan mobile, tapi juga terintegrasi dengan platform milik Meta seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook Messenger.
Langkah ini menandai pergeseran Meta dari sekadar integrator teknologi AI menjadi pemain utama dalam pengembangan dan penyediaan asisten cerdas berbasis model bahasa generatif. Dengan basis teknologi open-source, Meta juga mengirim pesan tegas bahwa AI harus terbuka, dapat diakses semua orang, dan bebas dari monopoli korporasi teknologi besar.
Membedah Strategi Meta: Dari Medsos ke AI Generatif
Meta AI kini hadir dalam bentuk aplikasi mobile mandiri di iOS dan Android, yang pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat. Di balik aplikasi ini adalah Llama 3, versi terbaru dari model bahasa buatan Meta yang telah mendapat pujian karena efisiensi dan skalabilitasnya.
Mark Zuckerberg, CEO Meta, mengatakan bahwa aplikasi ini dirancang untuk menjadi "asisten AI tercanggih yang tersedia secara gratis." Di dalamnya, pengguna dapat mengajukan pertanyaan, membuat gambar, merangkum dokumen, menyusun teks panjang, hingga menyusun kode program—fitur-fitur yang selama ini menjadi andalan ChatGPT.
Namun, Meta membedakan dirinya dengan sentuhan khas: kecepatan, aksesibilitas, dan integrasi lintas platform sosial. Meta AI dapat digunakan langsung dalam kolom komentar atau pesan pribadi di Instagram dan Facebook. Misalnya, saat Anda menulis status tentang mencari resep makanan, AI dapat langsung menyarankan langkah-langkah memasak atau bahkan membuatkan daftar belanja otomatis.
Baca juga Berita AI Lainnya DISINI
Selain itu, Meta juga menyematkan kemampuan AI untuk menghasilkan gambar secara instan dengan prompt pengguna, serta memperkenalkan fitur "imagine" yang secara real-time menciptakan visual dinamis berdasarkan deskripsi teks.
Llama 3: Jawaban Meta terhadap GPT-4
Llama 3 adalah generasi terbaru dari Large Language Model (LLM) buatan Meta yang menjadi jantung dari aplikasi ini. Dengan parameter miliaran, Llama 3 dikembangkan untuk mendukung kinerja multitasking, pengambilan keputusan cepat, serta kemampuan reasoning dan percakapan yang natural.
Berbeda dengan GPT-4 dari OpenAI yang merupakan sistem tertutup, Llama 3 tetap mengusung semangat open-source. Hal ini membuka peluang besar bagi para pengembang, startup, hingga institusi pendidikan untuk mengembangkan dan menyesuaikan model AI untuk kebutuhan spesifik mereka.
Peluncuran Llama 3 juga disertai dengan janji peningkatan berkelanjutan. Meta mengonfirmasi bahwa versi model dengan kapasitas lebih besar, termasuk model multimodal (yang dapat membaca gambar, suara, dan teks), akan dirilis pada pertengahan hingga akhir 2025.
Tantangan dan Ambisi Meta di Masa Depan
Meski peluncuran ini menuai pujian dari berbagai pihak, Meta tetap harus menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah membangun kepercayaan publik terhadap privasi dan keamanan data, terutama karena aplikasi ini berjalan di dalam platform-platform yang dikenal agresif dalam monetisasi data pengguna.
Baca juga Berita Edukasi Lainnya DISINI
Selain itu, Meta juga harus bersaing dengan perusahaan seperti Microsoft (dengan Copilot berbasis GPT-4), Google (dengan Gemini), dan bahkan perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Baidu dan Alibaba yang agresif dalam mendorong AI nasional mereka.
Namun, Meta memiliki satu keunggulan besar: pengaruh sosial dan miliaran pengguna aktif setiap harinya. Dengan basis pengguna yang begitu masif, Meta berpotensi menjadikan AI sebagai bagian alami dari kehidupan digital sehari-hari.
AI Semakin Dekat dengan Publik: Apa Artinya bagi Dunia?
Langkah Meta ini mempertegas bahwa era AI tidak lagi terbatas pada percakapan teknolog atau komunitas riset, melainkan sudah masuk ke level sosial, komunikasi, dan gaya hidup masyarakat umum. Ketika pengguna Facebook bisa langsung berinteraksi dengan AI di komentar, atau pengguna Instagram mendapatkan caption otomatis dari AI, maka batas antara manusia dan mesin semakin kabur.
Hal ini juga menciptakan tantangan etika baru: siapa yang mengontrol percakapan publik ketika AI menjadi moderator tak kasat mata? Bagaimana dengan hoaks, bias algoritmik, dan manipulasi opini?
Meta mengklaim bahwa pendekatannya bersifat kolaboratif dan transparan, namun para kritikus menekankan pentingnya regulasi dan pengawasan ketat dalam adopsi AI yang begitu masif ini.
Baca juga Berita Menarik Lainnya DISINI
Kesimpulan: Meta Siap Bertarung di Medan Baru
Peluncuran aplikasi AI mandiri oleh Meta bukan hanya soal teknologi—ini adalah pertarungan eksistensial tentang siapa yang akan mengendalikan masa depan interaksi digital. Dengan modal data, pengguna aktif, dan model open-source, Meta tampak siap menantang dominasi AI dari raksasa lain seperti OpenAI dan Google.
Pertanyaannya kini bukan apakah Meta mampu bersaing, tetapi seberapa cepat masyarakat akan mengadopsi AI sebagai bagian dari hidup digital mereka—dan apakah kita siap dengan konsekuensinya.
Sumber:
OpenAI, Google, dan IBM Research Updates
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.