Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Meta Tebarkan “Zuck Bucks”: Bonus hingga Rp1,6 Triliun demi Memikat Ilmuwan AI Top
Meta Platforms mengguncang industri teknologi dengan paket perekrutan raksasa—dijuluki “Zuck Bucks”—berupa gaji dan bonus saham senilai hingga Rp1,6 triliun per peneliti. Langkah agresif ini sudah menarik sejumlah ilmuwan senior OpenAI dan mendorong Meta berinvestasi hampir Rp240 triliun untuk membangun tim “super-intelligence”.
AIPERUSAHAANBISNIS
6/27/20252 min read


Mark Zuckerberg kembali merogoh kocek dalam. Setelah menggelontorkan Rp240 triliun (≈ US $15 miliar) untuk mengambil 49 % saham Scale AI—dan sekaligus merekrut CEO-nya, Alexandr Wang—Meta kini membidik langsung para jagoan laboratorium AI pesaing. Wall Street Journal melaporkan bahwa paket “Zuck Bucks” berkisar Rp800 miliar–Rp1,6 triliun (US $50–100 juta) per peneliti, terdiri atas tunai, saham terbatas, dan token performa jangka panjang. wsj.com
1 • Gelombang Perekrutan: Tiga Peneliti OpenAI Hengkang
Dalam sepekan, Meta berhasil “menculik” tiga ilmuwan senior OpenAI, termasuk pakar alignment dan arsitek kompresi model. TechCrunch menyebut langkah ini sebagai “blitz perekrutan paling agresif dalam sejarah AI modern”. techcrunch.com
2 • Bonus Rp1,6 Triliun: Fakta atau Hiperbola?
CEO OpenAI Sam Altman sempat menyindir di X (Twitter) bahwa “Zuck menebar bonus Rp1,6 triliun seperti permen”—referensi langsung ke angka US $100 juta. Fortune kemudian mengonfirmasi, setidaknya dua kandidat ditawari paket penandatanganan setinggi itu. fortune.com
Rincian tak resmi paket “Zuck Bucks”
Gaji pokok hingga Rp32 miliar/tahun
Saham Meta empat tahun senilai Rp480 miliar–Rp960 miliar
“Moonshot bonus” tunai hingga Rp640 miliar jika target AGI tercapai
3 • Motif Meta: Mengejar “Super-Intelligence”
Zuckerberg telah membentuk Superintelligence Group—proyek rahasia yang menargetkan kemampuan melebihi GPT-5 pada 2027. Bloomberg melaporkan grup ini merekrut ahli dari DeepMind, FAIR, hingga tim chip internal Nvidia. bloomberg.com
Menurut analis UBS, rencana itu sejalan dengan lima pilar pertumbuhan AI Meta: iklan, feed sosial, bisnis messaging, aplikasi “Meta AI”, dan perangkat hardware berotak Llama. Mereka menaikkan target harga saham Meta ke US $812 karena potensi pendapatan AI jangka panjang. investors.com
4 • Aku-Hire Rp240 Triliun: Scale AI
Investasi hampir Rp240 triliun ke Scale AI ditafsir banyak pihak sebagai “rekrutmen terselubung”—Meta tidak hanya mengamankan data label premium, tapi juga memikat Alexandr Wang (usia 28) untuk memimpin penataan dataset superkomputer mereka. reuters.combusinessinsider.com
5 • Reaksi Pasar & Industri
Investor: Saham Meta naik 2–3 % setiap kali kabar perekrutan besar muncul, menandakan pasar menyukai strategi “bakar uang demi talenta”.
Komunitas AI: Sebagian ilmuwan memuji peluang riset terbuka di Meta (karena Llama open-weight), tetapi lainnya khawatir ketimpangan gaji ekstrem memperlebar jurang antara raksasa dan akademia.
Regulator AS & UE: Menyorot potensi dominasi data dan kekuatan pasar; pembuat kebijakan Eropa masih berdebat apakah paket kompensasi jumbo masuk ranah “tacit collusion” dalam perang talenta.
6 • Tantangan Besar
Retensi Jangka Panjang
Talenta dengan kekayaan Rp1 triliun cenderung hengkang ke startup sendiri. Meta menyiapkan klausul “cliff” empat tahun dan bonus proyek bertahap.Ekspektasi Hyper-Growth
Dengan belanja R&D AI > Rp160 triliun/tahun, CFO Susan Li harus membuktikan peningkatan margin iklan atau penjualan perangkat VR/AR berbasis AI.Persaingan Moral & Hukum
Gugatan hak cipta (seperti yang baru saja Meta menangi) dapat kembali muncul jika model pelatihannya memperluas scraping konten tertutup.
7 • Implikasi Global & Indonesia
Brain-Drain: Peneliti AI Asia Tenggara berpotensi direkrut langsung, menaikkan standar gaji.
Startup Lokal: Kenaikan valuasi solusi data & label (mirip Scale AI) membuka pintu pendanaan bagi penyedia dataset Bahasa Indonesia.
Pemerintah: Perlu strategi retensi talenta dan insentif riset AI domestik agar tidak semua SDM top diserap raksasa asing.
8 • Apa Kata Pengamat?
“Meta menjadikan talenta AI aset paling mahal kedua setelah GPU,” — Dr. Maria González, Stanford HAI.
“Kalau Anda ilmuwan AI, ini waktu panen raya. Kalau Anda CFO, bersiap menjustifikasi Rp1 triliun per kepala,” — Kevin Roose, kolumnis teknologi NYT.
Kesimpulan
Strategi “Zuck Bucks” menegaskan bahwa perang AI kini perang talenta, bukan sekadar chip. Dengan bonus setara lotre mega jackpot, Meta berharap mempercepat lompatan menuju super-intelligence—meski mempertaruhkan kritik soal ketimpangan dan dominasi pasar. Bagi ilmuwan AI, inilah era emas; bagi industri, ini perlombaan bakar duit terbesar sejak demam dot-com.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.