Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Microsoft Bisa Hentikan Negosiasi Investasi Baru dengan OpenAI
Microsoft dikabarkan mempertimbangkan untuk mundur dari negosiasi investasi baru dengan OpenAI karena belum tercapainya kesepakatan terkait kepemilikan saham. Meski begitu, kemitraan teknis antara dua raksasa AI ini tetap berjalan hingga 2030.
AIPERUSAHAAN
6/19/20252 min read


Keretakan di Balik Kolaborasi AI Raksasa
Dalam perkembangan terbaru yang mengejutkan banyak pelaku industri teknologi, Microsoft dilaporkan mempertimbangkan untuk menghentikan negosiasi investasi tambahan dengan OpenAI. Laporan ini pertama kali diungkapkan oleh Financial Times pada 18 Juni 2025, berdasarkan informasi dari sejumlah sumber internal yang terlibat dalam diskusi tersebut.
Microsoft, yang saat ini telah menginvestasikan lebih dari Rp600 triliun ke dalam OpenAI, termasuk dalam bentuk infrastruktur komputasi dan kredit cloud Azure, disebut belum mencapai kesepakatan baru terkait kepemilikan saham tambahan dalam perusahaan AI tersebut.
Pertanyaan Besar soal Kepemilikan dan Kontrol
Isu yang menjadi ganjalan utama dalam negosiasi ini adalah seputar struktur tata kelola OpenAI dan sejauh mana Microsoft bisa memiliki pengaruh langsung. Meskipun Microsoft merupakan mitra eksklusif cloud dan memiliki hak lisensi atas teknologi OpenAI, termasuk GPT-4 dan produk turunannya, statusnya sebagai "investor non-pengendali" membuatnya tidak memiliki hak suara dalam banyak keputusan strategis internal OpenAI.
Sumber internal menyebutkan bahwa Microsoft ingin memperoleh saham tambahan sebagai imbalan atas dukungan berkelanjutan, terutama setelah lonjakan permintaan AI generatif yang menempatkan OpenAI sebagai pemain sentral di pasar global.
Kemitraan Strategis Masih Berlanjut
Meski negosiasi saham mengalami kebuntuan, sumber yang sama menegaskan bahwa kemitraan komersial antara Microsoft dan OpenAI tetap berlaku dan diperkirakan akan berjalan hingga tahun 2030. Artinya, produk Microsoft seperti Copilot di Microsoft 365, layanan Azure AI, dan sejumlah fitur pada Windows akan tetap mengandalkan model dari OpenAI.
Menurut juru bicara Microsoft, perusahaan tetap “berkomitmen penuh terhadap kolaborasi jangka panjang” meski tidak memberikan komentar detail terkait struktur kepemilikan saham.
Konflik Kepentingan atau Strategi Bisnis?
Beberapa analis menilai ketegangan ini sebagai bagian dari dinamika umum antara investor strategis dan perusahaan riset teknologi yang berkembang cepat. Di satu sisi, Microsoft ingin memastikan pengaruhnya dalam mengarahkan masa depan teknologi yang sedang dibangun bersama. Di sisi lain, OpenAI tampaknya ingin mempertahankan otonomi dalam misi riset jangka panjangnya, yang tidak selalu selaras dengan kepentingan korporasi besar.
Perlu dicatat bahwa OpenAI juga menghadapi pengawasan ketat dari regulator dan komunitas teknologi atas isu transparansi, etika, dan dampak sosial dari model AI yang dikembangkan—yang turut mempengaruhi struktur dan pengambilan keputusannya.
Dampak terhadap Industri AI Global
Jika Microsoft benar-benar menarik diri dari investasi tambahan, ini bisa membuka peluang bagi perusahaan lain—seperti Amazon, Google, atau bahkan entitas swasta seperti xAI (perusahaan milik Elon Musk)—untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan OpenAI, atau bahkan menciptakan kemitraan tandingan.
Namun, para pakar percaya bahwa kemitraan Microsoft dan OpenAI sudah terlalu dalam untuk benar-benar berpisah sepenuhnya dalam waktu dekat. Infrastruktur Azure telah dioptimalkan khusus untuk menangani permintaan tinggi dari model GPT, dan ekosistem pengguna Microsoft sudah sangat terintegrasi dengan produk berbasis OpenAI.
Awal dari Reorientasi?
Situasi ini mencerminkan dinamika unik dalam lanskap AI global, di mana teknologi berkembang jauh lebih cepat dibandingkan regulasi, tata kelola, dan model bisnis. Ketegangan antara Microsoft dan OpenAI mungkin bukan pertanda perpisahan, melainkan fase reorientasi hubungan bisnis dan teknis di era di mana AI menjadi fondasi kompetisi global.
Para pelaku industri kini menanti bagaimana arah negosiasi ini dalam beberapa bulan ke depan—karena apa pun keputusannya, dampaknya bisa sangat besar bagi arah pengembangan teknologi AI global.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.