Nvidia Kembangkan Chip AI Khusus untuk Pasar China

Nvidia mengembangkan chip AI khusus untuk pasar China sebagai respon terhadap pembatasan ekspor teknologi dari pemerintah AS. Langkah ini menandai strategi adaptif perusahaan demi mempertahankan pangsa pasarnya di tengah ketegangan geopolitik.

AITEKNOLOGI

5/26/20252 min read

Nvidia Kembangkan Chip AI Khusus untuk Pasar China | NuntiaNews
Nvidia Kembangkan Chip AI Khusus untuk Pasar China | NuntiaNews

Nvidia, pemain dominan dalam industri chip grafis dan AI global, kini mengambil langkah strategis untuk mempertahankan eksistensinya di pasar China. Di tengah tekanan geopolitik dan pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat, Nvidia dikabarkan sedang mengembangkan chip AI versi khusus yang sesuai dengan regulasi ekspor terbaru, tanpa melanggar batasan performa yang ditetapkan.

Strategi Bertahan di Tengah Badai Regulasi

Sejak tahun 2022, pemerintah AS telah memperketat ekspor chip canggih ke China guna mencegah negara tersebut memperoleh keunggulan strategis dalam teknologi kecerdasan buatan dan militer. Kebijakan ini menargetkan chip dengan kemampuan tinggi seperti Nvidia A100 dan H100, yang digunakan dalam pelatihan model AI skala besar, termasuk chatbot dan sistem pengenalan gambar.

Sebagai tanggapan, Nvidia sebelumnya merilis chip versi terbatas seperti A800 dan H800 khusus untuk pasar China, yang tidak melampaui ambang batas performa yang dilarang oleh AS. Namun, pada akhir 2023, pembatasan itu kembali diperketat, membuat Nvidia harus menghentikan pengiriman bahkan untuk versi chip tersebut.

Kini, pada Mei 2025, Nvidia tengah merancang lini chip AI terbaru yang didesain khusus agar tetap berada dalam kerangka hukum AS tetapi tetap kompetitif di pasar China yang sangat besar.

“Kami tetap berkomitmen untuk melayani pelanggan kami di seluruh dunia sesuai regulasi yang berlaku,” ujar juru bicara Nvidia dalam pernyataan resmi dikutip dari Network World.

Pentingnya Pasar China bagi Nvidia

Pasar China menyumbang sekitar 20–25% dari total pendapatan data center Nvidia sebelum pembatasan diberlakukan. Angka itu setara dengan lebih dari Rp75 triliun ($5 miliar) per tahun. Kehilangan pasar ini secara permanen akan menjadi pukulan besar, terutama mengingat kompetitor domestik seperti Huawei dan Alibaba mulai mempercepat pengembangan chip alternatif buatan dalam negeri.

Meskipun begitu, Nvidia tetap menghadapi tantangan besar. Pemerintah China juga mendorong penggunaan chip lokal dan memblokir beberapa produk buatan asing dalam infrastruktur vital. Oleh karena itu, langkah adaptif Nvidia bukan hanya soal kepatuhan hukum, tetapi juga strategi jangka panjang untuk menjaga relevansi di pasar yang semakin nasionalistik.

Teknologi yang Dikompromikan

Laporan menyebutkan bahwa chip versi baru untuk China akan memiliki keterbatasan dalam jumlah bandwidth memori, kemampuan komputasi FP16, dan kemungkinan dibatasi dalam jumlah transistor aktif. Meskipun ini menurunkan performa secara teknis, chip tetap dapat digunakan dalam berbagai aplikasi AI industri dan komersial, seperti sistem rekomendasi, pengenalan suara, dan pengolahan bahasa alami.

Sumber menyatakan bahwa Nvidia bekerja sama dengan mitra lokal di China untuk mengintegrasikan chip tersebut ke dalam server dan solusi cloud yang digunakan oleh perusahaan teknologi besar seperti Tencent, Baidu, dan ByteDance.

Reaksi Industri

Banyak analis menilai bahwa langkah Nvidia adalah "jalan tengah" antara kepatuhan hukum dan kebutuhan komersial. "Ini adalah strategi yang masuk akal. Mereka tidak bisa melawan kebijakan AS, tapi juga tidak bisa kehilangan pasar China begitu saja," kata Anirudh Devgan, analis teknologi dari SiliconTech Advisors.

Namun, beberapa pihak menganggap bahwa kemampuan chip yang dibatasi bisa membuat Nvidia rentan terhadap tekanan dari kompetitor lokal. China kini berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan semikonduktor mandiri, termasuk melalui dukungan pemerintah dan pendanaan miliaran rupiah untuk startup chip AI.

Dampak Global

Keputusan Nvidia ini bisa menjadi preseden bagi perusahaan teknologi Barat lainnya yang ingin tetap berbisnis di China tanpa melanggar kebijakan ekspor asal negara mereka. Pertarungan AI kini bukan hanya soal keunggulan teknologi, tetapi juga soal diplomasi, hukum, dan kelincahan korporasi.

Di sisi lain, langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran dari pihak-pihak yang menilai bahwa strategi Nvidia tetap memberi China akses ke teknologi sensitif, meski dalam versi terbatas. Pemerintah AS belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah terbaru Nvidia ini.

Kesimpulan

Nvidia menunjukkan fleksibilitas strategis dalam menghadapi dinamika pasar dan regulasi global. Dengan mengembangkan chip AI khusus untuk pasar China, perusahaan ini berupaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan kepatuhan hukum. Meski dibayangi kompetitor lokal dan ketidakpastian geopolitik, langkah ini bisa menjadi model baru dalam menghadapi fragmentasi teknologi global yang semakin nyata.

Sumber : NetworkWorld. Nvidia eyes China rebound with stripped-down AI chip tailored to export limits. 26 Mei 2025.

Berita Lainnya