Nvidia Perluas Cengkeraman AI di Eropa Lewat GTC Paris 2025: 10.000 GPU Disiapkan

Di GTC Paris 2025, Nvidia umumkan ekspansi besar-besaran infrastruktur AI di Eropa. Bersama mitra industri dan pemerintah, Nvidia membangun "cloud AI industri" yang akan mempercepat inovasi di sektor otomotif, manufaktur, hingga riset medis.

AITEKNOLOGI

6/12/20252 min read

Nvidia Perluas Cengkeraman AI di Eropa Lewat GTC Paris 2025: 10.000 GPU Disiapkan | NuntiaNews
Nvidia Perluas Cengkeraman AI di Eropa Lewat GTC Paris 2025: 10.000 GPU Disiapkan | NuntiaNews

Nvidia kembali mencuri perhatian dunia teknologi dengan pengumuman strategisnya dalam konferensi GTC Paris 2025. Perusahaan raksasa semikonduktor ini resmi meluncurkan inisiatif ekspansi infrastruktur kecerdasan buatan (AI) berskala besar di kawasan Eropa, dengan membangun "industrial AI cloud" bertenaga 10.000 GPU yang dirancang untuk memenuhi lonjakan permintaan dari berbagai sektor industri dan riset.

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan langsung pengumuman tersebut di hadapan ribuan peserta yang hadir secara langsung maupun virtual. Dalam pidatonya yang dinamis dan penuh visi, Huang menegaskan bahwa Eropa kini menjadi salah satu medan strategis dalam revolusi AI global.

"AI bukan hanya tentang kecepatan atau efisiensi," ujar Huang. "Ini adalah tentang transformasi industri secara menyeluruh — mulai dari pabrik pintar di Jerman, hingga pusat riset medis di Skandinavia, semuanya akan didorong oleh kemampuan komputasi tingkat lanjut."

Pusat Data Superkomputer di Jantung Eropa

Proyek ini mencakup pembangunan pusat data berkapasitas tinggi di berbagai negara Eropa, dimulai dari Jerman dan Prancis. Inisiatif ini akan menggunakan lebih dari 10.000 GPU Nvidia H100 dan B200 generasi terbaru yang dirancang untuk tugas-tugas AI skala besar — dari pelatihan model bahasa hingga simulasi ilmiah dan manufaktur berbasis robotik.

Kolaborasi Nvidia mencakup nama-nama besar seperti Siemens, Novo Nordisk, Deutsche Telekom, serta institusi akademis ternama seperti TU Munich dan École Polytechnique. Pemerintah Jerman dan Uni Eropa pun menyatakan dukungan penuh atas proyek ini, melihatnya sebagai bagian dari strategi digitalisasi dan kemandirian teknologi kawasan.

Fokus Lokal, Dampak Global

Berbeda dengan pendekatan terpusat yang biasa dilakukan di Silicon Valley atau China, Nvidia menekankan pentingnya kolaborasi lokal. Mereka menyebut inisiatif ini sebagai "AI untuk Eropa, oleh Eropa," yang berarti pemrosesan data dilakukan secara lokal, dengan memperhatikan regulasi ketat Uni Eropa seperti GDPR dan kebijakan etika AI.

"Kami ingin memberdayakan inovator lokal dengan alat terbaik tanpa mengorbankan kedaulatan data," jelas Claire Le Gallo, Direktur Regional Nvidia untuk Eropa.

Industri Target: Otomotif, Farmasi, dan Energi

Salah satu sektor yang akan paling diuntungkan dari infrastruktur baru ini adalah otomotif, terutama perusahaan seperti Mercedes-Benz dan BMW yang sudah menjalin kemitraan dengan Nvidia dalam pengembangan kendaraan otonom. Selain itu, industri farmasi seperti Sanofi dan Novo Nordisk akan menggunakan kemampuan AI cloud ini untuk mempercepat penemuan obat dan personalisasi perawatan medis.

Tak kalah penting, sektor energi dan lingkungan juga menjadi fokus utama. Dengan komputasi AI, perusahaan seperti Ørsted dan TotalEnergies dapat melakukan simulasi iklim, optimisasi jaringan listrik berbasis energi terbarukan, hingga prediksi kerusakan mesin industri dengan akurasi tinggi.

Eropa Siap Jadi Penyeimbang Dominasi AI Global

Pengumuman ini datang di tengah meningkatnya kekhawatiran di Eropa terhadap dominasi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat dan China dalam bidang AI. Dengan membangun pusat daya komputasi lokal, Eropa berharap bisa memperkuat posisi tawarnya sekaligus menciptakan ekosistem AI yang lebih inklusif dan transparan.

"Kita sedang membangun bukan hanya data center, tapi fondasi masa depan digital Eropa," tegas Margrethe Vestager, Wakil Presiden Komisi Eropa bidang Digital dan Persaingan.

Investasi Triliunan Rupiah

Meski Nvidia tidak mengungkap angka resmi, berbagai analis memperkirakan proyek ini akan menelan biaya lebih dari Rp75 triliun selama lima tahun ke depan. Ini mencakup pembangunan infrastruktur fisik, pelatihan SDM lokal, serta integrasi software dan layanan AI enterprise.

Dengan strategi jangka panjang ini, Nvidia tidak hanya memperluas jejak bisnisnya, tetapi juga memberikan sinyal kuat bahwa masa depan AI tidak hanya akan ditentukan oleh Silicon Valley atau China — tetapi juga oleh inovator dan ilmuwan dari Eropa.

Penutup

Inisiatif Nvidia di GTC Paris 2025 bukan sekadar ekspansi bisnis. Ini adalah deklarasi bahwa Eropa memiliki peran penting dalam percaturan teknologi global, dan bahwa AI bukanlah alat eksklusif segelintir negara — melainkan kekuatan transformasional yang harus diakses secara merata. Jika berhasil, langkah ini akan menjadikan Eropa sebagai salah satu pilar utama dalam arsitektur AI global, dengan Nvidia sebagai motor penggeraknya.

Sumber: GettyImages

Berita Lainnya