Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
OpenAI Soroti Zhipu AI dari China yang Melesat di Pasar Negara Berkembang
OpenAI mengakui pertumbuhan cepat startup China, Zhipu AI, di pasar negara berkembang. Perusahaan ini dinilai sebagai pemain strategis yang mulai menyaingi dominasi Barat dalam pengembangan kecerdasan buatan global.
AIPERUSAHAANBISNIS
6/26/20252 min read


Dalam pernyataan terbarunya, OpenAI menyoroti pertumbuhan pesat Zhipu AI, startup AI asal China, yang berhasil menembus pasar negara berkembang secara agresif. Laporan ini muncul sebagai bagian dari tinjauan global OpenAI terhadap persaingan kecerdasan buatan lintas kawasan.
Zhipu AI, yang sebelumnya dikenal di kalangan akademik dan industri China, kini mengembangkan model bahasa besar (LLM) dengan pendekatan lokal dan berbiaya rendah—menargetkan pengguna di kawasan Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. Strategi ini dinilai sangat berbeda dibandingkan OpenAI yang selama ini lebih fokus pada pasar premium di negara-negara maju.
“Zhipu AI tumbuh dengan cepat karena mampu menyesuaikan produk dengan kebutuhan spesifik pasar lokal. Mereka menawarkan API yang jauh lebih terjangkau dengan akurasi yang kompetitif,” ujar Mira Murati, CTO OpenAI, dalam forum internasional AI di Zurich, Swiss.
Daya Tarik di Negara Berkembang
Salah satu faktor utama yang mendongkrak popularitas Zhipu AI adalah ketersediaan layanan dalam berbagai bahasa lokal, serta kemampuannya beroperasi pada perangkat dengan spesifikasi rendah. Di Afrika, misalnya, perusahaan ini bermitra dengan startup lokal untuk mengembangkan chatbot edukasi berbasis WhatsApp yang menggunakan model “GLM-4” buatan mereka.
Sementara itu, di Asia Tenggara—termasuk Indonesia dan Filipina—Zhipu AI mengklaim telah menjangkau lebih dari 25 juta pengguna aktif bulanan, berkat layanan freemium dan integrasi dengan platform lokal seperti Tokopedia dan Grab.
Persaingan dengan OpenAI dan Google
Meskipun OpenAI dan Google tetap unggul secara teknologi, dominasi mereka mulai tergerus di pasar negara berkembang karena biaya layanan dan kurangnya penyesuaian budaya. Model seperti ChatGPT dan Gemini memang unggul dalam konteks bahasa Inggris, namun di wilayah dengan infrastruktur digital terbatas, Zhipu AI memberikan alternatif yang lebih ringan dan adaptif.
“Kami mengamati bahwa dalam 12 bulan terakhir, pangsa pasar OpenAI di negara-negara berkembang turun 11%, sementara Zhipu AI naik hampir 18%,” tulis analis AI dari Morgan Stanley dalam laporan mereka bulan ini.
Dukungan Pemerintah China dan Ambisi Global
Zhipu AI mendapat dukungan besar dari pemerintah China, termasuk pendanaan strategis lebih dari Rp30 triliun yang telah dikucurkan sejak 2022 melalui program “AI untuk Dunia Selatan.” Perusahaan ini juga termasuk dalam inisiatif “Digital Silk Road”, sebuah program kerja sama digital lintas negara yang menjadi bagian dari visi geopolitik China.
Walau begitu, muncul pula kekhawatiran di Barat soal keamanan data dan potensi pengaruh politik di balik ekspansi Zhipu AI. Sejumlah negara seperti India dan Brasil mulai mengkaji regulasi baru terkait penggunaan model AI asing.
Respon OpenAI
Sebagai bentuk adaptasi, OpenAI kini sedang mengevaluasi strategi “Local Language AI,” termasuk menjajaki kerja sama dengan pengembang lokal di beberapa negara berkembang. Menurut sumber internal, OpenAI juga tengah menyiapkan versi ringan dari ChatGPT yang bisa berjalan di jaringan internet terbatas.
“Kami percaya pada ekosistem terbuka dan kerja sama global yang adil. Pasar negara berkembang terlalu penting untuk diabaikan,” pungkas Sam Altman, CEO OpenAI, dalam sesi tanya jawab pada konferensi AI yang sama.
Kesimpulan:
Kebangkitan Zhipu AI menandai era baru dalam kompetisi AI global. Jika sebelumnya inovasi AI hanya didominasi oleh Amerika dan Eropa, kini China mulai menunjukkan kekuatan barunya dengan strategi ekspansi berbasis kebutuhan lokal. OpenAI mungkin masih memimpin dalam kualitas teknologi, namun pertarungan di pasar negara berkembang kini memasuki babak baru yang jauh lebih kompetitif dan geopolitik.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.