Pasar Robot Perawatan Pribadi Tumbuh Pesat: Solusi Masa Depan untuk Populasi Menua

Pasar robot perawatan pribadi mengalami lonjakan permintaan global, seiring meningkatnya populasi lansia, kekurangan tenaga kerja perawat, dan kemajuan teknologi AI. Laporan terbaru memprediksi pasar ini akan mencapai lebih dari Rp900 triliun dalam satu dekade ke depan.

ROBOTMARKET

6/20/20253 min read

Pasar Robot Perawatan Pribadi Tumbuh Pesat: Solusi Masa Depan untuk Populasi Menua | NuntiaNews
Pasar Robot Perawatan Pribadi Tumbuh Pesat: Solusi Masa Depan untuk Populasi Menua | NuntiaNews

Robot yang dulunya hanya hadir dalam cerita fiksi ilmiah kini menjadi bagian nyata dari kehidupan manusia, terutama dalam sektor perawatan pribadi. Lonjakan permintaan terhadap robot perawatan pribadi atau personal care robots terjadi secara global, didorong oleh berbagai faktor seperti populasi yang menua, kekurangan tenaga kerja di sektor kesehatan, serta kemajuan signifikan dalam kecerdasan buatan dan robotika.

Menurut laporan dari Global Market Insights, pasar robot perawatan pribadi diprediksi tumbuh dari sekitar Rp240 triliun pada 2024 menjadi lebih dari Rp900 triliun pada 2035, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 13,5%. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya adopsi robot-robot yang dirancang untuk membantu aktivitas sehari-hari, seperti mengingatkan minum obat, mendampingi secara emosional, hingga membantu mobilitas fisik lansia atau penyandang disabilitas.

Pergeseran Global: Dari Rumah Sakit ke Rumah Tangga

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, China, Jerman, dan Amerika Serikat memimpin dalam pengembangan dan penggunaan robot perawatan pribadi. Di Jepang, pemerintah telah mensubsidi penggunaan robot pendamping lansia di rumah-rumah dan fasilitas kesehatan. Robot seperti PARO, robot berbentuk anjing laut yang responsif secara emosional, telah digunakan secara luas di rumah sakit geriatrik.

Sementara itu, perusahaan seperti Intuition Robotics (Israel) dengan robot ElliQ, dan Toyota Research Institute dengan proyek robot rumah tangga yang mampu menyeka meja dan menyusun peralatan makan, menjadi pelopor dalam membuat robot lebih intuitif dan ramah pengguna.

China pun tak ketinggalan. Dengan populasi lansia yang diprediksi mencapai 400 juta jiwa pada 2030, pemerintah dan swasta aktif mengembangkan robot perawatan yang mampu berkomunikasi dalam bahasa lokal, mengenali wajah, dan memantau kondisi kesehatan pengguna secara real-time melalui sensor canggih.

Teknologi yang Mengubah Layanan Perawatan

Robot perawatan pribadi telah berkembang pesat dari segi kemampuan. Beberapa teknologi utama yang mendorong pertumbuhan pasar ini meliputi:

  • AI Generatif & Natural Language Processing (NLP): memungkinkan robot berinteraksi secara alami dan memberikan dukungan emosional.

  • Sensor biometrik: memungkinkan pemantauan detak jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah secara langsung.

  • Navigasi otonom dan lengan robotik presisi: membantu tugas mobilitas seperti mengantar makanan, mengambil barang, hingga membantu bangun dari tempat tidur.

Perusahaan seperti LG Innotek, Samsung Robotics, hingga Tesla Optimus Project bahkan menyasar pasar rumah tangga dengan mengembangkan robot pendamping pribadi yang dapat terintegrasi dengan IoT (Internet of Things), mengontrol perangkat rumah, dan memberi laporan harian ke keluarga atau dokter melalui cloud.

Solusi untuk Krisis Tenaga Kerja dan Kesepian Lansia

Di banyak negara maju dan berkembang, jumlah tenaga perawat tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi lansia. Bahkan di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan kebutuhan perawat lansia meningkat lebih dari 50% dalam 5 tahun terakhir.

Dalam konteks ini, robot hadir bukan untuk menggantikan sepenuhnya, tetapi melengkapi peran manusia, terutama untuk tugas-tugas rutin, sehingga tenaga perawat dapat fokus pada layanan yang membutuhkan empati lebih tinggi. Selain itu, robot perawatan juga bisa membantu mengatasi kesepian kronis yang banyak dialami oleh lansia, terutama yang tinggal sendirian.

Tantangan: Privasi, Etika, dan Biaya

Namun, tidak semua negara atau kalangan menerima robot perawatan dengan tangan terbuka. Isu privasi data, keamanan interaksi fisik, dan biaya perangkat masih menjadi penghambat adopsi luas, terutama di negara-negara berkembang.

Beberapa kelompok hak asasi juga mengingatkan agar robot tidak menjadi pengganti interaksi sosial manusia yang sejati. Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan standar etika internasional yang menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan hak pengguna, terutama kelompok rentan.

Masa Depan yang Kian Dekat

Dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, kita mungkin akan melihat robot pendamping pribadi menjadi bagian umum di rumah tangga, terutama di rumah dengan lansia, penderita penyakit degeneratif, atau orang dengan kebutuhan khusus.

Bayangkan robot berbentuk humanoid yang menyapa Anda di pagi hari, menyarankan menu makanan sehat, mengingatkan jadwal kontrol dokter, hingga menemani Anda berjalan di taman sambil berbincang. Semua itu, dulu hanya imajinasi — kini mulai menjadi kenyataan.

Penutup

Pasar robot perawatan pribadi adalah contoh nyata dari bagaimana AI embodied atau AI dalam bentuk fisik telah menyentuh aspek paling manusiawi: perawatan, perhatian, dan kesejahteraan. Meskipun masih banyak tantangan, arah masa depan tampak jelas — teknologi bukan hanya untuk produktivitas, tetapi juga untuk kemanusiaan.

Dan dengan pertumbuhan populasi yang terus menua serta kemajuan teknologi yang tak terbendung, robot perawatan pribadi bisa jadi akan menjadi pengasuh masa depan yang siap siaga 24/7 di rumah Anda.

Berita Lainnya