Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Pasar Saham Meroket Setelah Gencatan Timur Tengah, Investor Optimis Global
Gencatan senjata antara Israel dan Iran mendorong lonjakan pasar saham global pada 24 Juni 2025. Indeks utama di Amerika, Eropa, dan Asia menguat tajam, sementara harga minyak dunia turun drastis, meredakan kekhawatiran inflasi. Investor kembali optimis terhadap arah pemulihan ekonomi global.
MAKRO EKONOMISAHAM
6/25/20253 min read


New York, 25 Juni 2025 – Dunia keuangan menghembuskan napas lega setelah konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran resmi dihentikan melalui kesepakatan gencatan senjata pada awal pekan ini. Kabar ini langsung mengerek pasar saham global, mengakhiri pekan penuh ketegangan geopolitik dengan reli optimisme.
Indeks S&P 500 naik 1,1% pada penutupan hari Senin, sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 1,2%, dan Nasdaq Composite—yang kerap sensitif terhadap sentimen global—menguat 1,4%. Lonjakan juga terasa di pasar Eropa dan Asia, dengan DAX Jerman dan Nikkei Jepang masing-masing naik di atas 1%.
🌍 Gencatan Senjata Beri Nafas Baru
Gencatan senjata yang dimediasi di Jenewa diumumkan pada Minggu malam waktu Timur Tengah. Kedua belah pihak sepakat menghentikan seluruh operasi militer selama minimal dua minggu, dan membuka jalur diplomatik lanjutan. Meskipun status gencatan bersifat sementara, pasar langsung menyambut positif berita ini.
“Ini bukan sekadar sinyal damai, tapi penanda bahwa risiko pasokan global—terutama energi—mulai mereda,” ujar Paul Donovan, Kepala Ekonom UBS Global Wealth Management.
🛢️ Minyak Turun Tajam, Inflasi Mereda
Harga minyak Brent—yang sebelumnya sempat melonjak hingga US$79 akibat ketegangan—merosot hampir 6% dalam sehari menjadi sekitar US$66 per barel. Penurunan harga minyak ini memberikan harapan besar terhadap potensi pelonggaran inflasi global, yang selama ini menjadi momok utama bagi kebijakan suku bunga tinggi.
Pasar menyambut peluang penurunan tekanan biaya energi bagi korporasi dan konsumen global. Jika harga energi terus menurun, ini bisa membuka jalan bagi bank sentral dunia—termasuk The Fed dan ECB—untuk memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
📈 Optimisme Investor Menguat
Lonjakan pasar saham bukan sekadar respons teknikal terhadap harga energi. Ini juga mencerminkan perubahan sentimen mendalam bahwa risiko geopolitik ekstrem bisa dikendalikan lewat diplomasi. Saham sektor teknologi, perbankan, dan transportasi memimpin penguatan.
Investor juga kembali masuk ke aset berisiko, dengan volume transaksi harian Nasdaq meningkat 12% di atas rata-rata tiga bulan terakhir. Indeks volatilitas (VIX) menurun drastis dari 18 ke 14, menandakan menurunnya kecemasan pasar.
🇪🇺 Dampak Global: Eropa & Asia Ikut Reli
Di Frankfurt, indeks DAX naik 1,3%, sedangkan CAC 40 Prancis menguat 1,1%. Di Asia, Nikkei Jepang naik 1,2%, dan Hang Seng Hong Kong mencatat lonjakan 1,5%, berkat menguatnya kembali arus dana asing.
Yen Jepang dan euro juga menguat terhadap dolar, sementara rupiah menunjukkan stabilitas di angka 15.200 per dolar AS. Bank Indonesia menyebut bahwa perbaikan sentimen eksternal turut membantu menjaga kestabilan nilai tukar dan arus modal.
🏦 The Fed: Jalan Terbuka untuk Pelonggaran
Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman, dalam pernyataannya pada Senin malam mengatakan bahwa jika harga energi terus turun dan data inflasi mereda, pemangkasan suku bunga pada Juli bisa menjadi opsi realistis. Komentar ini semakin menguatkan posisi dovish bank sentral AS dan menggerakkan ekspektasi investor ke arah kebijakan moneter yang lebih longgar.
Suku bunga acuan AS saat ini berada di kisaran 5,25–5,50%, dan pasar memperkirakan pemangkasan pertama bisa terjadi dalam dua bulan mendatang jika tekanan harga mereda dan konflik geopolitik tak memburuk kembali.
📊 Arah Pasar Selanjutnya
Meskipun euforia pasar nyata, analis memperingatkan bahwa reli ini masih bergantung pada keberlangsungan gencatan senjata dan perkembangan data ekonomi berikutnya. Beberapa indikator penting yang ditunggu antara lain:
Data inflasi PCE dan core CPI di AS.
Kesaksian Jerome Powell di Kongres.
Hasil awal negosiasi Israel–Iran pasca-gencatan.
Jika ketiga faktor ini mendukung, reli pasar bisa berlanjut dan menjadi awal dari fase pemulihan yang lebih stabil.
🌐 Dampak ke Indonesia dan Negara Berkembang
Bagi negara seperti Indonesia, meredanya harga minyak dan berkurangnya tensi geopolitik memberikan efek ganda: menurunkan tekanan subsidi energi dan menjaga arus modal tetap masuk. Stabilitas harga minyak di bawah US$70 sangat ideal bagi APBN Indonesia yang masih bergantung pada subsidi dan inflasi impor.
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, "Kondisi eksternal yang membaik akan memperkuat posisi rupiah dan membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pelonggaran suku bunga di semester kedua 2025."
🧭 Kesimpulan
Reli pasar saham global pada 24 Juni 2025 mencerminkan harapan baru terhadap stabilitas dunia, baik dari sisi politik maupun ekonomi. Gencatan senjata Israel–Iran memberikan ketenangan jangka pendek yang krusial untuk pasar, sementara harga energi yang menurun membuka peluang bagi pelonggaran moneter.
Dunia mungkin belum sepenuhnya aman, tapi setidaknya investor kini memiliki satu alasan untuk kembali percaya: bahwa diplomasi masih bisa mengalahkan peluru, dan bahwa pertumbuhan bisa kembali menjadi kata kunci dalam ekonomi global.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.