Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Pekerjaan Baru karena AI: Profesi-Profesi yang Dulu Tak Pernah Ada, Kini Jadi Primadona
Kehadiran kecerdasan buatan (AI) tak hanya mengubah cara kerja, tapi juga melahirkan profesi-profesi baru yang sebelumnya tak terbayangkan. Dari prompt engineer hingga AI ethicist, inilah era pekerjaan yang tercipta dari teknologi yang terus berkembang.
EDUKASIAITEKNOLOGI
6/23/20253 min read


Era Baru, Profesi Baru
Dalam sejarah manusia, teknologi selalu menciptakan perubahan drastis terhadap dunia kerja. Namun, revolusi yang dibawa oleh Artificial Intelligence (AI) saat ini terjadi begitu cepat dan mendalam, hingga banyak pekerjaan baru muncul hanya dalam hitungan tahun—bahkan bulan. Uniknya, profesi-profesi ini bukan sekadar pengembangan dari pekerjaan lama, tapi benar-benar “makhluk baru” yang muncul karena kebutuhan teknologi yang belum pernah ada sebelumnya.
Jika dulu kita mengenal profesi seperti juru tik, operator telepon, atau tukang cetak foto, kini kita menyaksikan lahirnya prompt engineer, AI ethicist, hingga digital twin designer. Apa saja pekerjaan baru ini, dan kenapa mereka jadi begitu penting di era AI?
1. Prompt Engineer – Penerjemah Manusia ke Mesin
Prompt engineer adalah salah satu pekerjaan paling fenomenal yang lahir dari perkembangan model AI generatif seperti ChatGPT, DALL·E, dan Midjourney. Tugasnya? Membuat “prompt” atau perintah teks yang bisa mengarahkan AI menghasilkan output tertentu, entah itu gambar, teks, kode, atau bahkan lagu.
Keterampilan utama seorang prompt engineer bukan hanya memahami cara kerja AI, tapi juga memiliki kreativitas dan kemampuan komunikasi yang tinggi. Mereka menjadi jembatan antara keinginan manusia dan “bahasa” AI.
Kisaran Gaji di AS: Hingga Rp2 miliar per tahun menurut beberapa laporan tahun 2024.
Mengapa Unik: Belum ada di dunia sebelum AI generatif lahir.
2. AI Ethicist – Menjaga Moral di Era Mesin
Semakin luas penggunaan AI dalam kehidupan, semakin besar pula potensi dampak etisnya—diskriminasi algoritma, penyalahgunaan data, hingga keputusan AI yang tak adil. Di sinilah muncul peran AI ethicist: profesional yang bertugas mengawasi, merancang, dan memastikan AI dikembangkan dan digunakan dengan prinsip moral dan sosial yang baik.
Pekerjaan ini bukan hanya untuk orang teknis, tapi juga melibatkan latar belakang filsafat, hukum, dan sosiologi.
Relevansi Global: Mulai dari China, AS, hingga Eropa sedang berlomba-lomba memperkuat kerangka etika AI.
Perusahaan seperti Google, Microsoft, dan OpenAI memiliki divisi khusus etika AI.
3. AI Trainer – “Guru” untuk Kecerdasan Buatan
Meski AI terlihat canggih, ia tetap butuh dilatih oleh manusia. AI trainer adalah individu yang memberikan data dan umpan balik kepada model AI untuk “belajar” dengan benar. Contohnya, mereka bisa memberikan penilaian terhadap jawaban chatbot, membimbing sistem dalam memahami konteks, atau menghindari bias.
Contoh Nyata: Ribuan AI trainer bekerja secara remote dari berbagai belahan dunia untuk proyek-proyek seperti ChatGPT.
Skill: Kemampuan menulis, analisis logika, dan pemahaman konteks.
4. Virtual Fashion Designer – Desain Baju untuk Dunia Digital
Dengan berkembangnya dunia metaverse dan platform digital 3D, muncul profesi baru: perancang busana digital. Mereka merancang pakaian yang hanya eksis di dunia maya, dipakai avatar di game, media sosial, bahkan NFT.
Pangsa Pasar: Fashion digital diproyeksikan bernilai lebih dari Rp150 triliun secara global pada 2030.
Pekerjaan kreatif ini jadi idaman Gen Z yang menggabungkan seni, desain, dan teknologi.
5. Digital Twin Designer – Kembaran Digital Segala Hal
Salah satu inovasi AI dan IoT (Internet of Things) adalah digital twin: salinan virtual dari objek nyata, seperti mesin, gedung, atau bahkan tubuh manusia. Desainer digital twin bertugas membuat simulasi ini seakurat mungkin, agar dapat digunakan untuk perawatan prediktif, simulasi bencana, atau desain ulang.
Penggunaan: Dari kilang minyak hingga rumah sakit pintar.
Skill yang Dibutuhkan: 3D modeling, data science, dan pemahaman sistem fisik.
6. AI-Enhanced Therapist – Psikolog dengan Bantuan AI
AI kini juga merambah dunia kesehatan mental. Beberapa terapis menggunakan AI untuk membantu memahami pola emosi pasien, menyusun terapi personal, atau memantau perkembangan klien secara real-time. Pekerjaan ini tidak menggantikan psikolog, tetapi memperluas kemampuan mereka.
Etika Penting: Keseimbangan antara bantuan mesin dan empati manusia.
Contoh Startup: Woebot, Wysa, dan Replika sudah menggunakan AI untuk kesehatan mental.
7. Penilai Bias AI – Menjaga Keadilan Model Algoritma
Mesin belajar dari data, tapi data bisa bias. Pekerjaan penilai bias AI adalah memastikan bahwa model yang dilatih tidak memperkuat stereotip, diskriminasi, atau ketidakadilan sistemik. Ini bisa menyangkut gender, ras, bahkan geografi.
Tantangan Global: Beberapa kasus di AS menunjukkan bagaimana sistem AI bisa menolak pinjaman hanya karena alamat tertentu.
Peran penilai bias jadi sangat krusial di perusahaan-perusahaan teknologi besar.
Mengapa Ini Penting untuk Generasi Muda
Profesi-profesi ini mencerminkan dua hal penting. Pertama, bahwa dunia kerja ke depan akan jauh berbeda dari hari ini. Kedua, bahwa skill yang dibutuhkan bukan hanya teknis, tapi juga kreatif, empatik, dan adaptif.
Bagi pelajar dan mahasiswa hari ini, memahami tren ini bisa menjadi bekal penting untuk mempersiapkan masa depan. Tidak harus bisa coding untuk masuk dunia AI—ada banyak peran yang justru menekankan aspek kemanusiaan, seni, dan analisis sosial.
Penutup: AI Tidak Menghapus Semua Pekerjaan—Tapi Mengubahnya
Ketakutan akan AI menggantikan manusia memang wajar. Namun sejarah membuktikan, setiap gelombang teknologi besar selalu melahirkan pekerjaan baru yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Perubahan bukan akhir, tapi awal dari peluang-peluang baru.
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya: Profesi masa depan mana yang cocok untuk saya?
Karena bisa jadi, pekerjaan impianmu belum ada hari ini—tapi akan muncul besok, berkat AI.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.