Pemerintah Indonesia Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2%–5,8% pada 2026

Pemerintah Indonesia menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2% hingga 5,8% pada tahun 2026. Dengan menekankan pengelolaan fiskal yang hati-hati dan dorongan pada sektor strategis, kebijakan ini mencerminkan keseimbangan antara harapan dan kehati-hatian menghadapi dinamika ekonomi global yang tidak menentu.

MAKRO EKONOMI

5/21/20252 min read

Pemerintah Indonesia Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2%–5,8% pada 2026 | NuntiaNews
Pemerintah Indonesia Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2%–5,8% pada 2026 | NuntiaNews

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan resmi mengumumkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2026 sebesar 5,2% hingga 5,8%. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional sekaligus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam keterangan pers yang dirilis pada 20 Mei 2025, menyatakan bahwa target ini bukan sekadar angka optimistis, tetapi hasil kalkulasi menyeluruh yang mempertimbangkan berbagai risiko eksternal seperti ketidakpastian geopolitik, perlambatan ekonomi global, dan fluktuasi harga komoditas.

“Kami tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam menyusun APBN 2026, namun dengan semangat optimisme bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers daring dari Kantor Kementerian Keuangan.

Landasan Kebijakan: APBN 2026 dan Transformasi Ekonomi

Pemerintah menyusun APBN 2026 dengan pendekatan yang menyeimbangkan antara pengendalian defisit dan kebutuhan belanja strategis. Belanja negara akan difokuskan pada:

  • Infrastruktur konektivitas dan digitalisasi

  • Penguatan SDM melalui pendidikan dan kesehatan

  • Dukungan terhadap UMKM dan sektor industri hijau

  • Inovasi dan transformasi ekonomi berbasis teknologi

Salah satu fokus utama adalah mempercepat transisi energi dan menarik investasi hijau untuk menciptakan ekonomi rendah karbon. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan Paris Agreement.

Respon Pasar dan Pelaku Ekonomi

Target pertumbuhan ini disambut positif oleh pelaku pasar, namun tetap diiringi dengan catatan kritis. Ekonom dari Standard Chartered, Arup Sen, menilai bahwa target ini “realistis tetapi membutuhkan eksekusi kebijakan yang sangat disiplin, terutama dalam reformasi struktural dan birokrasi.”

Sementara itu, pelaku industri menyatakan harapannya agar kebijakan pemerintah benar-benar menyasar pelaku usaha kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

“Stabilitas makro saja tidak cukup. Akses pembiayaan, kepastian hukum, dan iklim investasi masih harus terus diperbaiki,” ujar Indrawan Hartanto, pengusaha manufaktur di Karawang.

Tantangan Global Tak Bisa Diabaikan

Meskipun target 5,2%–5,8% tergolong agresif di tengah kondisi global saat ini, pemerintah menegaskan bahwa asumsi makro didasarkan pada:

  • Proyeksi moderasi inflasi global

  • Normalisasi suku bunga oleh The Fed dan ECB mulai akhir 2025

  • Pemulihan ekonomi Tiongkok dan kawasan ASEAN

  • Stabilitas geopolitik pasca-pemilu di AS dan Eropa

Namun, faktor-faktor eksternal seperti konflik geopolitik yang berlarut, ancaman stagflasi, dan disrupsi rantai pasok global tetap menjadi variabel penting dalam perencanaan makro fiskal.

Fiskal dan Moneter Jalan Bersama

Selain peran APBN, Bank Indonesia juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas makroekonomi. Diperkirakan pada kuartal kedua 2025, BI akan mulai menurunkan suku bunga acuan secara bertahap, sejalan dengan tren global dan inflasi domestik yang terkendali.

Kebijakan fiskal yang ekspansif namun terukur akan berjalan seiring dengan kebijakan moneter yang mendukung dunia usaha, investasi, dan konsumsi rumah tangga.

Outlook: Harapan dan Kewaspadaan

Jika melihat realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan tumbuh 5,1% pada 2025, maka target 2026 bukanlah mustahil. Namun, pencapaiannya akan sangat bergantung pada faktor-faktor berikut:

  1. Efektivitas belanja pemerintah

  2. Ketepatan pengelolaan subsidi dan insentif fiskal

  3. Kepercayaan investor terhadap stabilitas hukum dan politik

  4. Peran sektor swasta dalam menyerap tenaga kerja dan inovasi

Dengan asumsi stabilitas politik tetap terjaga pasca-Pemilu 2024 dan pelantikan presiden baru berjalan mulus, maka pemerintah punya peluang besar mendorong ekonomi ke level yang lebih tinggi.

Kesimpulan: Masa Depan Ekonomi Indonesia Masih Cerah

Target pertumbuhan ekonomi 5,2%–5,8% pada 2026 merupakan cerminan optimisme realistis dari pemerintah Indonesia. Di tengah tantangan global yang kompleks dan terus berubah, strategi fiskal dan moneter yang terintegrasi serta komitmen reformasi struktural menjadi kunci utama mewujudkan visi tersebut.

Masyarakat dan pelaku usaha kini menantikan bagaimana pemerintah menjabarkan rencana besar ini menjadi langkah-langkah nyata. Jalan menuju ekonomi tangguh tidak selalu mudah, tetapi Indonesia tampak siap untuk melangkah ke arah tersebut dengan kepala tegak dan kaki menapak.

Berita Lainnya