Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Pemerintah Luncurkan Stimulus Ekonomi Senilai 24,4 Triliun untuk Dorong Konsumsi
Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai Rp24,4 triliun untuk memperkuat konsumsi domestik. Langkah ini diambil sebagai respons atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat.
MAKRO EKONOMI
6/3/20252 min read


Pemerintah Indonesia mengambil langkah berani untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional dengan meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai Rp24,4 triliun. Stimulus ini diumumkan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai upaya strategis untuk menghidupkan kembali konsumsi rumah tangga yang melemah selama kuartal pertama tahun ini.
Paket stimulus tersebut dirancang untuk meningkatkan permintaan domestik dan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional. “Kita menghadapi tekanan dari sisi konsumsi yang menyumbang lebih dari separuh PDB nasional. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk menyuntikkan stimulus fiskal agar roda ekonomi kembali bergerak,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers yang digelar Senin sore.
Rincian Stimulus: Transportasi, Subsidi Tunai, dan Pangan
Paket stimulus ini mencakup beberapa komponen utama:
Subsidi tarif tol dan transportasi umum untuk mendorong mobilitas masyarakat selama periode libur dan belanja pertengahan tahun.
Bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk meningkatkan daya beli.
Distribusi bahan pangan murah melalui program pasar murah di daerah-daerah padat penduduk.
Menariknya, pemerintah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendanai sebagian program ini. Sekitar Rp850 miliar dari dana stimulus akan ditanggung oleh BUMN, terutama untuk menutupi subsidi tol dan transportasi logistik selama Juni–Juli 2025.
Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Atas 5%
Langkah ini muncul setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 tercatat hanya sebesar 4,87% year-on-year, yang merupakan level terendah dalam tiga tahun terakhir. Penurunan konsumsi rumah tangga disebut sebagai penyebab utama perlambatan tersebut, di tengah ketidakpastian global dan tekanan inflasi.
Pemerintah menargetkan agar dengan adanya stimulus ini, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua bisa kembali menembus angka 5% atau lebih. “Kami ingin menunjukkan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Kami hadir untuk menjaga momentum pertumbuhan dan meringankan beban masyarakat,” tambah Sri Mulyani.
Respons Pasar dan Ekonom
Langkah pemerintah ini mendapat respons beragam dari para pelaku pasar dan pengamat ekonomi. Ekonom dari Bank Mandiri, Andri Asmara, menilai bahwa stimulus ini tepat sasaran dan memiliki multiplier effect yang signifikan terhadap sektor informal dan UMKM. “Ketika daya beli ditingkatkan, sektor-sektor kecil dan menengah akan menjadi yang paling cepat merespons. Ini akan menciptakan efek domino ke seluruh lapisan ekonomi,” ujarnya.
Namun, beberapa pihak juga mengingatkan pentingnya pengelolaan fiskal yang hati-hati. “Kita perlu memastikan bahwa belanja ini tidak mengganggu defisit anggaran secara jangka panjang,” ujar Enny Sri Hartati, Direktur INDEF.
Stabilisasi Sosial dan Politik Jelang Transisi Kepemimpinan
Stimulus ini juga dinilai sebagai bagian dari strategi stabilisasi menjelang masa transisi pemerintahan baru. Dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden RI periode 2024–2029, banyak kebijakan ekonomi akan mengalami penyesuaian. Pemerintah saat ini berupaya memastikan bahwa perubahan kepemimpinan berjalan mulus tanpa gangguan signifikan pada stabilitas ekonomi.
Digitalisasi Distribusi dan Pemantauan
Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan bahwa distribusi bantuan akan dilakukan secara digital melalui rekening bank dan dompet digital terverifikasi. Pemerintah juga menggandeng startup fintech nasional untuk memantau distribusi bantuan secara real time dan transparan.
Penutup
Stimulus ekonomi sebesar Rp24,4 triliun yang diluncurkan pemerintah merupakan sinyal kuat bahwa negara hadir di tengah rakyat, terutama di masa ketidakpastian global dan tekanan domestik. Kebijakan ini bukan hanya bertujuan jangka pendek, tetapi juga menegaskan komitmen untuk memperkuat fondasi konsumsi dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia menuju masa depan.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.