Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Qualcomm Akuisisi Alphawave Senilai Rp39 Triliun, Perkuat di Industri AI Global
Qualcomm resmi mengakuisisi Alphawave asal Inggris senilai Rp39 triliun, langkah besar yang memperkuat dominasi perusahaan dalam teknologi AI dan infrastruktur data center global.
BISNISAI
6/9/20252 min read


Langkah agresif Qualcomm untuk memperluas pengaruhnya di dunia kecerdasan buatan (AI) mencapai titik baru. Pada 9 Juni 2025, raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini mengumumkan akuisisi Alphawave IP Group, perusahaan semikonduktor asal Inggris, dengan nilai transaksi fantastis: sekitar USD 2,4 miliar atau setara Rp39 triliun. Kesepakatan ini disambut hangat oleh pasar dan dipandang sebagai langkah strategis untuk mengamankan posisi Qualcomm di era dominasi AI.
Apa yang Membuat Alphawave Begitu Menarik?
Alphawave dikenal sebagai pemain utama dalam pengembangan teknologi high-performance connectivity dan chiplet-based design, terutama dalam bidang serdes (serializer-deserializer) dan interkoneksi data center. Teknologi ini sangat krusial bagi pelatihan dan pengoperasian model-model AI raksasa seperti GPT dan Gemini, karena memungkinkan transfer data berkecepatan tinggi dengan efisiensi energi yang optimal.
Dengan integrasi Alphawave, Qualcomm tidak hanya memperkuat lini produknya di segmen data center, tetapi juga mengunci posisi penting dalam rantai pasok AI global—terutama dalam infrastruktur training dan inference berbasis chip khusus.
Mengapa Qualcomm Agresif di AI?
Qualcomm selama ini dikenal sebagai penguasa pasar chipset untuk perangkat mobile. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah memperluas cakupan ke sektor AI dan edge computing. Dengan semakin tingginya permintaan terhadap komputasi intensif untuk AI, Qualcomm ingin menjadi pemain sentral, tidak hanya di perangkat genggam, tetapi juga di server, kendaraan otonom, dan perangkat IoT industri.
CEO Qualcomm, Cristiano Amon, dalam pernyataannya menyebut akuisisi ini sebagai “bagian dari visi Qualcomm untuk membentuk ulang infrastruktur AI dunia, dari cloud hingga edge.”
Dampak Global: Inggris, AS, dan China dalam Bidikan
Akuisisi Alphawave juga memuat dimensi geopolitik. Inggris, sebagai markas besar Alphawave, semakin diperhitungkan sebagai lokasi strategis dalam industri chip global. Di saat yang sama, Amerika Serikat tengah berupaya memperkuat dominasi teknologinya di tengah persaingan ketat dengan China.
Meski Alphawave adalah perusahaan Inggris, sebagian besar pendapatannya justru berasal dari klien dan mitra di Asia, termasuk China. Di sinilah kompleksitasnya: akuisisi oleh perusahaan AS seperti Qualcomm membuka kemungkinan pembatasan ekspor teknologi tertentu ke China, khususnya dalam konteks perang dagang dan pengendalian ekspor yang tengah diperketat Washington.
Namun, Qualcomm menyatakan bahwa mereka akan mematuhi semua peraturan perdagangan dan memastikan kelangsungan operasi global Alphawave tetap terjaga.
Bagaimana Tanggapan Pasar?
Pasar merespons positif kesepakatan ini. Saham Alphawave melonjak lebih dari 15% setelah pengumuman, mencerminkan antusiasme investor terhadap potensi sinergi yang bisa dihasilkan. Sementara itu, saham Qualcomm juga menguat moderat, mencerminkan keyakinan pasar bahwa akuisisi ini dapat mempercepat ekspansi perusahaan ke pasar AI kelas atas.
Analis dari Morgan Stanley menyebut langkah ini sebagai “strategi akuisisi terbaik Qualcomm dalam satu dekade terakhir” dan memprediksi bahwa “penggabungan ini akan memperkuat posisi mereka di pasar data center yang tengah booming.”
AI: Medan Pertempuran Baru di Dunia Semikonduktor
Pasar AI saat ini tidak hanya soal model atau software. Infrastruktur semikonduktor—dari chip hingga konektivitas—menjadi faktor kunci dalam memenangkan perlombaan. Perusahaan seperti Nvidia, AMD, dan Intel tengah membangun lini khusus untuk AI. Dalam konteks ini, Qualcomm jelas tidak ingin tertinggal.
Dengan Alphawave di bawah payungnya, Qualcomm dapat memproduksi solusi total: chip, koneksi, dan software terintegrasi. Ini akan membuka peluang di sektor cloud AI, edge AI, bahkan pertahanan dan otomotif, yang semakin tergantung pada sistem berbasis AI.
Menuju Konsolidasi AI Global
Akuisisi Alphawave oleh Qualcomm menjadi sinyal kuat bahwa industri AI sedang memasuki fase konsolidasi. Perusahaan besar bersaing bukan hanya dalam inovasi, tetapi juga dalam penguasaan aset strategis.
Bagi Qualcomm, langkah ini memperkuat ekosistem mereka dalam persaingan global yang makin ketat. Bagi industri AI secara keseluruhan, ini menandakan bahwa siapa yang menguasai infrastruktur chip dan konektivitas akan menjadi penentu arah masa depan AI global.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.