Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Ripple vs. SEC: Tenggat Waktu 9 Juni Jadi Penentu Masa Depan XRP
Pertarungan hukum antara Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memasuki babak krusial. Tenggat waktu 9 Juni 2025 menjadi momen penting yang bisa menentukan nasib XRP dan arah regulasi crypto di AS.
CRYPTOALTCOINS
6/7/20253 min read


Salah satu kasus hukum paling menentukan di industri crypto, Ripple Labs vs. SEC, akan mencapai titik krusial pada 9 Juni 2025. Pada tanggal tersebut, SEC harus menyerahkan tanggapan finalnya kepada pengadilan terkait jumlah denda yang diminta dari Ripple, sekaligus menjawab pembelaan kuat dari tim hukum Ripple.
Persidangan yang telah berlangsung sejak Desember 2020 ini telah menjadi barometer bagaimana Amerika Serikat memandang dan mengatur crypto, serta menciptakan preseden hukum untuk banyak proyek blockchain lainnya.
Latar Belakang Kasus Ripple vs. SEC
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menuduh Ripple Labs melakukan penawaran sekuritas ilegal melalui penjualan XRP, token native milik mereka. SEC mengklaim bahwa Ripple telah mengumpulkan lebih dari Rp30 triliun tanpa melalui mekanisme penawaran umum yang sah.
Ripple membantah keras tuduhan tersebut, dengan menyatakan bahwa XRP bukanlah sekuritas, melainkan alat tukar digital (digital currency) yang digunakan untuk transaksi lintas batas dengan efisiensi tinggi.
Kasus ini tidak hanya mempengaruhi Ripple, tetapi juga ratusan bahkan ribuan proyek crypto lain yang kini ketar-ketir menanti hasilnya sebagai tolok ukur legalitas token mereka di mata hukum Amerika.
Babak Terakhir: Denda atau Kebebasan?
Setelah hakim Analisa Torres memberikan keputusan parsial pada pertengahan 2023 — bahwa penjualan XRP kepada publik tidak termasuk penawaran sekuritas, namun penjualan kepada institusi bisa dianggap sebaliknya — kasus ini masuk ke fase perhitungan denda.
SEC menuntut Ripple membayar lebih dari Rp3,5 triliun dalam bentuk denda dan pengembalian keuntungan. Namun, Ripple menolak tuntutan tersebut dan menyatakan bahwa besaran denda itu tidak mencerminkan fakta-fakta yang telah terbukti di persidangan.
Dalam dokumen terbaru, Ripple berargumen bahwa SEC tidak menunjukkan bukti adanya kerugian investor publik serta tidak memberikan alasan yang cukup kuat untuk mengenakan denda setinggi itu.
Apa yang Terjadi pada 9 Juni?
Tanggal 9 Juni menjadi batas akhir bagi SEC untuk mengajukan tanggapan mereka terhadap argumen Ripple. Setelah itu, hakim Torres diharapkan akan segera mengambil keputusan akhir terkait sanksi yang akan dijatuhkan — atau bahkan membuka jalan menuju banding dari salah satu pihak.
Keputusan ini dapat berujung pada dua skenario besar:
Ripple Dikenai Denda Ringan atau Dibebaskan:
Ini akan menjadi kemenangan besar bagi industri crypto. XRP kemungkinan akan melonjak nilainya, dan proyek lain bisa bernapas lega.Ripple Dikenai Denda Besar dan Keputusan Tidak Menguntungkan:
Ini akan memicu ketakutan regulasi di seluruh pasar. SEC bisa mendapatkan legitimasi untuk menggencet proyek lain dengan dasar hukum yang sama.
Dampak Terhadap Pasar Crypto
Menjelang 9 Juni, harga XRP menunjukkan volatilitas tinggi. Banyak investor yang menilai kasus ini sebagai penentu arah pasar crypto AS dalam beberapa tahun ke depan.
Analis dari JP Morgan dan Galaxy Digital menyatakan bahwa hasil kasus ini akan memengaruhi kebijakan investasi institusional terhadap aset crypto. Jika Ripple menang, maka kemungkinan besar akan ada lonjakan minat institusional terhadap proyek-proyek berbasis blockchain yang saat ini masih “menunggu kepastian hukum”.
Sementara itu, Coinbase dan bursa besar lainnya telah menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan kembali untuk melisting XRP secara penuh jika hasilnya menguntungkan.
Reaksi Komunitas dan Tokoh Crypto
Tokoh-tokoh crypto seperti Charles Hoskinson (Cardano) dan Brad Garlinghouse (CEO Ripple) sudah memberikan komentar menjelang tenggat ini. Dalam pernyataannya di media sosial, Garlinghouse menyebut 9 Juni sebagai "hari penentu antara kemajuan atau kemunduran teknologi blockchain di AS".
Sementara itu, komunitas crypto global tampak antusias menunggu hasil akhir. Tagar #StandWithRipple kembali viral di X (dulu Twitter), sementara forum seperti Reddit dan Discord dipenuhi diskusi spekulatif tentang potensi dampaknya.
Preseden Hukum untuk Masa Depan
Apa pun hasil akhirnya, kasus Ripple vs. SEC akan menjadi preseden hukum besar di dunia crypto. Apakah token digital bisa dikategorikan sebagai sekuritas akan menjadi pertanyaan hukum yang terus dibahas dalam waktu lama.
Jika hakim Torres memberikan keputusan final yang cenderung berpihak pada Ripple, maka proyek seperti Solana, Stellar, atau Algorand bisa merasa lebih aman dari bayang-bayang tuntutan hukum. Sebaliknya, jika SEC menang, gelombang gugatan serupa bisa kembali terjadi.
Kesimpulan
Kasus Ripple vs. SEC bukan lagi sekadar pertarungan antara satu perusahaan dan otoritas regulator. Ini adalah pertarungan simbolik antara inovasi digital dan pendekatan hukum konvensional.
Tanggal 9 Juni 2025 bukan hanya tanggal penting bagi Ripple dan XRP, tapi juga bagi masa depan adopsi crypto secara global. Industri keuangan, investor, regulator, dan pengembang teknologi semuanya menunggu — dan dunia crypto sedang menahan napas.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.