Robot Humanoid Lingxi X2 Unjuk Kemampuan Kung Fu di Hadapan Dunia

Robot AI buatan AgiBot tampilkan aksi bela diri memukau, memecahkan papan kayu layaknya master Kung Fu sejati.

ROBOTTEKNOLOGI

5/26/20253 min read

Robot Humanoid Lingxi X2 Unjuk Kemampuan Kung Fu di Hadapan Dunia | NuntiaNews
Robot Humanoid Lingxi X2 Unjuk Kemampuan Kung Fu di Hadapan Dunia | NuntiaNews

Hangzhou, 25 Mei 2025 — Dunia robotika kembali dikejutkan oleh aksi menakjubkan dari robot humanoid canggih asal Tiongkok, Lingxi X2. Dalam sebuah demonstrasi publik yang diunggah ke platform video resmi AgiBot, perusahaan pengembang teknologi AI dan robotika, Lingxi X2 memukau penonton dengan gerakan Kung Fu yang presisi, cepat, dan lincah. Salah satu momen paling mencengangkan adalah ketika robot ini berhasil memecahkan papan kayu dengan tangan kosong — sebuah demonstrasi kekuatan dan keseimbangan yang selama ini hanya diasosiasikan dengan manusia.

Ketika AI Menyatu dengan Seni Bela Diri Tradisional

Dalam dunia robotika yang penuh dengan inovasi dan terobosan teknologi, Lingxi X2 menandai sebuah lompatan baru: bukan hanya kecerdasan buatan yang mampu memproses data secara cepat, tapi juga kemampuan motorik presisi yang sangat menyerupai manusia. Robot buatan AgiBot ini dirancang khusus untuk menampilkan fleksibilitas, ketangkasan, dan kemampuan koordinasi tingkat tinggi — dan semuanya dipertontonkan lewat seni bela diri klasik: Kung Fu.

Demo yang Viral dan Tujuan Lebih Besar

Video berdurasi kurang dari dua menit tersebut memperlihatkan Lingxi X2 mengenakan pakaian hitam khas praktisi bela diri dan melakukan serangkaian gerakan cepat: dari sikap kuda-kuda rendah, pukulan lurus, hingga tendangan tinggi yang terukur. Sorotan utama adalah saat robot ini memecahkan papan kayu menggunakan telapak tangannya — aksi yang kemudian viral di media sosial Tiongkok dan menyebar ke platform internasional seperti Twitter, Reddit, dan YouTube dalam hitungan jam.

AgiBot, perusahaan pengembang Lingxi X2, menjelaskan bahwa aksi bela diri ini bukan sekadar pertunjukan semata. Dalam siaran pers resminya, CEO AgiBot menyebutkan bahwa demonstrasi Kung Fu ini adalah bagian dari penelitian untuk mengembangkan robot yang dapat meniru kompleksitas gerakan manusia demi kepentingan pendidikan, hiburan, bahkan terapi fisik.

"Kung Fu bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang keharmonisan tubuh, pikiran, dan pernapasan. Jika robot dapat menguasainya, maka itu artinya mereka sudah berada pada level biomekanika dan pemahaman motorik yang sangat tinggi," ujar Prof. Liang Zhi, kepala riset gerakan motorik di AgiBot.

Teknologi di Balik Lingxi X2

Lingxi X2 dibekali dengan sistem saraf AI generatif, multi-sensor LIDAR, pengenal tekanan sentuh, serta kamera 3D untuk mengenali objek dan menyesuaikan posisi tubuh secara real-time. Menurut AgiBot, teknologi utama yang memungkinkan gerakan Kung Fu ini adalah “AgiMotion 3.0”, sebuah sistem penggerak aktuator halus yang meniru otot manusia. Sistem ini dikembangkan selama dua tahun dengan bantuan fisikawan olahraga dan pelatih seni bela diri tradisional.

Robot ini juga mampu menyesuaikan pusat gravitasi tubuhnya secara dinamis, sebuah kemampuan yang vital untuk menghindari kehilangan keseimbangan saat melakukan tendangan atau gerakan cepat lainnya. Tak hanya itu, Lingxi X2 telah diuji dalam simulasi ribuan jam menggunakan data gerakan praktisi Kung Fu asli — bahkan beberapa di antaranya diambil dari juara nasional bela diri.

Potensi Penggunaan di Masa Depan

Walau aksi Kung Fu adalah demonstrasi awal, AgiBot menargetkan Lingxi X2 sebagai platform robot humanoid yang multiguna. Beberapa potensi penggunaannya antara lain:

  • Instruktur olahraga atau bela diri di pusat kebugaran futuristik

  • Pemandu terapi fisik untuk pasien pemulihan gerak motorik

  • Aktor robotik di film, taman hiburan, atau pertunjukan live-action

  • Asisten pengajar dalam kelas seni bela diri virtual

Selain itu, menurut laporan dari AgiBot, mereka sedang dalam tahap uji coba Lingxi X2 untuk berinteraksi langsung dengan manusia dalam pelatihan bela diri ringan, termasuk mengoreksi postur murid secara otomatis menggunakan AI vision dan machine learning.

Respon Dunia dan Masa Depan Robot Interaktif

Pakar robotika dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Prof. Eleanor Park, memuji pencapaian ini sebagai "puncak dari integrasi AI, biomekanika, dan seni budaya." Ia menyebut bahwa dalam 2–3 tahun ke depan, robot seperti Lingxi X2 akan mampu menjadi "pembimbing fisik dan sosial yang sangat berguna dalam banyak konteks".

Reaksi publik juga sangat antusias. Komentar di berbagai platform menyebut Lingxi X2 sebagai “Bruce Lee versi robot” dan “perpaduan antara seni dan sains masa depan.” Beberapa bahkan meminta agar robot tersebut ditampilkan dalam ajang seperti Olimpiade AI, CES 2026, atau pertandingan eksibisi dengan robot dari negara lain.

Bela Diri dan AI, Simfoni Masa Depan

Lingxi X2 bukan sekadar pencapaian teknis — ia adalah simbol dari bagaimana teknologi dapat merangkul warisan budaya manusia. Dengan kemampuan memadukan gerakan fisik tingkat tinggi dan pemrosesan AI mutakhir, robot ini memperlihatkan bahwa masa depan tidak melulu tentang efisiensi dan otomasi, tapi juga tentang kecanggihan yang dapat menyentuh nilai-nilai tradisional secara modern.

Jika robot bisa memahami dan mempraktikkan filosofi Kung Fu, maka bukan tak mungkin suatu hari mereka akan menjadi mitra kita — bukan hanya di pabrik dan rumah, tetapi juga dalam perjalanan spiritual dan budaya.

Berita Lainnya