RoboTwin Buka Akses Otomasi Tanpa Koding: Gaet Dana Rp21 Miliar untuk Revolusi Robotik

RoboTwin, startup asal Republik Ceko, sukses mengumpulkan dana sebesar Rp21 miliar untuk mengembangkan platform no-code robotics. Solusi ini memungkinkan industri kecil dan menengah (IKM) mengotomasi proses produksi tanpa perlu menulis satu baris kode pun. Masa depan otomasi kini makin inklusif—robot tak lagi hanya milik perusahaan raksasa.

ROBOTINVESTASI

6/19/20253 min read

RoboTwin Buka Akses Otomasi Tanpa Koding: Gaet Dana Rp21 Miliar untuk Revolusi Robotik | NuntiaNews
RoboTwin Buka Akses Otomasi Tanpa Koding: Gaet Dana Rp21 Miliar untuk Revolusi Robotik | NuntiaNews

Dalam waktu yang relatif singkat, dunia otomasi industri mengalami revolusi besar-besaran. Jika dulu hanya pabrik besar dengan anggaran miliaran rupiah yang bisa mengakses teknologi robot, kini perusahaan kecil pun bisa ikut menikmatinya—semuanya berkat pendekatan no-code dari RoboTwin.

Startup asal Brno, Republik Ceko ini tengah menarik perhatian internasional setelah berhasil mengumpulkan pendanaan awal sebesar €1,25 juta atau sekitar Rp21 miliar. Dana ini didapat dari investor teknologi Eropa dan akan digunakan untuk memperluas teknologi no-code mereka agar bisa diakses lebih banyak industri di Eropa Tengah, bahkan hingga Asia Tenggara.

Apa Itu No-Code Robotics?

No-code robotics adalah pendekatan inovatif dalam dunia otomasi, di mana pengguna dapat mengajarkan robot tugas-tugas industri tanpa perlu menulis kode program. Melalui antarmuka visual, pengguna cukup memperagakan gerakan atau tugas manual tertentu, dan sistem RoboTwin akan menerjemahkannya menjadi perintah robotik.

Teknologi ini sangat revolusioner bagi sektor manufaktur kecil-menengah yang sebelumnya tak memiliki sumber daya IT untuk melakukan otomasi tradisional. Kini, mereka cukup “menunjukkan”, bukan “memprogram”.

"Kami ingin dunia melihat bahwa robot tidak hanya untuk korporasi besar. Robot bisa jadi sahabat produksi untuk bengkel kecil sekalipun," ungkap Petr Rulíšek, CEO RoboTwin.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Platform RoboTwin menggabungkan teknologi digital twin, machine learning, dan kamera 3D untuk menangkap gerakan manusia yang kemudian diubah menjadi skrip otomatis untuk robot.

Langkah kerjanya sebagai berikut:

  1. Operator memperagakan pekerjaan (misalnya, memasang komponen atau mengemas barang).

  2. Kamera 3D merekam secara presisi semua gerakan.

  3. Sistem AI RoboTwin menganalisis, mengenali pola, dan menyusunnya menjadi perintah robotik.

  4. Operator dapat menyunting atau menyusun ulang urutan gerakan dengan antarmuka visual.

  5. Robot kemudian mengeksekusi tugas tersebut secara otomatis dan konsisten.

Solusi Nyata untuk Industri Kecil

Selama ini, banyak pabrik kecil atau IKM tidak mampu berinvestasi dalam otomasi karena biaya awal yang tinggi dan kebutuhan pemrograman yang rumit. RoboTwin datang membawa solusi yang:

  • Tidak memerlukan latar belakang teknis tinggi

  • Fleksibel dan dapat diterapkan pada berbagai robot industri

  • Hemat biaya karena tidak membutuhkan programmer khusus

  • Bisa beradaptasi cepat untuk tugas baru

Dengan solusi ini, sektor seperti produksi logam ringan, perakitan elektronik, hingga kemasan makanan bisa mengotomasi proses dengan cepat dan murah.

Potensi Global: Asia Tenggara Jadi Target Berikutnya

Meskipun berbasis di Eropa, RoboTwin tidak menutup kemungkinan ekspansi ke pasar global. Dengan meningkatnya permintaan otomasi di Asia Tenggara—terutama di negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Thailand—pasar ini dinilai sangat potensial.

Indonesia, dengan jutaan pelaku IKM, memiliki kebutuhan besar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Solusi seperti RoboTwin bisa menjadi kunci transformasi industri lokal menuju Smart Manufacturing 4.0.

RoboTwin bahkan dikabarkan mulai menjalin komunikasi dengan mitra distribusi dan akademisi di kawasan ini untuk memfasilitasi program pelatihan robotik tanpa koding di politeknik dan balai industri.

Investasi yang Menjanjikan

Dengan pendanaan awal sebesar Rp21 miliar, RoboTwin berencana untuk:

  • Meningkatkan kemampuan AI dan computer vision mereka

  • Mengembangkan versi perangkat lunak dengan bahasa dan antarmuka lokal

  • Menyediakan paket berlangganan murah untuk IKM di negara berkembang

  • Bekerja sama dengan produsen robot asal Eropa dan China untuk integrasi yang lebih luas

Investor optimis bahwa RoboTwin bisa menjadi pelopor dalam “demokratisasi otomasi” dan menjembatani kesenjangan teknologi antara industri besar dan pelaku usaha kecil.

Studi Kasus: Dari Montir ke Otomatisasi

Salah satu pengguna awal RoboTwin adalah sebuah bengkel logam di Slovakia yang biasa memproduksi komponen sepeda motor. Sebelumnya, pekerja harus menyusun mur dan baut secara manual satu per satu. Setelah menggunakan RoboTwin, mereka cukup memperagakan satu kali proses, dan robot langsung bisa mengulangi tugas itu hingga ribuan kali per hari.

Hasilnya:

  • Waktu produksi turun 43%

  • Kesalahan perakitan hampir 0%

  • Pekerja tidak kehilangan pekerjaan, tapi beralih ke peran operator dan kontrol kualitas

Perspektif Industri

Menurut analis teknologi otomasi dari Robotic Business Review, "RoboTwin mengubah paradigma bahwa untuk menggunakan robot industri, harus jadi ahli koding. Mereka menjadikan otomasi sebagai alat, bukan hambatan."

Hal ini senada dengan tren global di mana teknologi semakin diarahkan untuk mempermudah interaksi manusia, bukan menggantikan peran manusia sepenuhnya.

Robot untuk Semua Orang

Misi besar RoboTwin tidak hanya soal membuat robot lebih cerdas, tapi juga membuat penggunaan robot lebih inklusif. Dunia tidak lagi bicara siapa yang punya robot paling mahal, tapi siapa yang bisa memanfaatkan robot dengan paling efisien dan cerdas.

Dengan teknologi no-code, masa depan otomasi tak lagi eksklusif untuk pabrik mobil atau perusahaan multinasional. Bahkan, sebuah usaha kecil perakitan elektronik di Bandung bisa menggunakan robot yang sama canggihnya dengan pabrik raksasa di Jerman—dan semuanya tanpa satu baris kode.

Berita Lainnya