Sam Altman dan Jony Ive Ciptakan Perangkat AI Tanpa Layar

CEO OpenAI Sam Altman dan desainer legendaris Jony Ive berkolaborasi mengembangkan perangkat AI inovatif tanpa layar, yang menjanjikan pengalaman digital yang lebih personal, intuitif, dan bebas distraksi.

AITOKOH

6/1/20252 min read

Sam Altman dan Jony Ive Ciptakan Perangkat AI Tanpa Layar yang Siap Merevolusi Dunia Teknologi | NuntiaNews
Sam Altman dan Jony Ive Ciptakan Perangkat AI Tanpa Layar yang Siap Merevolusi Dunia Teknologi | NuntiaNews

Dalam langkah besar yang berpotensi mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi, Sam Altman, CEO OpenAI, dan Jony Ive, desainer ikonik di balik produk Apple seperti iPhone dan MacBook, mengumumkan kolaborasi strategis mereka dalam menciptakan perangkat AI revolusioner tanpa layar.

Visi Teknologi yang Minimalis dan Human-Centered

Perangkat ini disebut-sebut sebagai “asisten AI personal generasi baru”, yang tidak memiliki layar, tetapi mengandalkan mikrofon dan kamera untuk mengenali konteks dan memahami kebutuhan pengguna. Dengan bentuk mungil yang menyerupai iPod Shuffle, teknologi ini menandai arah baru dalam pengembangan antarmuka pengguna yang mengutamakan pengalaman intuitif, bukan visual.

Kami ingin menciptakan sesuatu yang lebih alami, yang tidak mengharuskan manusia terus-menerus melihat layar,” ujar Altman dalam wawancara eksklusif bersama The Times.

Ive menambahkan, “Alih-alih membuat manusia beradaptasi dengan teknologi, kami merancang teknologi yang beradaptasi dengan manusia.

Teknologi di Balik Perangkat: Otak AI OpenAI

Mesin di balik perangkat ini adalah model AI terbaru dari OpenAI, yang mampu memproses bahasa alami, mengenali suara dan gambar, serta memberikan respons yang kontekstual. AI tersebut akan selalu aktif secara pasif, menangkap sinyal suara dan visual di sekitar pengguna untuk memahami kebutuhan mereka secara real-time.

Diharapkan, pengguna dapat berinteraksi dengan perangkat melalui percakapan biasa, layaknya berbicara dengan asisten pribadi yang cerdas dan empatik.

Investasi Besar dan Akuisisi Strategis

Sebagai bagian dari pengembangan perangkat ini, OpenAI telah mengakuisisi perusahaan desain milik Jony Ive senilai Rp104 triliun ($6,5 miliar). Investasi ini menunjukkan betapa seriusnya OpenAI dalam mewujudkan visi baru tentang masa depan interaksi manusia dan AI.

Altman menjelaskan bahwa fokus proyek ini bukan hanya pada perangkat keras, tetapi juga pada “masa depan post-smartphone”, di mana manusia tidak lagi terikat pada layar untuk mengakses informasi, bekerja, atau bersosialisasi secara digital.

Ekosistem Terbuka dan Kolaborasi Global

Menariknya, proyek ini juga membuka kemungkinan kolaborasi lintas industri, termasuk integrasi dengan layanan seperti Spotify, WhatsApp, atau sistem smart home. Dengan strategi open-ecosystem, perangkat AI ini bisa menjadi platform universal yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan pengguna, baik individu maupun profesional.

Dampak Sosial dan Budaya

Proyek ini mendapat perhatian besar dari kalangan teknologi dan budaya karena menyentuh isu penting: digital well-being. Banyak pengguna saat ini merasa lelah secara mental akibat paparan layar yang berlebihan, notifikasi yang tak henti, dan kebutuhan untuk selalu “terhubung.” Perangkat tanpa layar ini bisa menjadi solusi untuk keseimbangan digital, memungkinkan pengguna tetap produktif tanpa terganggu oleh visualisasi dan antarmuka grafis.

Tantangan dan Masa Depan

Meskipun konsepnya menjanjikan, ada tantangan besar yang harus dihadapi, seperti isu privasi, pengolahan data secara lokal vs cloud, dan penerimaan pasar terhadap bentuk interaksi yang sangat baru. Namun, dengan reputasi dan sumber daya dari Altman dan Ive, banyak analis memprediksi proyek ini akan menjadi trendsetter baru di industri teknologi.

Perangkat ini dijadwalkan akan memasuki tahap uji coba publik terbatas pada akhir tahun 2025, sebelum peluncuran global di tahun 2026.

Berita Lainnya