Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
SandboxAQ Gunakan AI dan Data Sintetis untuk Revolusi Penemuan Obat Global
SandboxAQ, startup AI yang didukung Google dan Nvidia, meluncurkan pendekatan revolusioner dalam penemuan obat dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan data sintetis. Langkah ini berpotensi memangkas biaya riset miliaran rupiah dan mempercepat pengembangan terapi medis global.
AITEKNOLOGI
6/19/20252 min read


Di tengah perlombaan global untuk mengembangkan terapi medis yang lebih cepat dan murah, perusahaan teknologi AI SandboxAQ muncul sebagai pemain disruptif dengan pendekatannya yang unik: menggabungkan kecerdasan buatan dan data sintetis dalam proses penemuan obat.
SandboxAQ, spin-off dari Alphabet (induk Google) dan didukung penuh oleh raksasa GPU Nvidia, kini mengklaim telah merilis jutaan dataset molekuler sintetis ke komunitas riset global. Tujuannya: mempercepat pelatihan model AI dalam menemukan molekul obat potensial tanpa harus bergantung pada data uji lab fisik yang mahal dan lambat.
Apa Itu Data Sintetis?
Data sintetis adalah data buatan yang dihasilkan oleh simulasi komputer — dalam hal ini oleh AI — yang menyerupai data dunia nyata namun tanpa keterbatasan etika atau hambatan privasi. Di bidang kimia dan farmasi, ini berarti AI bisa "membayangkan" jutaan senyawa baru dan mengevaluasi potensi mereka sebagai obat, tanpa perlu proses laboratorium tahap awal.
“Dengan bantuan GPU Nvidia dan model AI kami, kami dapat menghasilkan dan menyaring triliunan kemungkinan senyawa dalam waktu singkat,” ujar Jack Hidary, CEO SandboxAQ, dalam siaran pers resminya.
Menurutnya, pendekatan ini bisa memangkas waktu penemuan obat dari 10 tahun menjadi hanya 2–3 tahun, serta menghemat biaya hingga triliunan rupiah dibanding metode konvensional.
Kemitraan Strategis dan Dukungan Teknologi
SandboxAQ tidak bekerja sendiri. Mereka bermitra erat dengan lembaga penelitian terkemuka seperti MIT, NIH, dan Oxford, serta menggandeng perusahaan farmasi global dalam uji validasi algoritma mereka.
Platform ini berjalan di atas infrastruktur AI Nvidia, termasuk GPU H100 dan Grace Hopper Superchip, yang memungkinkan pemrosesan data dalam skala sangat besar dan presisi tinggi.
“Ini adalah titik balik dalam bioinformatika. Kita menyatukan kemampuan kuantum, simulasi kimia, dan kekuatan AI,” kata Ian Buck, Vice President AI Hyperscale Nvidia.
Transparansi dan Kolaborasi Terbuka
Menariknya, SandboxAQ mengambil pendekatan open science. Jutaan data molekul sintetis yang mereka hasilkan telah dirilis secara terbuka kepada komunitas ilmiah melalui platform terbuka. Ini menjadi dorongan besar untuk kolaborasi lintas lembaga dan mempercepat inovasi yang berbasis transparansi.
Langkah ini juga dinilai sebagai bentuk tanggung jawab etis. Dalam dunia AI yang kerap dikritik karena eksklusif dan tertutup, SandboxAQ justru memilih pendekatan kolaboratif yang memungkinkan peneliti dari negara berkembang sekalipun mendapatkan akses terhadap data dan model mereka.
Potensi dan Dampak Global
Penggunaan AI dan data sintetis dalam farmasi bukan hanya efisiensi. Ini adalah perubahan paradigma dalam cara manusia memahami penyakit dan menemukan solusi medis.
Bayangkan AI yang bisa meniru sifat biokimiawi sel kanker, kemudian menciptakan molekul khusus untuk menarget dan menghancurkannya — semuanya dilakukan dalam lingkungan virtual. Dari pengembangan vaksin, terapi kanker, hingga pengobatan penyakit langka, semua kini bisa dilakukan jauh lebih cepat dan murah.
“Kita tidak lagi menunggu eksperimen lab bertahun-tahun. AI memungkinkan kita menguji hipotesis ribuan kali dalam sehari,” ujar Dr. Melissa Zhou, pakar bioinformatika dari Stanford University.
Tantangan: Etika dan Validasi
Meski menjanjikan, teknologi ini bukan tanpa tantangan. Beberapa ahli menekankan perlunya validasi klinis yang ketat. Data sintetis bisa mempercepat tahap awal, namun tetap diperlukan uji coba laboratorium dan klinis di dunia nyata untuk memastikan efektivitas dan keamanan terapi.
Ada juga kekhawatiran bahwa penggunaan AI dalam penemuan obat bisa memperbesar jurang antara negara maju dan berkembang jika akses terhadap teknologi tidak diatur secara adil.
Namun SandboxAQ meyakinkan bahwa mereka akan terus berkolaborasi dengan lembaga regulator dan komunitas medis internasional untuk memastikan standar etika dan ilmiah tetap dijaga.
Masa Depan Pengobatan Ada di Sini
SandboxAQ menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dan data sintetis bukan sekadar buzzword teknologi — mereka kini menjadi senjata utama dalam misi menyelamatkan nyawa. Jika berhasil, pendekatan ini bukan hanya akan mempercepat penemuan obat, tapi juga mendemokratisasi akses terhadap pengobatan di seluruh dunia.
Dengan dukungan teknologi dari Nvidia dan nilai kolaborasi terbuka yang diusung, SandboxAQ sedang meletakkan fondasi untuk masa depan di mana penyakit-penyakit mematikan bisa ditangani lebih cepat, lebih murah, dan lebih manusiawi.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.