Serangan Siber Terhadap Nobitex Iran Sucikan Dana Rp1,3 Triliun

Platform exchange crypto terbesar di Iran, Nobitex, menjadi sasaran serangan siber besar-besaran yang mengakibatkan pencucian dana hingga Rp1,3 triliun. Investigasi menunjukkan adanya pemanfaatan layanan mixer untuk menghilangkan jejak digital dana curian.

CRYPTOEXCHANGE

6/19/20252 min read

Serangan Siber Terhadap Nobitex Iran Sucikan Dana Rp1,3 Triliun | NuntiaNews
Serangan Siber Terhadap Nobitex Iran Sucikan Dana Rp1,3 Triliun | NuntiaNews

Dunia crypto kembali diguncang oleh kabar mengejutkan dari Timur Tengah. Nobitex, bursa crypto terbesar di Iran, dikonfirmasi menjadi korban serangan siber berskala besar yang mengakibatkan hilangnya aset digital senilai lebih dari Rp1,3 triliun (sekitar Rp83 juta USD). Serangan ini menambah daftar panjang insiden keamanan yang menimpa sektor keuangan terdesentralisasi global tahun ini.

Nobitex, yang selama ini menjadi pemain dominan di pasar crypto Iran dengan volume transaksi harian mencapai miliaran rupiah, mengungkapkan bahwa peretasan ini memanfaatkan celah keamanan pada sistem internal penyimpanan hot wallet. Akibatnya, aset pengguna berhasil dialihkan ke beberapa dompet anonim secara cepat dan terorganisir.

Mekanisme Serangan yang Rapi dan Terstruktur

Menurut firma keamanan blockchain CertiK, peretas berhasil mencuri aset dalam berbagai bentuk, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan stablecoin. Setelah dana berhasil diambil, pelaku memanfaatkan layanan mixing crypto seperti Tornado Cash dan Wasabi Wallet untuk memutus jejak transaksi di blockchain.

“Ini bukan aksi amatir. Kami melihat pola serangan yang sangat sistematis, yang menunjukkan keterlibatan kelompok siber profesional,” ujar juru bicara CertiK dalam pernyataannya.

Lebih dari 65% dana curian telah berhasil dicuci melalui protokol DeFi anonim hanya dalam waktu kurang dari 48 jam, menyulitkan otoritas global untuk menelusuri pelaku. Sebagian besar dana berakhir di dompet yang telah di-blacklist oleh beberapa bursa internasional.

Tanggapan Nobitex dan Pemerintah Iran

Dalam pernyataan resminya, Nobitex menyatakan bahwa pihaknya sedang bekerja sama dengan penegak hukum Iran, termasuk Cyber Police (FATA), dan meminta dukungan dari Interpol serta sejumlah perusahaan analis blockchain.

“Kami sangat menyesalkan insiden ini dan menjamin bahwa dana pengguna akan dikembalikan penuh. Keamanan akan menjadi prioritas utama kami ke depan,” tulis Nobitex dalam blog resminya.

Sementara itu, pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan keras, menyebut insiden ini sebagai "serangan terhadap kedaulatan ekonomi digital nasional". Iran, yang sejak beberapa tahun terakhir cukup terbuka terhadap penggunaan crypto, kini tengah meninjau ulang regulasi dan prosedur keamanan semua platform crypto lokal.

Dampak pada Industri Crypto Regional

Iran merupakan salah satu negara dengan adopsi crypto yang tumbuh pesat, terutama karena sanksi ekonomi internasional yang membatasi akses ke sistem perbankan global. Nobitex sendiri memainkan peran penting dalam memfasilitasi transaksi crypto sebagai pengganti dolar AS di pasar domestik.

Insiden ini menjadi pukulan telak bagi kepercayaan publik terhadap sistem keamanan platform crypto lokal. Banyak pengguna Iran dilaporkan mulai menarik aset mereka dan memindahkannya ke platform asing, meskipun dibatasi oleh sanksi dan kendala jaringan.

“Peretasan ini bisa mendorong migrasi besar-besaran aset digital Iran ke luar negeri, atau bahkan meningkatkan aktivitas OTC (over the counter) yang tidak teregulasi,” kata pakar blockchain asal Turki, Dr. Ozan Akyürek.

Pelajaran Bagi Dunia Crypto

Kasus Nobitex sekali lagi menegaskan bahwa industri crypto, meski bersifat terdesentralisasi dan tahan sensor, tetap rawan terhadap kelemahan sistem keamanan pada level platform centralized exchange (CEX). Banyak pihak menyerukan perlunya audit keamanan berkala, penggunaan cold wallet, serta penerapan teknologi multi-sig dan smart contract yang lebih transparan.

Kesimpulan

Insiden peretasan terhadap Nobitex tidak hanya mencoreng reputasi crypto di Iran, tapi juga menjadi alarm bagi semua pelaku industri global. Ketika nilai aset digital semakin besar dan menjadi instrumen keuangan utama di berbagai negara, perlindungan terhadap sistem dan pengguna tidak lagi bisa ditunda.

Serangan siber ini menyapu Rp1,3 triliun dalam sekejap — dan dunia kini menanti apakah platform seperti Nobitex bisa bangkit, atau justru memicu krisis kepercayaan yang lebih luas.

Berita Lainnya