Siri Apple Tertinggal: AI Suara Baru Lebih Canggih, WWDC Terancam Antiklimaks?

Menjelang WWDC 2025, kabar kurang sedap datang dari Apple: tim AI internal kesulitan memperbarui Siri dengan teknologi terbaru berbasis model bahasa besar (LLM). Sementara Google dan Amazon semakin mengesankan dengan AI suara alami, Siri masih berkutat pada keterbatasan lama. Apa penyebabnya, dan apa dampaknya bagi reputasi Apple?

AITEKNOLOGI

6/9/20253 min read

Siri Apple Tertinggal: AI Suara Baru Lebih Canggih, WWDC Terancam Antiklimaks? | NuntiaNews
Siri Apple Tertinggal: AI Suara Baru Lebih Canggih, WWDC Terancam Antiklimaks? | NuntiaNews

Sebuah laporan internal yang bocor ke publik menyebutkan bahwa Apple tengah menghadapi krisis pengembangan AI suara. Lebih spesifik lagi, asisten digital Siri masih jauh dari kata siap untuk diluncurkan sebagai AI suara berbasis model bahasa besar (LLM)—format yang kini menjadi standar baru sejak munculnya ChatGPT, Claude, Gemini, dan Alexa generasi terbaru.

Meski Apple telah mengumumkan fitur-fitur Apple Intelligence sejak 2024 lalu, laporan dari tim pengembangan menunjukkan Siri belum mampu menjawab atau berdialog dengan fleksibilitas, konteks, dan ekspresi seperti para pesaingnya.

Siri Masih “Kaku”, AI Lain Sudah “Cerdas”

Salah satu hambatan utama adalah arsitektur lama Siri yang tidak dibangun dari awal untuk integrasi LLM. Sumber dari internal menyebut:

“Siri dibangun seperti teka-teki lama—potongan per potongan—sulit untuk dijadikan sistem AI utuh. Tidak ada satu fondasi besar yang bisa langsung ditingkatkan.”

Sementara itu, Google Assistant Gemini, Amazon Alexa dengan Titan, dan bahkan ChatGPT Voice Mode terbaru menawarkan pengalaman AI suara yang bisa:

  • Menyimak nada emosi

  • Merespons secara improvisatif

  • Mengingat konteks dari percakapan sebelumnya

  • Bersuara hampir seperti manusia sungguhan (bahkan dalam bentuk karakter suara kustom)

Perbandingan Siri vs Kompetitor (2025)

Asisten AITeknologi DasarGaya ResponsKelebihan UtamaSiri (Apple)Hybrid rules + MLFormal & terbatasTerintegrasi iOSGemini (Google)Gemini 1.5 ProNatural, kontekstualMulti-modal + real-timeAlexa (Amazon)Titan LLM + EchoEmosional & adaptifDukungan ekosistem rumahChatGPT (OpenAI)GPT‑4.5 Voice ModeRealistis & ekspresifSuara nyaris manusia

Apple Ketinggalan Investasi AI Suara?

Meskipun Apple punya sumber daya luar biasa (kas perusahaan > Rp 4.000 triliun), mereka tidak agresif mengakuisisi atau berinvestasi dalam perusahaan AI suara seperti yang dilakukan Google (DeepMind), Microsoft (OpenAI), dan Amazon (Anthropic).

Apple tampaknya mencoba membangun “semuanya sendiri”—tetapi model tertutup ini memperlambat inovasi. Beberapa investor bahkan mulai khawatir WWDC tahun ini akan terasa "antiklimaks" tanpa lompatan besar pada Siri.

ChatGPT & Gemini: Ancaman Nyata

Salah satu pukulan besar datang dari demo ChatGPT Voice Mode bulan lalu. Dalam video demo yang viral, ChatGPT bisa:

  • Membacakan cerita anak dengan intonasi seperti narator dongeng

  • Membalas pertanyaan teknis dengan suara tenang dan realistis

  • Berperan menjadi karakter virtual dalam simulasi percakapan

Tak hanya itu, Google pun telah menyematkan Gemini 1.5 ke dalam Google Assistant dan Android, membuat pengguna bisa bercakap-cakap sepanjang hari—dari navigasi, diskusi resep, hingga pembelajaran bahasa.

Apple, sebaliknya, belum memperkenalkan Siri yang bisa berbicara penuh dengan nada alami, atau merespons secara multi-peran seperti itu.

WWDC 2025: Harapan atau Kekhawatiran?

Konferensi WWDC 2025 yang dimulai minggu ini seharusnya menjadi panggung besar bagi Apple memperkenalkan “Siri Baru”. Namun bocoran dari dalam tim AI menyebut bahwa:

  • Demo publik belum siap sepenuhnya

  • Siri versi baru masih terlalu sering salah mengerti perintah

  • Belum ada model voice output sekelas ChatGPT Voice

Artinya, bisa jadi Apple hanya memberikan “teaser” kecil, bukan peluncuran penuh.

Strategi Selanjutnya: Fokus atau Akuisisi?

Apple punya dua jalan ke depan:

  1. Fokus pada integrasi lokal & privasi
    Siri bisa tetap unggul dengan offline voice control, privasi maksimal, dan keamanan data.
    Namun ini membatasi kompleksitas interaksi.

  2. Akuisisi startup AI suara
    Apple bisa membeli atau bermitra dengan startup AI yang sudah punya model suara siap pakai, seperti ElevenLabs, Play.ht, atau Rewind.ai.
    Namun ini akan mengubah filosofi “in-house development” yang selama ini mereka jaga.

Sementara itu, China Bergerak Cepat

Tak hanya AS dan Eropa, perusahaan China seperti iFlytek, DeepSeek, dan Xiaomi AI Voice juga membuat lompatan besar. DeepSeek baru-baru ini merilis AI asisten rumah tangga yang bisa memahami perintah dalam bahasa daerah dan menyesuaikan nada suara dengan suasana hati penggunanya.

Risiko Reputasi: Siri Jadi Meme?

Dalam budaya pop, Siri mulai ditertawakan sebagai asisten digital yang lambat dan kikuk. Banyak pengguna di media sosial menyebutnya:

“Bingung kalau kita ngomong agak cepat.”
“Cuma paham 2 kata—langsung buka Safari.”
“Asisten paling polite, tapi paling nggak bantu.”

Jika Apple gagal menyulap Siri dalam waktu dekat, bukan hanya teknologinya yang tertinggal—citra brand-nya juga bisa terkena imbas.

Apakah Siri Bisa Bangkit?

Apple masih punya kesempatan. Mereka terkenal sebagai slow mover yang kemudian menjadi market shaper. Tetapi di dunia AI, kecepatan adalah segalanya. Jika Siri tetap seperti sekarang, pengguna mungkin beralih ke asisten pihak ketiga—bahkan di perangkat Apple sendiri.

Dengan WWDC tinggal hitungan hari, dunia menanti: Apakah Apple bisa membawa keajaiban AI ke suara Siri? Atau justru membiarkan momentum ini dicuri oleh Google, Microsoft, dan bahkan startup kecil?

Berita Lainnya