Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Stablecoin Dorong Lonjakan Permintaan Surat Utang AS
Stablecoin seperti USDT dan USDC makin mendominasi pasar keuangan global, mendorong lonjakan permintaan terhadap surat utang negara Amerika Serikat. Fenomena ini menandakan pergeseran besar di sektor keuangan global, di mana aset digital berperan langsung dalam pasar uang konvensional.
CRYPTOALTCOINS
6/26/20252 min read


Jakarta, 26 Juni 2025 — Dunia keuangan kini tengah menyaksikan fenomena menarik: permintaan terhadap surat utang Amerika Serikat (US Treasury) melonjak signifikan, dan penyebab utamanya bukan hanya investor institusi konvensional, melainkan... stablecoin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) membutuhkan cadangan aset riil untuk menjaga kestabilannya terhadap nilai tukar dolar AS. Karena itu, penerbit stablecoin harus menyimpan cadangan dalam bentuk aset likuid dan aman—terutama surat utang AS bertenor pendek (Treasury bill).
Kini, dengan kapitalisasi pasar stablecoin yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp3.000 triliun, permintaan terhadap surat utang AS pun ikut melonjak drastis.
Stablecoin: Jembatan antara Dunia Crypto dan Dunia Nyata
Stablecoin pada dasarnya adalah aset digital yang nilainya dipatok ke mata uang fiat, biasanya dolar AS. Tidak seperti Bitcoin atau Ethereum yang volatil, stablecoin lebih stabil dan banyak digunakan untuk:
Trading antar platform
Menyimpan nilai di pasar crypto
Pembayaran lintas negara secara instan
Agar dapat menjaga kestabilan tersebut, perusahaan seperti Tether dan Circle menyimpan cadangan mereka dalam bentuk aset yang aman—dan pilihan utamanya adalah US Treasury Bills (T-Bills) karena memiliki risiko rendah dan bisa dicairkan kapan saja.
Menurut data dari The Block dan Bloomberg (25 Juni 2025), setidaknya 70–80% cadangan stablecoin utama berbentuk T-Bills. Akibatnya, penerbit stablecoin menjadi salah satu pembeli terbesar di pasar obligasi jangka pendek.
Angka Permintaan Meningkat Tajam
Peningkatan permintaan ini bukan sekadar teori. Beberapa data utama menunjukkan:
Cadangan USDT per Mei 2025 terdiri dari 83,6% T-Bills dan repo reverse.
Circle (USDC) menyimpan lebih dari Rp1.050 triliun dalam bentuk Treasury.
Total eksposur stablecoin terhadap surat utang AS diperkirakan mencapai lebih dari Rp3.200 triliun secara global.
Fenomena ini menggeser dinamika pasar keuangan: kini, bukan hanya lembaga keuangan tradisional yang menggerakkan pasar obligasi, tetapi juga perusahaan crypto yang beroperasi secara digital dan global.
Implikasi Ekonomi & Geopolitik
Peningkatan permintaan ini membawa dampak besar, baik dari segi ekonomi maupun geopolitik:
Penguatan Posisi Dolar AS
Stablecoin memperkuat dominasi dolar di pasar digital global.
Dalam praktiknya, stablecoin berbasis dolar digunakan di berbagai negara—termasuk yang memiliki mata uang lemah.
Stabilitas Pasar Obligasi
Permintaan dari stablecoin menciptakan likuiditas tambahan di pasar obligasi.
Namun juga menimbulkan kekhawatiran tentang konsentrasi risiko jika terjadi tekanan sistemik pada pasar crypto.
Perhatian Regulator
Lembaga seperti SEC dan Federal Reserve mulai memberi perhatian serius terhadap peran stablecoin sebagai aktor baru dalam sistem moneter.
Beberapa pihak menyerukan transparansi penuh dari penerbit stablecoin atas aset cadangannya.
Komentar Para Ahli
“Kita melihat integrasi keuangan digital yang tak bisa dihindari. Stablecoin bukan sekadar alat transaksi di crypto, tapi kini punya peran nyata dalam perekonomian global.”
— Prof. Lisa Tran, Ekonom Pasar Global, Yale University
“Permintaan dari stablecoin menciptakan permintaan buatan yang membuat yield Treasury tetap rendah meskipun suku bunga naik.”
— Ben Carter, Analis Obligasi, Barclays
Apa Dampaknya bagi Investor Retail?
Bagi investor retail, tren ini membuka peluang sekaligus peringatan:
✅ Peluang:
Kepercayaan terhadap stablecoin meningkat, membuatnya makin relevan sebagai alat simpan dan transfer nilai.
Adopsi lebih luas berarti lebih banyak pilihan instrumen keuangan digital yang aman dan efisien.
⚠️ Risiko:
Ketergantungan pada T-Bills bisa menjadi masalah jika yield berubah drastis atau terjadi guncangan pasar.
Masih terbatasnya regulasi membuat investor tetap perlu berhati-hati terhadap proyek stablecoin yang belum terverifikasi penuh.
Kesimpulan: Dunia Baru, Dinamika Baru
Stablecoin telah menjelma menjadi aktor keuangan global yang serius. Dengan miliaran rupiah cadangan dalam bentuk surat utang AS, mereka bukan hanya jembatan antara crypto dan fiat—tapi juga penggerak utama pasar obligasi dunia.
Seiring meningkatnya adopsi dan regulasi yang lebih matang, stabilitas dan pengaruh stablecoin diprediksi akan terus tumbuh. Bagi pelaku pasar dan investor, ini adalah sinyal bahwa masa depan keuangan akan semakin terkoneksi: antara aset digital dan instrumen keuangan tradisional.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.