Strategy Guncang Pasar Crypto dengan Penambahan 15.333 Bitcoin

Strategy kembali membuat gebrakan dengan menambah 15.333 Bitcoin ke portofolionya pada 29 April 2025, meningkatkan total kepemilikan menjadi lebih dari Rp832 triliun. Langkah ini memperkuat posisi mereka sebagai raksasa Bitcoin institusional

CRYPTOINVESTASIBITCOIN

4/29/20253 min read

Strategy Guncang Pasar Crypto dengan Penambahan 15.333 Bitcoin | NuntiaNews
Strategy Guncang Pasar Crypto dengan Penambahan 15.333 Bitcoin | NuntiaNews

Pada 29 April 2025, dunia Crypto kembali dikejutkan oleh langkah berani Strategy, perusahaan intelijen bisnis yang kini identik dengan investasi Bitcoin. Dalam pengumuman terbaru, Strategy mengonfirmasi pembelian tambahan sebanyak 15.333 Bitcoin, menjadikan total kepemilikan mereka mencapai nilai lebih dari Rp832 triliun (dengan kurs Rp16.000 per USD). Keputusan ini tidak hanya memperkuat posisi Strategy sebagai pemegang Bitcoin korporasi terbesar di dunia, tetapi juga mengirimkan sinyal kuat kepada pasar bahwa adopsi institusional terhadap aset digital ini masih berjalan kencang.

Fakta Cepat: Dengan pembelian terbaru ini, Strategy kini memiliki lebih dari 300.000 Bitcoin, mewakili sekitar 1,5% dari total pasokan Bitcoin yang akan pernah ada. Ini menjadikan mereka salah satu entitas non-pemerintah terbesar yang memegang aset Crypto ini.

Langkah Strategy ini terjadi di tengah pasar Crypto yang sedang bergairah. Pada 28 April 2025, kapitalisasi pasar Crypto global melonjak 0,61%, mendekati Rp48.000 triliun, didorong oleh penguatan harga Bitcoin dan altcoin di sektor kecerdasan buatan. Bitcoin sendiri diperdagangkan di kisaran Rp960 juta per koin, mencerminkan optimisme investor terhadap aset ini sebagai penyimpan nilai jangka panjang. Namun, apa yang mendorong Strategy untuk terus menggandakan taruhannya pada Bitcoin, bahkan ketika pasar masih diwarnai volatilitas?

Strategy jadikan Bitcoin sebagai Aset Treasury

Sejak Agustus 2020, Strategy, di bawah kepemimpinan CEO Michael Saylor, telah menjadikan Bitcoin sebagai bagian inti dari strategi keuangan mereka. Saylor, yang dikenal sebagai salah satu pendukung Bitcoin paling vokal, percaya bahwa Bitcoin adalah "emas digital" yang mampu melindungi nilai aset perusahaan dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Strategy telah secara konsisten mengalokasikan sebagian besar cadangan kas mereka untuk membeli Bitcoin, sering kali menggunakan kombinasi dana internal dan pinjaman.

Pembelian terbaru senilai Rp245 miliar ini didanai melalui penerbitan saham baru dan arus kas operasional perusahaan. Menariknya, Strategy tidak hanya membeli Bitcoin, tetapi juga memanfaatkan kenaikan harga aset ini untuk memperkuat neraca keuangan mereka. Sejak mengadopsi strategi Bitcoin, harga saham Strategy (MSTR) telah melonjak lebih dari 400%, menjadikannya salah satu saham dengan performa terbaik di Nasdaq.

Baca juga Berita Crypto Lainnya DISINI

Namun, strategi ini bukannya tanpa risiko. Kritikus berpendapat bahwa Strategy terlalu bergantung pada Bitcoin, yang dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Jika harga Bitcoin anjlok, nilai aset perusahaan bisa terpukul keras. Meski demikian, Saylor tetap optimistis, menyatakan bahwa Bitcoin adalah "aset terbaik untuk generasi ini" dan bahwa kepemilikan jangka panjang akan menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Dampak pada Pasar Crypto

Pengumuman Strategy ini langsung memicu gelombang optimisme di pasar Crypto . Pada 29 April 2025, harga Bitcoin naik sekitar 2,5% dalam 24 jam setelah berita ini menyebar, menunjukkan bahwa tindakan institusional seperti ini masih memiliki kekuatan untuk menggerakkan pasar. Selain itu, Indeks Fear & Greed untuk Crypto melonjak ke level 62, mengindikasikan sentimen "greedy" yang kuat di kalangan investor.

Langkah Strategy juga memengaruhi persepsi terhadap adopsi institusional. Banyak perusahaan lain, seperti Tesla dan Square, telah bereksperimen dengan Bitcoin di neraca mereka, tetapi tidak ada yang seagresif Strategy. Dengan kepemilikan senilai lebih dari Rp832 triliun, Strategy kini menjadi tolok ukur bagi perusahaan lain yang mempertimbangkan untuk masuk ke ruang Crypto .

Di sisi lain, pembelian besar-besaran ini juga memicu diskusi tentang konsentrasi kepemilikan Bitcoin. Dengan Strategy dan entitas besar lainnya seperti BlackRock (melalui ETF Bitcoin) mengakumulasi jumlah besar, beberapa analis khawatir bahwa desentralisasi—salah satu prinsip inti Bitcoin—bisa terancam. Namun, pendukung seperti Saylor berargumen bahwa adopsi institusional justru akan meningkatkan legitimasi dan stabilitas Bitcoin dalam jangka panjang.

Konteks Global dan Tantangan ke Depan

Pembelian Strategy terjadi di tengah dinamika ekonomi global yang kompleks. Ketegangan perdagangan antara AS dan China, yang menyebabkan Indeks Dolar AS (DXY) turun ke level terendah sejak April 2022, telah mendorong investor untuk mencari aset alternatif seperti Bitcoin. Selain itu, kebijakan moneter yang longgar di beberapa negara, ditambah dengan kekhawatiran inflasi, membuat Bitcoin semakin menarik sebagai lindung nilai.

Baca juga Berita Edukasi Lainnya DISINI

Namun, pasar Crypto tidak kebal terhadap risiko. Regulasi yang semakin ketat, terutama di AS dan Uni Eropa, bisa membatasi pertumbuhan adopsi institusional. Selain itu, volatilitas harga Bitcoin tetap menjadi tantangan bagi perusahaan seperti Strategy, yang harus menyeimbangkan kebutuhan likuiditas dengan strategi investasi jangka panjang mereka.

Mengapa Ini Penting bagi Investor?

Bagi investor Crypto , langkah Strategy adalah sinyal bullish yang kuat. Ini menunjukkan bahwa pemain institusional besar masih percaya pada potensi Bitcoin, bahkan di tengah ketidakpastian pasar. Bagi investor ritel, ini juga menjadi pengingat untuk tetap berhati-hati. Pasar Crypto tetap sangat fluktuatif, dan keputusan investasi harus didasarkan pada riset mendalam serta manajemen risiko yang baik.

Untuk komunitas Crypto di Indonesia, berita ini menegaskan bahwa Bitcoin bukan lagi sekadar spekulasi, tetapi aset yang semakin diterima oleh entitas besar. Dengan nilai kepemilikan Strategy yang kini melebihi Rp832 triliun, ini adalah pengingat bahwa Crypto telah menjadi bagian dari lanskap keuangan global.

Baca juga Berita Menarik Lainnya DISINI

Kesimpulan

Pembelian 15.333 Bitcoin oleh Strategy pada 29 April 2025 bukan hanya sekadar transaksi; ini adalah pernyataan tentang masa depan keuangan. Dengan total kepemilikan senilai lebih dari Rp832 triliun, Strategy telah menetapkan standar baru untuk adopsi institusional Bitcoin. Meski penuh risiko, strategi mereka menunjukkan keyakinan yang tak tergoyahkan pada potensi "emas digital" ini.

Apakah ini akan memicu gelombang baru investasi institusional? Ataukah pasar akan menghadapi tantangan baru dari regulasi dan volatilitas? Satu hal yang pasti: Strategy telah mengukir namanya sebagai pelopor dalam revolusi Crypto , dan dunia sedang memperhatikan.

Sumber: CoinDesk, melalui posting di X, 29 April 2025.

Peringatan: Pasar Crypto sangat fluktuatif. Selalu lakukan riset sendiri dan gunakan dana yang siap untuk risiko tinggi.

Berita Lainnya