Sepak Bola | MAKRO EKONOMI | TEKNOLOGI | AI dan robot | Crypto | EDUKASI
Taiwan Batasi Ekspor Teknologi ke China: Huawei dan SMIC Kena Dampaknya
Taiwan memperketat kontrol ekspor ke China dengan memasukkan Huawei dan SMIC dalam daftar hitam. Langkah ini mempertegas posisi Taiwan dalam geopolitik teknologi global, sejalan dengan kebijakan keamanan Amerika Serikat dan perlombaan supremasi AI.
AITEKNOLOGI
6/16/20252 min read


Dalam langkah strategis yang menggemparkan pasar teknologi global, pemerintah Taiwan resmi menambahkan dua raksasa teknologi asal China, Huawei dan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation), ke dalam daftar kontrol ekspor nasional. Kebijakan baru ini melarang perusahaan-perusahaan Taiwan untuk mengekspor perangkat keras, komponen semikonduktor, dan teknologi AI tingkat lanjut ke kedua perusahaan tersebut tanpa izin khusus.
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari ketegangan geopolitik yang terus meningkat antara blok negara-negara demokratis dan China, khususnya dalam perlombaan penguasaan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi semikonduktor.
Langkah Tegas untuk Keamanan Nasional
Kementerian Ekonomi Taiwan menyatakan bahwa keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan keamanan nasional dan kepentingan strategis jangka panjang. “Kami harus memastikan bahwa teknologi tingkat tinggi yang dikembangkan di Taiwan tidak digunakan oleh aktor negara yang dapat membahayakan stabilitas kawasan atau digunakan untuk tujuan militer,” kata perwakilan kementerian dalam pernyataan resmi.
Penambahan Huawei dan SMIC ke daftar hitam ekspor ini sejalan dengan langkah-langkah serupa yang dilakukan Amerika Serikat sejak beberapa tahun terakhir. Taiwan, sebagai salah satu pemain kunci dalam rantai pasok semikonduktor global — termasuk markas besar TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) — kini memainkan peran penting dalam membentuk kembali peta kekuatan teknologi global.
Dampak terhadap Industri dan Rantai Pasok
Meskipun Huawei dan SMIC telah berupaya membangun ketahanan mandiri terhadap sanksi teknologi dengan mengembangkan chip dalam negeri, Taiwan tetap menjadi mata rantai penting yang sulit digantikan. Teknologi manufaktur chip, perangkat pengujian, serta perangkat lunak desain yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan semikonduktor tetap bergantung pada lisensi dan komponen dari Taiwan.
Kebijakan ini berpotensi menghambat ambisi China untuk memproduksi chip canggih secara mandiri dan mempercepat pengembangan AI militer maupun sipil.
Menurut analis dari TrendForce, keputusan Taiwan dapat mengganggu rencana Huawei dalam memproduksi chipset Kirin generasi baru dan menghambat lini produksi SMIC yang masih tergantung pada peralatan fabrikasi tertentu dari Taiwan. “Ini bukan hanya langkah administratif biasa. Ini adalah sinyal politik dan ekonomi yang sangat kuat dari Taiwan kepada dunia,” ujar analis utama mereka, Irene Chen.
Respon China dan Ketegangan Regional
Pemerintah China langsung merespons dengan pernyataan keras, menuduh Taiwan “menjadi pion dalam perang teknologi Amerika.” Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa tindakan ini "tidak akan dibiarkan begitu saja" dan menyebutnya sebagai bentuk provokasi terhadap prinsip "Satu China."
Namun, banyak pengamat internasional melihat bahwa langkah Taiwan lebih bersifat defensif ketimbang ofensif. Dalam beberapa tahun terakhir, Taiwan telah menghadapi peningkatan tekanan militer dan diplomatik dari China, dan penguatan kontrol teknologi ini menjadi salah satu cara Taiwan mempertahankan ruang strategisnya.
Dukungan Amerika Serikat dan Negara Barat
Langkah Taiwan mendapat dukungan eksplisit dari Amerika Serikat dan negara-negara G7 yang baru-baru ini menyatakan kekhawatiran tentang penggunaan teknologi AI oleh rezim otoriter. Dalam pernyataan bersama, pemerintah AS menyebut kebijakan Taiwan sebagai “langkah penting dalam menjaga keamanan rantai pasok teknologi global yang bebas dan terbuka.”
“Ketika teknologi digunakan untuk menindas kebebasan dan memperkuat otoritarianisme, maka kita semua berkepentingan untuk bertindak,” ujar Gina Raimondo, Menteri Perdagangan AS.
Imbas Terhadap Kompetisi AI Global
Langkah ini juga berdampak besar terhadap peta kekuatan dalam persaingan kecerdasan buatan global. Huawei dan SMIC selama ini menjadi tulang punggung pengembangan AI berbasis hardware di China. Dengan terhambatnya akses mereka terhadap teknologi dari Taiwan, percepatan pengembangan model AI lokal yang bersaing dengan OpenAI, Google DeepMind, atau Anthropic bisa melambat.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan AI di Barat diperkirakan akan memanfaatkan momen ini untuk memperkuat posisi mereka, termasuk dengan menjalin kerja sama lebih erat dengan Taiwan sebagai mitra strategis.
Taiwan di Pusat Geopolitik Teknologi
Langkah Taiwan bukan hanya keputusan ekonomi — ini adalah deklarasi strategis dalam dunia yang semakin ditentukan oleh kekuatan teknologi. Dengan memperketat kontrol ekspor terhadap China, Taiwan menegaskan posisinya sebagai benteng demokrasi digital di Asia dan sebagai penjaga gerbang teknologi semikonduktor dunia.
Dengan latar belakang meningkatnya ketegangan geopolitik dan pentingnya AI dalam perekonomian masa depan, kebijakan ini berpotensi menjadi titik balik dalam arah pengembangan teknologi global — dan Taiwan kini berdiri di pusatnya.
Berita Lainnya
NuntiaNews
Informasi terbaru tentang Teknologi terbaru seperti AI, Crypto dan Robot, Makro Ekonomi serta Edukasi
HALAMAN
Analisis
© 2025 NuntiaNews. All rights reserved.