Trump Canangkan “AI Action Day”: Paket Keputusan Eksekutif untuk Dorong Pusat Data AI

Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan serangkaian Executive Order pada acara bertajuk “AI Action Day” (23 Juli 2025). Paket kebijakan ini menargetkan percepatan izin lahan federal, deregulasi jaringan listrik, dan insentif pajak—demi melipatgandakan pembangunan pusat data AI dan menyaingi ekspansi China di sektor kecerdasan buatan.

AIPROYEKTOKOH

6/29/20253 min read

Trump Canangkan “AI Action Day”: Paket Keputusan Eksekutif untuk Dorong Pusat Data AI | NuntiaNews
Trump Canangkan “AI Action Day”: Paket Keputusan Eksekutif untuk Dorong Pusat Data AI | NuntiaNews

Washington D.C., 28 Juni 2025 — Dalam langkah dramatis yang mencerminkan ambisinya untuk merebut kembali Gedung Putih, Donald Trump mengumumkan rencana “AI Action Day”—gelombang keputusan eksekutif yang siap diterbitkan bila ia menang Pemilu November. Dokumen kebijakan setebal 32 halaman, bocor ke media dan dikonfirmasi oleh tim kampanye, menyoroti tiga pilar utama:

  1. Percepatan perizinan pusat data AI

  2. Reformasi infrastruktur energi & jaringan listrik

  3. Insentif fiskal untuk produksi perangkat keras AI di dalam negeri

Paket ini digadang‑gadang sebagai “New Deal untuk AI”, sekaligus respons terhadap percepatan investasi China dan Uni Eropa di sektor serupa.

1 • Percepatan Izin Pusat Data AI

“Birokrasi menahan inovasi. Kita akan memangkas proses perizinan federal dari 24 bulan menjadi 90 hari,” tulis draf perintah pertama.

  • Fast‑Track Permitting — Pusat data yang memenuhi standar efisiensi energi (PUE ≤ 1,2) otomatis mendapatkan jalur cepat Environmental Impact Statement (EIS).

  • Federal Land Lease — Departemen Dalam Negeri diwajibkan menawarkan 50.000 hektare lahan federal untuk “AI campus” dengan tarif sewa 50 % di bawah harga pasar.

  • Red Team/Green Team — Tim ahli lintas lembaga akan memproses persetujuan lingkungan secara paralel, memotong duplikasi dokumen NEPA.

2 • Reformasi Energi & Grid

Trump berniat memanfaatkan surplus gas alam dan memodernisasi grid guna mengakomodasi pusat data yang haus listrik:

  • Permit America’s Power — Keputusan Eksekutif yang memaksa FERC memprioritaskan sambungan transmisi proyek data center AI sebelum proyek energi terbarukan asing.

  • Section 45Q Turbo — Kredit pajak penangkapan karbon diperluas untuk genset gas alam yang memasok energi langsung ke kampus AI, mengurangi emisi hingga 70 %.

  • SMR in a Box — Program percontohan reaktor modular kecil (SMR) 300 MW—dijuluki “Trump Towers of Energy”—akan diuji di Texas dan Arizona, memotong ketergantungan pada grid konvensional.

Menurut analis UBS, kebijakan ini dapat “menambah 30 GW kapasitas listrik AI” dalam lima tahun, cukup untuk melatih ratusan model GPT‑kelas “triliun parameter”.

3 • Insentif Fiskal & Manufaktur Dalam Negeri

  • 100 % Depreciation in Year 1 — Perusahaan yang membangun atau memperluas pabrik GPU, ASIC, atau modul AI di AS dapat menghapus seluruh belanja modal pada tahun pajak pertama.

  • AI G.I. Bill — Kredit pendidikan senilai Rp320 juta per orang bagi veteran yang mengikuti bootcamp AI dan ditempatkan di data center di daerah pedesaan.

  • Buy American AI — Badan federal wajib menggunakan perangkat keras AI buatan dalam negeri apabila harganya tidak lebih mahal 10 % dibanding produk impor.

Reaksi Pasar & Politik

  • Industri Teknologi menyambut positif. Nvidia dan AMD naik 1–2 % pra‑perdagangan, sementara NextEra Energy—pemenang utama infrastruktur transmisi—melonjak 3 %.

  • Partai Demokrat mengecam rencana “peningkatan emisi dan subsidi fosil terselubung”, menyebutnya “Greenwashing AI”.

  • Serikat Pekerja : AFL‑CIO menuntut jaminan “upah layak” bagi pekerja konstruksi dan operator pusat data agar bonus pajak tidak hanya menguntungkan korporasi raksasa.

  • Wall Street : JP Morgan memperkirakan total paket stimulus bisa mencapai Rp1.500 triliun selama empat tahun, “setara CHIPS Act 2.0 khusus AI”.

Tantangan & Pertanyaan Kunci

  • Keamanan Grid
    Pusat data AI yang terpusat berpotensi menciptakan “koridor beban” baru. Ini memerlukan investasi besar pada infrastruktur transmisi—diperkirakan mencapai Rp480 triliun.

  • Dampak Lingkungan
    Penggunaan gas alam dan pengembangan reaktor modular kecil (SMR) memicu kritik dari kelompok lingkungan, dengan kemungkinan gugatan hukum di pengadilan federal.

  • Beban Anggaran Negara
    Insentif fiskal berskala besar dapat memangkas penerimaan pajak hingga Rp280 triliun per tahun. Implementasi penuh kebijakan ini mungkin memerlukan persetujuan dari Kongres AS.

  • Persaingan Global
    Potensi tuduhan dari China atau Uni Eropa terhadap AS karena memberikan subsidi tidak adil pada sektor AI, yang bisa memicu sengketa di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Implikasi bagi Indonesia & Asia Tenggara

  • Pergeseran Rantai Pasok – Rencana ini mendorong pulang‑pabrik (reshoring) sebagian produksi GPU dan server; pemasok komponen di Asia Tenggara perlu diversifikasi pasar.

  • Pelajaran Kebijakan – Indonesia bisa mencontoh “fast‑track permitting” untuk Kawasan Ekonomi Khusus data center di Batam dan Ibu Kota Nusantara.

  • Kesempatan Energi – Ledakan permintaan LNG AS‑Asia dapat menguntungkan eksportir gas Indonesia, khususnya blok Masela.

Kutipan Kunci

“Ini seperti Interstate Highway Act tahun 1956, tapi untuk superkomputer AI,” — Larry Kudlow, mantan penasihat ekonomi Trump.

“Mempercepat IZIN bagus; mem‐fast‑track polusi buruk,” — Sen. Alexandria Ocasio‑Cortez, menentang rencana SMR.

Kesimpulan

Dengan “AI Action Day”, Donald Trump ingin mengukir warisan baru: Amerika Serikat sebagai surge-capital pusat data AI terbesar di dunia. Dukungan fiskal jumbo, deregulasi energi, dan strategi Made in USA siap mengundang investasi—namun memicu debat iklim, fiskal, dan persaingan global.

Apakah kebijakan ini akan melahirkan gelombang inovasi, atau sekadar perlombaan subsidi yang mahal? Jawabannya bergantung pada — siapa yang memenangkan kursi Oval Office dan seberapa cepat industri dapat memanfaatkan “Zaman Emas Infrastruktur AI”.

Berita Lainnya